Karena sebuah kecelakaan, Arumi terpaksa menjadi istri kedua dari seorang Malik Al Rasyid juga menjadi ibu bagi Attar, putranya Malik.
Lantas apakah Arumi akan terus bertahan menjadi istri kedua Malik atau memilih untuk meninggalkannya setelah istri pertama Malik kembali juga setelah Arumi mengetahui fakta jika ia telah salah paham terhadap seseorang di masa lalu ?
Yuk ikuti ceritanya Arumi (spin of Bukan Surgaku)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malik Al Rasyid
" Tuan... Apa anda yakin akan menikahi Nona Arumi ? " tanya Omar setelah Arumi dan kedua orang tuanya meninggalkan ruang perawatan Malik.
Malik menatap sang anak yang tertidur lelap di ranjang anak yang berada di samping ranjangnya.
" Entahlah, aku hanya berharap yang aku lakukan ini benar, Mar " jawab Malik sambil mengembuskan nafasnya.
" Maksud anda, Tuan ? "
Omar mengerutkan keningnya. Ia sama sekali tak bisa menyelami pikiran Tuannya itu. Selama ini Malik selalu membentengi diri dari wanita-wanita yang mengelilinginya. Ia selalu bertahan dengan keyakinannya bahwa ia hanya akan memiliki satu orang istri saja, yaitu Alea.
Alea Lawrence, seorang model cantik yang dikenal Malik saat ia menjadi brand ambassador produk yang dikeluarkan perusahaan Malik.
Meskipun belum lama mengenal Alea, namun karena suatu hal Malik langsung meminang Alea menjadi istrinya. Alea tentu saja tak menolak. Hanya wanita bodoh saja yang menolak seorang Malik Al Rasyid. Pria berusia 32 tahun yang tampan dan mapan. Tak hanya good looking, tapi juga good rekening. Siapapun tentu ingin menjadi ratu di hati Malik Al Rasyid. Dan Alealah, wanita yang berhasil menduduki tahta di hati Malik.
Keluarga besar Malik sebenarnya menolak hubungan Malik dan Alea dikarenakan sikap dan latar belakangnya. Namun, karena Malik merupakan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga Al Rasyid, maka mereka akhirnya menyetujui hubungan keduanya demi penerus keluarga.
Awal pernikahan, Malik masih memperbolehkan Alea untuk berkarir. Akan tetapi pada saat Alea dinyatakan hamil, maka Malik melarang sang istri untuk terjun ke dunia modelling yang telah membesarkan namanya. Bahkan setelah melahirkan pun, Alea masih belum diperbolehkan berkecimpung kembali.
Merawat anak bukanlah passion Alea. Oleh karena itu, sejak bayinya lahir, Attar lebih banyak ditemani oleh pengasuhnya. Sementara Alea, sibuk dengan teman-teman sosialitanya. Berbelanja atau sekedar kumpul dan jalan-jalan bersama. Walaupun begitu, Malik tak keberatan selama Alea tidak meninggalkan mereka.
Malik memang pernah memperbolehkan Alea untuk kembali berkarir setelah Attar besar. Malik berharap Alea mengubah keinginannya seiring berjalannya waktu demi melihat pertumbuhan dan perkembangan Attar. Rupanya Alea tak pernah berubah, ia terus berharap kembali ke dunianya itu tanpa peduli kepada Malik dan Attar.
Malik pikir semuanya hancur saat mendapati Alea meninggalkannya. Ia kehilangan istri dan Attar kehilangan ibu.
Tapi, saat melihat Attar yang tengah bersama Arumi, ia melihat ada asa baru dalam hidupnya. Malik tak pernah melihat Attar sebahagia itu saat bersama Alea. Dengan Arumi, Attar terlihat sangat dekat padahal mereka baru saja bertemu. Bahkan Attar nampak tak ingin berpisah dari Arumi.
Darimana Malik mengetahuinya ? Tentu saja karena tadi Malik diantar oleh Omar ke kamar Arumi. Awalnya ia ingin membawa Attar bersamanya. Dari luar ruangan saja Malik bisa mendengar gelak tawa suara Attar begitu renyah saat bermain bersama Arumi.
Malik mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia melihat dari balik pintu yang sedikit terbuka kebersamaan Arumi dan kedua orang tuanya bersama Attar. Mereka terlihat begitu tulus menyayangi Attar.
Malik pun meminta Omar untuk membawanya kembali ke ruangannya.
Karena hal itulah, Malik akhirnya mencari cara untuk membuat Arumi bersamanya. Tak peduli jika ia harus memaksakan kehendaknya seperti tadi.
" Tuan... Jika anda menikahi Nona Arumi, lalu bagaimana dengan Nyonya Alea ? " tanya Omar membuyarkan lamunan Malik.
" Biarkan saja dia menikmati hidupnya saat ini. Aku akan membuatnya menyesal telah pergi tanpa ijinku " jawab Malik.
" Apakah anda akan menjadikan Nona Arumi sebagai alat balas dendam anda ? " Omar bertanya dengan hati-hati.
Jujur saja, Omar sedikit tak rela saat tadi sang Tuan mengatakan keinginannya. Karena menurut pengamatan Omar, Arumi tidak seharusnya diperlakukan sebagai pelampiasan. Tapi, ia pun tak bisa menolak keinginan sang Tuan.
" Ck... Apa pedulimu ? Apa jangan-jangan kau menyukainya ? " selidik Malik mengangkat sebelah alisnya.
Omar menelan salivanya susah payah. Ditodong dengan pertanyaan seperti itu mana mungkin ia berani mengakui perasaannya apalagi harus bersaing dengan sang Tuan.
" Saya... Saya hanya merasa kasihan kepada Nona Arumi. Saya rasa dia gadis yang baik, tidak seharusnya dia dijadikan alat... "
" Aku tahu itu. Sejak melihatnya tadi, aku rasa akupun tertarik dengan gadis itu " sela Malik dengan jujur.
Glek
Omar kembali menelan salivanya. Perasaannya harus dikubur secepat ini, padahal baru saja lahir.
" Sudahlah, sebaiknya kau siapkan segalanya untuk pernikahan kami besok. Ah, satu lagi tolong kau cari tahu segala sesuatu tentang Arumi. Setidaknya, aku harus mengenal wanita yang akan menjadi istriku ! " titah Malik yang segera dilaksanakan oleh Omar.
Sepeninggal Omar, Malik kembali mengingat kejadian sebelum bertemu dengan orang tua Arumi.
Dengan menggunakan kursi roda yang didorong oleh Omar, Malik bermaksud untuk menemui Attar yang berada di ruang perawatan Arumi.
Saat itu, Arumi tengah menyuapi Attar dengan telaten dan Malik bisa melihat sang anak terlihat sangat antusias saat bersama gadis muda itu.
Malik terus memperhatikan dari balik jendela yang sedikit terbuka. Ia ingin melihat bagaimana sikap Arumi kepada Attar dan ternyata Arumi begitu tulus merawat Attar.
" Waah... Makanannya sudah habis. Satu ciuman buat anak pinter " sorak Arumi saat Attar menghabiskan makanannya lantas mendaratkan ciuman di pipi bocah tampan itu.
Attar tertawa lalu balas menciumi pipi Arumi tak hanya sekali, tetapi berkali-kali bocah tampan itu mencium pipi Arumi yang kanan dan kiri membuat Arumi terkekeh karena pipinya kini basah akibat sisa makanan yang menempel di mulut Attar.
Hati Malik menghangat melihat kedekatan Arumi dan Attar. Arumi memperlakukan Attar sangat baik bahkan jauh lebih baik dibandingkan perlakuan Alea yang nota bene merupakan ibu kandung Attar sendiri.
Omar bergerak untuk membuka pintu, namun dengan segera Malik menahan.
" Tidak perlu masuk ! Dari sini saja aku bisa melihat jika Attar baik-baik saja dan berada di tangan orang yang tepat " seru Malik tanpa mengalihkan pandangannya ke dalam ruangan tersebut.
Dengan patuh, Omar mengikuti permintaan Malik. Sesekali ia pun mencuri pandang ke dalam ruangan dari luar jendela.
" Kita kembali ke kamar ! Nanti tolong kau panggil kedua orang tua gadis itu ke kamarku ! " titah Malik lagi.
" Baik, Tuan " jawab Omar, kemudian membawa sang Tuan kembali ke kamar perawatannya.
Bermacam pikiran berseliweran di benak Malik setelah ia kembali ke kamar perawatannya. Harus Malik akui, ada rasa yang menyelinap ke dalam hatinya kala melihat Arumi tadi. Gadis cantik yang tengah bersama aang anak.
Astaga... Mana mungkin aku tertarik dengan gadis itu ?
Batin Malik terus berperang dengan pemikirannya sendiri. Tapi tak bisa dipungkiri jika ada rasa berbeda.
Aku akan membuatnya berada disampingku untuk memastikan perasaanku ini. Tapi, sebelumnya aku harus membuatnya terikat kepadaku lebih dulu !
wah gak terasa sudah happy Ending semua, bakalan kangen sama keuwuan mereka semua.
Terima kasih kak , karya kakak bagus banget, dapat menemani aktifitas ku sehari2 selama ini /Pray//Heart//Kiss//Kiss/
Ditunggu lanjutan cerita Nura, thor 🤗
Tinggal dijaga dengan baik spy sehat2 selalu