Samuel adalah seorang mantan atlet bela diri profesional, selain itu ia juga bekerja paruh waktu sebagai kurir makanan, namun semuanya berubah saat kiamat zombie yang belum di ketahui muncul dari mana asalnya membawa bencana bagi kota kota di dunia.
Akankah Samuel bertahan dari kiamat itu dan menemukan petunjuk asal usul dari mana datangnya zombie zombie tersebut?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cahaya redup di balik kegelapan
Kesadaran Samuel perlahan-lahan mulai menurun, bersamaan dengan terbesitnya pecahan-pecahan kecil di masa lalunya yang penuh misteri.
"Anak pintar ... Samuel... Ayah bangga padamu !" ucap seorang lelaki menggunakan seragam putih dalam ingatannya, lalu perlahan-lahan meredup dalam kegelapan.
"Samuel... Hari ini ulang tahunmu yang pertama, ibu akan buatkan kue untuk merayakannya bersama ayahmu nanti, anak pintar jangan kemana mana ya !" ujar seorang perempuan dalam kenangan masalalunya.
[Tiiiiinnnnn...! Brakkk!!!" ] bunyi klakson berasal dari arah mobil truk yang menabrak Samuel di masalalu
"Maaf tuan... Sepertinya anak anda sudah tak bisa tertolong !" ucap seorang dokter yang saat itu tengah memberitahu kepada ayah Samuel di masa lalu, dengan perlahan ingatan itu meredup kembali dalam kegelapan
"Ayah...ibu..."
"Aku ingat, sejak kecil dulu seharusnya aku sudah mati tertabrak truk... Aku heran, kenapa aku masih hidup sampai sekarang?" Ucap Samuel di alam bawah sadarnya dengan kegelapan mengelilingi sekitar.
"Hidup...?! Tidak...ini adalah akhir dari hidupku yang sebenarnya !"
Samuel semakin larut dalam kegelapan yang menyelimuti dirinya, ia sadar kalau ajalnya mungkin sudah hampir menyentuhnya.
Bersamaan dengan jantungnya yang melemah,namun beberapa saat kemudian samuel melihat setitik cahaya di kejauhan memanggilnya dalam kegelapan luas di alam bawah sadarnya
"Cahaya apa itu?!" Gumamnya , cahaya itu sedikit memberi terang di sekitarnya.
"Samuel... Samuel !" terdengar suara dari cahaya tersebut terus memanggil namanya seolah menyemangatinya untuk tidak kalah dan termakan dengan kegelapan di sekelilingnya.
"Apa...siapa disana...kenapa cahaya itu memanggil namaku?" ucapnya menoleh kepada cahaya misterius yang semakin dekat dan semakin jelas suaranya "Ugh...sakit...tubuhku seperti di guncang oleh sesuatu !"
Kesadaran Samuel perlahan mulai kembali, cahaya tersebut mulai dekat di dalam kegelapan yang menyelimuti, begitupun suaranya yang mulai semakin jelas memanggil namanya.
Samuel membuka matanya secara perlahan, rasa sakit dan nyeri mulai kembali ia rasakan di tubuhnya.
"Samuel... Akhirnya kau sadar !" Ucap seseorang dalam kesadaran yang perlahan membaik, pandangan Samuel masih buram namun terlihat wajah seseorang yang masih remang remang.
Sedikit demi sedikit mulai terlihat garis wajah dan postur tubuh seorang wanita cantik dengan rambut pirang, saat pandangan Samuel mulai jelas, ternyata wanita itu dalah kamari yang sedang memangku kepala Samuel di atas pahanya yang dingin berselimut armor baja.
Samuel tersontak dengan wajah memerah, dengan cepat ia mengambil posisi duduk tegap dan ekspresinya terkejut sekaligus malu.
"Ka...kamari ?!" ucapnya terkejut melihat kamari yang telah menyadarkan-nya."Dimana aku?!" sambung Samuel celingak-celinguk memperhatikan sekitar.
"Syukurlah kau sudah sadar Samuel... Bagaimana kondisimu sekarang?!" ucap kamari sekaligus bertanya kepada Samuel yang telah siuman.
Entah kenapa saat kamari menanyakan kondisinya tiba tiba Sakit yang tadinya hilang dalam sekejap mulai kembali terasa, rasa perih menggerogoti sekujur tubuhnya. Ia mengernyitkan wajahnya merasakan perih sekaligus sakit di area luka di tubuhnya.
"sial... regenerasi ku melambat !" Batin Samuel bergumam sambil merasakan sesuatu yang menahan regenerasinya.
Samuel terdiam sejenak lalu menoleh ke arah kamari "Dengan siapa kau kemari?!" tanya Samuel pandangannya dengan cepat beralih menatap kamari.
belum sempat kamari menjawab pertanyaan Samuel, tiba tiba dari jarak yang sedikit jauh darinya terdengar suara seseorang yang tak asing bagi Samuel.
"Kau sudah sadar sialan?!" Teriak seorang lelaki tinggi besar membawa palu gada berduri lengkap dengan tamengnya.
Samuel mengalihkan pandangan ke asal suara tersebut, ia melihat seorang lelaki yang ternyata adalah Darius yang sedang berlari ke arah Samuel.
"Darius... Ternyata itu kau ya" jawab samuel dalam lorong yang gelap dan minim dengan cahaya.
Samuel seketika teringat tentang pertarungannya melawan makhluk mutasi di lorong utama, perasaan penasaran bercampur lega mulai menyelimutinya, ia pun bertanya pada Darius yang perlahan mulai mendekat lalu berdiri di sebelahnya.
"Hei Darius... Bagaimana makhluk mutasi itu?!" ujar samuel bertanya kepada Darius yang sepertinya sudah melakukan suatu hal untuk menahan makhluk mutasi tersebut.
"Dasar idiot...! Untuk apa kau bertanya kabar tentang makhluk busuk itu ! Seharusnya kau bersyukur sudah di selamatkan !" Jawab Darius dengan penuh kesalah fahaman yang membuat Samuel dan kamari hanya bisa menghela nafas panjang akan sifatnya.
"Sudahlah... Lupakan !" Balas Samuel dengan wajah datarnya menggambarkan bahwa percuma saja ia bertanya pada Darius.
Kamari yang mengerti dengan apa yang di maksud Samuel menjawab pertanyaannya "Darius mengajakku untuk menolongmu, ia khawatir karena suasana yang tadinya penuh suara dentuman menjadi sunyi secara tiba tiba ! Lalu sesampainya di lorong utama, kami menemukan dirimu yang hampir di makan oleh makhluk mutasi itu !" ucap kamari menjelaskan pada Samuel "Lalu aku menusuk makhluk itu dari belakang hingga ia terkejut dan tak sengaja melepaskan lilitannya darimu, Darius dengan cepat membawa tubuhmu yang tak sadarkan diri berlari menjauh dari jangkauan makhluk tersebut, namun makhluk itu memiliki regenerasi..." saat kamari belum selesai menjelaskan tiba tiba teriakan yang nyaring terdengar dari makhluk mutasi yang berada di kejauhan menandakan peringatan kepada mereka bertiga untuk tetap waspada.
Kamari,Darius dan Samuel seketika tersentak dan menoleh secara bersamaan ke sumber suara yang berasal hanya sedikit jauh dari lorong dimana posisi mereka berada.
"Ayo kita ke lorong sempit tempat Bob dan yang lainnya bersembunyi !" Ucap kamari sambil berdiri bersiap meninggalkan tempat tersebut.
Samuel dan Darius mengangguk setuju untuk pergi dari tempat tersebut, namun saat Samuel mencoba berdiri rasa sakitnya semakin menjadi, luka luka di sekujur tubuhnya yang belum sepenuhnya beregenerasi kembali robek karena satu gerakan kecil tersebut.
Dengan reflek, Darius segera melepaskan palu gada berduri dan tamengnya lalu menggendong Samuel di punggungnya dan mengambil kedua senjata tersebut kembali.
"Ayo kamari...!" ajak Darius yang menyadari tak ada waktu untuk beristirahat sedikitpun karena suara teriakan makhluk mutasi itu semakin mendekat ke arah mereka.
Kamari mengangguk setuju dan mereka pun berlari menjauh dari tempat tersebut dengan Samuel di pundak besar Darius.
"Tunggu... Kecepatan makhluk itu sangat di luar nalar ! ia akan segera menyusul kita !" ucap Samuel memperingati mereka walaupun keadaannya sedang tak berdaya, Samuel sadar bahwa satu petunjuk kecil saja bisa memberi peluang kepada mereka bertiga untuk selamat.
Namun Darius dan kamari hanya tersenyum kecil seolah telah merencanakan sesuatu.
"Tenang saja... Kami sudah menyiapkan perangkap di sepanjang jalur lorong tersebut ! lagi pula ia juga tidak bisa terbang kan" jawab Darius menyeringai dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa perangkap itu akan bekerja.
Di kejauhan di sisi lain lorong yang kali ini di penuhi cahaya yang bersumber dari banyak botol berjajar di tengah jalan, seolah memberi petunjuk kemana perginya Darius dan kawan kawanya kepada makhluk tersebut, terlihat makhluk itu tengah berlari di sepanjang lorong dengan kecepatan yang luar biasa. Dengan tak sengaja ia menjatuhkan sebuah botol bersumbu yang di selimuti cahaya api kecil yang memicu ledakkan dari botol botol lain di sepanjang jalan, dengan sekejap kobaran api pun bermunculan yang menghalangi langkah makhluk tersebut.
Terdengar jeritan keras penuh kebencian dari makhluk yang terjebak dalam kobaran api.