Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 08.
Siang berganti malam, matahari terbenam, di ganti oleh terbitnya bulan. Suara binatang malam pun mulai terdengar.
Angin sepoy sepoy berhembus pelan , seolah olah membelai tubuh setiap insan.
Hasan membaringkan tubuhnya di atas ranjang, ia hendak beristirahat sejenak, setelah seharian bekerja. Ia mencoba memejamkan matanya, namun pikirannya tidak bisa diam, lamunannya berkeliaran ke sana ke mari. Di benaknya teringat pada seorang gadis yang ia dambakan. Gadis itu tiada lain hanyalah Herna seorang.
Hasan berusaha untuk menenangkan batinnya, namun tetap aja tidak bisa.bi dalam hatinya ia berkata " kalau begini terus aku akan tersiksa, masa aku harus kalah dengan semua ini.setelah lama berpikir Hasan pun memutuskan untuk main ke rumah Herna.
Sementara di rumah Herna sedang berkumpul semua anggota keluarganya, mereka baru saja pulang dari rumah saudaranya yang habis hajatan pernikahan. Suasana pun ramai penuh dengan canda dan tawa.
Di tengah canda dan tawa tiba tiba HP Herna berdering, ternyata Fitri menelponnya."halo her lagi di mana?, Herna menjawab aku lagi di rumah, lalu Fitri bertanya lagi bolehkah aku menginap di rumahmu? Boleh jawab Herna.
Tak lama kemudian Fitri pun datang.
Sementara itu pada waktu yang bersamaan Rudi sedang siap siap untuk berangkat ke rumah Herna. Ia di temani oleh salah satu bodyguardnya yang bernama Johan.
Rudi dan Johan berangkat dengan menggunakan sepeda motor RX king. di tengah perjalanan mereka terlebih dahulu mampir di sebuah mini market untuk berbelanja makanan ringan dan kue untuk oleh oleh bagi keluarga Herna.
Demikian juga dengan Hasan, sebelum sampai di rumah Herna ia terlebih dahulu mampir di warung, untuk membeli makanan kecil ,kopi dan juga rokok.
Kira kira jam delapan malam sampailah Rudi dan Johan di rumah Herna. Suasana di rumah sedang ramai berkumpul anggota keluarganya.
" Assalamu Alaikum" Rudi mengucapkan salam, lalu di jawab "wa Alaikum salam " jawab yang ada di depan rumah. Rudi pun di persilahkan masuk.
Setelah di dalam rumah Rudi berkata " selamat malam oh dan Tante sambil mengulurkan tangan hendak bersalaman. Ayah dan ibu Herna pun menyambutnya dengan hangat. Herna Nya ada tante?" tanya Rudi kembali. " ada" jawab ibunya, lalu ibunya mempersilahkan Rudi untuk duduk di atas kursi.
Sementara Herna dan Fitri mengintip dari balik pintu. Fitri berkata "her itu Arjuna datang". Herna hanya melirik dengan pandangan sedikit penasaran, lalu ia berkata " oh si ganteng, sama siapa yah?" Fitri pun menjawab dia hanya berdua , mungkin itu asistennya kali. Hihihi Herna dan Fitri pun tertawa dengan suara yang pelan.
" Herna , her ada aa Rudi ni keluar dong" mendengar panggilan ibunya Herna dan Fitri pun ke luar dari kamarnya.
Rudi menyerahkan sebuah kantong plastik yang berisi belanjaan,lalu ia berkata" om,Tante ini ada sedikit oleh oleh, maaf ngga banyak". Ibu Herna segera menerima sebuah plastik yang di serahkan Rudi,lalu berkata terima kasih nak Rudi dari oleh olehnya.
"her jangan diam aja, cepat suguhkan minum buat a Rudi" perintah ibunya. Herna pergi ke dapur untuk membikin kopi, tak lama kemudian Herna pun kembali dengan menyuguhkan kopi dan makanan ringan. "silahkan di minum a" kata Herna dengan suara lembut dan agak serak serak basah.rudi pun menatap Herna dengan pandangan yang tajam dari atas ke bawah. ",nak Rudi om dan Tante pamit dulu yah dah ngantuk mau istirahat" ibunya berkata dengan suara datar. Rudi hanya menganggukkan kepalanya.
Lima menit berlalu Rudi mulai membuka pembicaraan "her apa kabar? Padahal baru kemarin saya kesini tapi rasanya kaya sudah lama banget" sambil melemparkan sebuah senyuman. Herna pun menjawab sambil menundukkan wajahnya "baik a". Herna sepertinya kehabisan kata,lidahnya tak bisa di gerakan karena ia merasa kagum dengan ketampanan Rudi yang begitu memikat di hatinya.
Rayuan demi rayuan Rudi lontarkan dengan kata kata yang lembut, sedangkan Fitri dan Hasan hanya menjadi saksi bagi mereka berdua.
Sementara itu di halaman rumah Hasan berdiri seorang diri, ia menatap ke arah dalam bagian rumahnya. Hasan tadinya tidak mengira bahwa Rudi akan datang pada saat yang bersamaan.
Sementara itu dari dalam rumah Fitri melihat Hasan sedang berdiri,lalu ia berbisik pada Herna"her ada pujaanmu tu". Herna melirik ke arah halaman rumah ternyata benar saja Hasan sedang berdiri sambil memegang sebuah bungkusan.
Fitri melangkah ke luar menghampiri Hasan, lalu ia mengajaknya untuk bergabung di dalam rumah.
Pada awalnya Hasan merasa sedikit malu dan enggan bergabung, namun Fitri segera memegang tangannya untuk masuk ke dalam rumah.
Setelah mengetahui siapa yang datang,Rudi pun mulai merasa gundah gulana, ia merasa terganggu. pandangannya tajam dengan dengan ekspresi sedikit marah bercampur kecewa.
Dengan terpaksa Rudi mempersilahkan Hasan untuk duduk.
Hasan menyerahkan sebuah bungkusan kecil kepada Herna, Herna pun menerimanya dengan sedikit senyuman. Melihat hal itu di hati Rudi mulai merasa cemburu pada Herna,namun ia berusaha menutupinya.
Obrolan pun di mulai canda tawa saling berganti menambah kehangatan suasana. Saking asiknya tak terasa waktu pun berlalu.
Sekitar jam sebelas malam Herna pun kelihatan sudah mulai ngantuk,demikian juga dengan Fitri. Melihat hal tersebut Hasan pun ijin pamit karena ia pun menyadari besok pagi harus masuk kerja.
Namun di sisi lain Rudi menyimpan rasa kecewa pada Hasan, karena sudah dua kali ia selalu menggangunya.
Hasan berjalan sendirian di tengah gelapnya malam, ia menyusuri jalan desa yang aspalnya sudah banyak yang rusak ,sehingga ia harus pintar memilih jangan sampai terjerumus ke dalam lubang.
Sementara dari arah belakang,Rudi menyusul dari belakang .
Di tengah perjalanan Hasan di Pepet dengan sepeda motornya oleh Rudi,Hasan pun merasa kaget, ternyata sikap Rudi sangat jauh beda dengan kelakuannya di depan Herna.
Rudi melontarkan kata kata yang sangat kasar pada Hasan " hei hasan minggir lu, dah tahu ada motor lu diam aja di tengah jalan, lu pengen mampus yah, dasar orang miskin,anjing lu".
Mendengar hal itu Hasan menjadi terbawa emosi, namun ia cepat cepat berusaha menguasai dirinya agar tetap tenang. Hasan hanya diam.
Dengan melihat Hasan seperti itu sepertinya tidak mengurangi sipat sombong Rudi, malahan ia berpikir ingin sekali mencelakai Hasan.
Johan tidak tinggal diam tanpa di perintah ia lalu menendang perut Hasan. Hasan pun jatuh.
Belum juga Hasan sempat bangun, Rudi turun dari motornya lalu meraih kerah baju Hasan sambil mengancamnya " awas yah kalau gua lihat elu lagi besok main di rumah Herna, apa lagi elu rebut Herna dari gua, lihat aja akibatnya akan gua habisin elu, bila perlu gua bikin mati elu,kamu tidak sadar dengan siapa kamu berhadapan, ni gua kenalin anak camat anak pejabat, anak orang kaya, duitnya banyak,lu ga bakalan mampu bersaing dengan gua, ngerti ngga lu! ":Rudi memukul wajah Hasan tiga kali, sedangkan Johan menendangnya berkali kali.
Dengan rasa sakit di badan dan kepala, Hasan pun jatuh pingsan di pinggir jalan. Melihat hal tersebut Rudi dan Johan pun segera kabur meninggalkan Hasan.