Clara seorang gadis cantik yang ingin menuntut balas atas kematian keluarga nya ,yang di lakukan oleh sahabat ayah nya sendiri dan untuk melancarkan aksi nya dia mendekati anak bungsu dari pembunuh itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Riko yang dia kenal dulu sangat baik dan lemah lembut tidak seperti sekarang ini,yang sangat kasar dan arogan
Livia sudah sering mencoba untuk bunuh diri tapi selalu saja gagal ,dan dia mendapat kan ancaman dari Riko apabila dia melarikan diri atau pun mencoba mengulangi untuk bunuh diri .
Dan ancaman itu tidak hanya hisapan jempol biasa karena dia sudah melihat sendiri kekejaman Riko yang telah menembak mati calon suami nya ketika mereka hendak melaksanakan pernikahan.
Dan dirinya di culik di hari pernikahan mereka tak ada yang berani melawan kekejaman Riko dan para pengikutnya karena mereka dilindungi oleh oknum aparat setempat.
"Livia kau selalu saja membuat diri ku marah ,dan kau membuat diri ku selalu berbuat kasar kepada diri mu " ujar Riko sambil merobek robek baju Livia sehingga tak berbentuk baju lagi
" Ampun Riko maaf kan aku ,aku tidak akan mengulangi nya lagi" ujar Livia memohon ampun dengan wajah sangat ketakutan
Tapi Riko tidak perduli dengan Isak dan tangisan Livia pikiran nya sudah sangat kalap dan dia sangat geram dengan kata kata Livia barusan .
Dengan kasar Riko menggauli Livia dan membuat Livia menjerit kesakitan ,dan Riko sangat terkejut ketika dia melihat ada darah keluar dari sela sela paha gadis itu
" Darah ? Darah apa ini ? " ujar nya sangat terkejut dan melihat Livia meringis kesakitan
Riko pun menjadi sangat panik melihat nya ,entah kenapa perasaan menjadi sangat takut lalu dia menelpon dokter keluarga dan kepercayaan mereka untuk datang ke ruangan bawah tanah .
" Sakiiiit" ujar Livia sambil meringis kesakitan dan memegang perut nya
Riko pun sangat khawatir melihat wajah gadis di depan nya itu yang tiba-tiba saja berubah pucat.
Tanpa pikir panjang Riko pun mengambil pakaian Livia yang memang di sediakan nya di dalam lemari yang berada di kamar itu .
Lalu Riko pun memakai kan pakaian tersebut ke tubuh Livia yang sedang terkulai lemas di tempat tidur.
****
" Tok..tok..tok.."
Pintu ruangan itu pun di ketuk dari luar ,dan dengan sigap Riko pun membuka pintu itu lalu tampak lah seorang dokter lelaki setengah baya yang di antar oleh anak buah Riko .
" Masuk " ujar Riko dingin
Dokter tua itu pun melangkah masuk dengan wajah agak ketakutan sedang kan anak buah Riko tadi hanya menunggu di luar ruangan.
" Tolong periksa gadis ini cepat ,dia meringis kesakitan dan ada darah keluar dari sela sela pahanya " ujar Riko datar
Lalu dokter tua itu pun mendekati Livia yang meringis kesakitan di atas tempat tidur ,dan dia memegang nadi dan memeriksa keadaan gadis itu .
Lalu dokter tua itu pun tersenyum dan dia pun mengambil alat suntik untuk menyuntikan cairan anti nyeri dan menghentikan pendarahan .
" Kenapa dia dokter ?kenapa anda senyum senyum sendiri ?" tanya Riko penasaran dengan wajah dingin
" Selamat tuan anda akan menjadi ayah ,jadi saya mohon anda jangan terlalu kasar kepada nona ini " ujar dokter tua itu
" Apa! kau ingin mengajari saya !" ujar Riko tidak senang sambil menarik kerah baju dokter itu .
" Bu- bukan itu maksud saya tuan nona ini hampir mengalami keguguran ,dan saya sudah menyuntikan penguat kandungan " ujar dokter itu dengan sangat ketakutan .
Lalu Riko pun melepaskan cengkraman nya dan menolak tubuh tua itu .
" Sudah sana kau pergi ,awas saja kalau sampai bocor berita ini kau pasti akan tahu akibat nya " ujar Riko mengancam
" Ti- tidak saya tidak berani tuan " ujar dokter tua itu sambil berlalu keluar dari ruangan tersebut
Setelah dokter tua itu pergi Riko pun mendekati Livia yang tertidur lelap akibat suntikan yang di beri kan oleh dokter tersebut.
" Sayang sebentar lagi aku akan menjadi ayah ,tolong jaga anak ini aku akan menikahi diri mu " ujar riko sambil mengusap rambut Livia yang sedang tertidur pulas.
Setelah itu Riko pun pergi keluar dari ruangan tersebut untuk kembali kerumahnya , karena dia ingin menjumpai ayah nya yang masih betah di dalam rumah nya
" Ada apa Riko seperti nya ada hal yang serius yang ingin kau bicarakan kepada ku" tanya Jimmy ketika Riko menjumpai ayah nya di ruangan kerjanya.
" Iya ayah ada hal penting yang ingin aku bicarakan " ujar Riko datar
" Tentang apa ? Apa tentang gadis gadis kita ,ingat Riko Minggu depan kalian harus mendapatkan gadis baru dan masih perawan dan kita juga akan melelang gadis gadis itu secara besar besaran secara langsung " ujar Jimmy sambil menatap anak nya
" Kalau itu papa tak usah khawatir anak buah ku sudah mendapatkan satu gadis belia dan dia sudah di sekap di ruangan bawah tanah " ujar Riko sambil duduk di hadapan ayah nya.
"Lalu ada keperluan apa kau menjumpai ku " tanya Jimmy sambil menghisap cerutu nya dan menghembuskan asap nya keluar
" Aku ingin menikah ayah " ujar Riko datar
" Apa !!" ujar Jimmy terkejut
" Iya ayah aku ingin menikahi Livia dia sedang mengandung anak ku " ujar Riko dingin
" Ha ..ha..ha.."
Jimmy tertawa senang mendengar sebentar lagi dia akan mempunyai penerus baru .
" Ayah setuju dengan permintaan mu tapi dengan syarat setelah acara pelelangan ini selesai " ujar Jimmy dengan wajah yang sangat senang
" Baik itu tidak masalah pa dan acara pernikahan itu akan di laksanakan di ruangan bawah tanah dan tertutup bagi siapa pun " ujar Riko menjelaskan
" Itu tidak masalah dan semua terserah pada mu " ujar Jimmy sambil mengangkat bahunya
" Dan ada satu lagi Riko bagaimana dengan pak tua itu apa dia sudah mengatakan di mana dia menyimpan aset aset penting si Alexander itu ?" tanya Jimmy ke Riko
" Belum pa , kenapa tidak kita bunuh saja dia toh perusahaan om Alex itu tetap kita yang pegang dan kita memperlakukan itu semua" ujar Riko sambil menyalakan rokoknya
" Tidak Miko aku masih memerlukan tua Bangka itu " ujar Jimmy lagi .
" Terserah papa lah" ujar Riko pasrah dan meninggalkan papa nya
***
Sedangkan di rumah sakit Miko pun meninggalkan ruangan perawatan ibu nya sebentar, karena ibu nya sudah mulai agak membaik dan dia ingin melihat kondisi nya Clara yang berada satu rumah sakit dengan mamanya
" Ma Miko tinggal sebentar ya ,Miko ingin membesuk teman Miko yang di rawat di sini" ujar Miko berpamitan kepada mamanya.
" Iya sayang mama tidak apa apa kok ,kan ada suster yang menjaga di sini " ujar mama nya Miko
Setelah itu Miko pun meninggalkan ruangan VVIP itu menuju ruangan inap Clara dan Abang angatnya
Mereka di jadikan satu ruangan atas permintaan Rendi , karena biar bisa dia menjaga Clara adik angkatnya itu.
Karena kondisi Rendi tidak lah separah kondisi Clara .
" Ceklek"
Pintu ruangan inap Clara pun terbuka lalu masuk lah Miko dengan membawakan parsel buah buahan dan di letakkan di atas meja Clara.
" Mas Miko kenapa bisa ada di sini ?" ujar Clara Terkejut
" Iya semalam saya lihat kamu di larikan ke IGD dan kebetulan mama saya di rawat juga di sini " ujar Miko
" Oh ya sakit apa mama nya mas ? "
" Biasa sakit sudah tua ? " ujar Miko berbohong
" Kamu kenapa Clara di larikan ke rumah sakit ini ? tanya Miko mencoba mengorek keterangan
" Ini aku hanya tidak hati hati aja hingga aku terluka " ujar Clara berbohong
Miko sebenarnya tahu kalau Clara keracunan akibat tusukan pisau beracun dan dia mendapat kan informasi itu dari dokter yang menangani clara