SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

Bab Satu

Gendhis yang sedang bermain dengan putri sang kakak, dikejutkan dengan kedatangan ibunya. Ibu Novi duduk di sofa yang ada di hadapan gadis itu.

"Ghendis, apakah kamu sangat menyayangi Alice?" tanya Ibu Novi.

"Pertanyaan macam apa ini, Bu? Tentu saja aku sangat menyayanginya. Tak perlu Ibu tanyakan itu," balas Ghendis.

"Jika kamu memang menyayangi Alice, menikahlah dengan Aksa. Jadilah pengganti Grace. Hanya kamu yang pantas menjadi ibu untuk ponakan kamu itu. Ibu tak percaya dengan gadis lain. Mamanya Aksa juga berpikir begitu. Kamu wanita satu-satunya yang pantas menjaga Alice dan bisa menyayanginya seperti anak sendiri," ucap Ibu Novi.

Ghendis sangat terkejut dengan permintaan ibunya itu. Walau pun dia sangat menyayangi Alice, tapi untuk menjadi ibu pengganti bagi sang ponakan itu tak pernah dia bayangkan. Apa lagi dia harus menikah dengan Aksa, kakak iparnya yang irit bicara dan juga sangat dingin.

Ghendis saja tak tahu, bagaimana bisa Grace mencintai pria seperti Aksa. Sangat irit bicara dan juga sangat dingin pada siapa pun.

"Bu, aku tak bisa. Lagi pula ibu tahu, jika aku memiliki seorang kekasih. Aku dan Dicky telah merencanakan pernikahan," jawab Ghendis.

Dia dan Dicky telah berpacaran selama lima tahun. Sejak mereka masih bersekolah. Telah merencanakan pernikahan tahun depan.

Ghendis lalu berdiri dan berjalan meninggalkan Alice dengan sang ibu. Namun, baru saja kakinya melangkah, suara bocah itu yang memanggil namanya, membuat kakinya berhenti bergerak.

"Mimi ...," panggil Alice dengan suara cadelnya. Bocah itu memang memanggil Ghendis dengan sebutan Mimi.

"Ada apa, Sayang?" tanya Ghendis dengan suara lembut. Dia memang sangat menyayangi bocah itu. Sejak bayi itu lahir, dia ikut menjaganya.

Grace, kakaknya Ghendis meninggal saat melahirkan sang putri. Sejak hari itu, dia dan sang ibu membantu Aksa menjaga putrinya.

"Ikut ...," ucap Alice dengan merentangkan kedua tangannya minta di gendong.

Ghendis menarik napas dalam dan membuangnya. Padahal saat ini perasaan dan hatinya sedang tak nyaman. Ingin menyendiri. Namun, apakah dia sanggup menolak permintaan bocah itu.

Ghendis kembali berjalan mendekati sang ponakan. Dia menggendong bocah berusia dua tahun itu. Sang bocah tertawa dalam pelukannya dan mencium pipi gadis itu berulang kali.

"Kamu lihat sendiri, Ghendis. Dia begitu menyayangi kamu. Dia juga sangat terikat denganmu. Apakah kau tega membiarkan dia dijaga oleh wanita lain? Apakah wanita itu bisa menyayangi Alice seperti kamu?" tanya Ibu.

"Bu, anggap saja aku menerimanya. Apakah Ibu yakin Mas Aksa juga bisa menerimaku? Ibu tahu sendiri jika dia sangat mencintai Mbak Grace. Tak ada yang bisa menggantikannya," ucap Ghendis.

"Aku menerima kamu sebagai ibu pengganti untuk putriku," ucap Aksa dengan suara datar.

Entah sejak kapan pria itu ada diantara mereka. Melihat Aksa, sang bocah tertawa riang.

"Papi ...," panggil Alice. Dia memberontak minta turun dan ingin di gendong pria itu. Aksa mendekati Ghendis dan meraih putrinya.

"Kamu dengar sendiri, Ghendis. Aksa setuju kamu jadi ibu untuk Alice. Apa lagi yang kamu pikirkan. Kedua orang tua Aksa juga setuju kamu menjadi menantu mereka menggantikan Grace," ucap Ibu lagi.

"Bu, aku sudah punya kekasih," jawab Ghendis dengan penuh penekanan. Dia lalu berjalan masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya. Gadis itu sedang tak ingin di ganggu.

Bukan pertama kalinya sang ibu meminta dia menikah dengan Aksa. Bagaimana mungkin dia menikah dengan pria kutup es itu. Selama lima tahun pernikahannya dengan Grace, tidak pernah dia tersenyum sekalipun dengan Ghendis.

Dia bisa tertawa riang hanya dengan almarhum sang kakak dan ibu kandungnya. Selain dia wanita itu, Aksa akan bersikap dingin.

Selain itu dia juga memiliki kekasih yang sangat dia cintai. Mereka telah merencanakan masa depan bersama.

Pintu kamar di ketuk dari luar. Ghendis yakin itu pastilah ibunya. Terdengar namanya di panggil beberapa kali. Dengan terpaksa gadis itu berjalan mendekati pintu dan membukanya.

"Ibu mau bicara!" ucap sang ibu dengan suara yang tinggi dan penuh penekanan.

Selalu saja begini. Ibu akan marah jika keinginannya tak Ghendis ikuti. Berbeda dengan almarhum Grace, ibunya tak pernah sekalipun memaksakan kehendaknya. Ibu selalu saja mengikuti apa kata kakaknya. Ibu juga akan setuju apa pun yang dikatakan sang kakak.

"Apa lagi yang ingin Ibu katakan? Masih tentang Mas Aksa? Aku sudah katakan, jika aku memiliki kekasih dan kami berencana akan menikah tahun depan," ucap Ghendis.

Dia membuka pintu itu lebar, agar ibunya bisa masuk. Ghendis berjalan menuju sofa yang ada di kamarnya.

"Ibu tak akan pernah merestui pernikahan kamu jika bukan dengan Aksa!" ucap Ibu.

Ghendis terkejut mendengar ucapan ibunya. Air mata tumpah membasahi pipinya. Kenapa dari dulu dia tak diizinkan memilih? Kenapa dia harus selalu mengikuti maunya sang ibu?

Saat mau mengambil jurusan kuliah dulu, dia juga harus mengikuti kata ibunya. Ghendis yang menyukai seni, ingin kuliah di kesenian. Namun, sang ibu memaksanya mengambil ekonomi. Dengan ancaman, dia tak akan dikuliahkan jika masih ngotot mengambil seni.

"Bu, apakah aku tak boleh memilih? Untuk masa depanku saja semua ibu atur. Kali ini saja, aku mohon Bu. Izinkan aku memilih pendamping hidupku," ucap Ghendis dengan memohon.

"Kamu tidak ada pilihan Ghendis. Apa kamu lupa, jika semua biaya hidup kita sejak ayahmu meninggal di tanggung oleh Aksa. Sebagai ucapan terima kasih, kamu bisa menikah dengannya. Apa kurangnya Aksa. Banyak wanita di luar sana yang ingin jadi istrinya. Seharusnya kamu bersyukur dia memilihmu!" ucap Ibu dengan suara yang mulai merendah dan memohon.

"Apa memang aku tak boleh memilih, Bu?" tanya Ghendis lagi.

"Jangan egois, Ghendis. Ini semua juga demi Alice. Jika dia memiliki ibu tiri, ibu takut dia tak lagi disayangi. Masa depan Alice ada ditangan mu. Kamu pasti ingat betapa sayangnya Grace denganmu, sekarang saatnya kamu membalas semua kebaikan kakakmu. Apa yang harus ibu lakukan agar kamu mau menerima Aksa. Apa ibu harus memohon dan berlutut," ucap Ibu.

Wanita itu lalu turun ke lantai dan berlutut di hadapan sang putri. Tentu saja Ghendis tak akan mau ibunya memohon. Dia lalu mendekati sang ibu, memintanya berdiri.

"Bangunlah, Bu! Jangan memohon begini," ucap Ghendis. Gadis itu meminta sang ibu berdiri, tapi tak digubris wanita itu.

"Ini akan terus begini, sampai kamu bersedia dan mau menikah dengan Aksa," ucap Ibunya.

Ghendis menarik napas dalam. Tak mungkin dia membiarkan sang ibu memohon padanya. Dia tak mau dikatakan anak durhaka. Akhirnya dengan terpaksa dia menjawab.

"Baiklah, Bu. Aku bersedia menikah dengan Mas Aksa," ucap Ghendis dengan suara lirih.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

mampir thor sllu cerita yang sama hutang budi

2024-11-20

0

Ma Malikha

Ma Malikha

ikutan baca ya mama Reniiiiii... 😍😍😍😍😍

2024-12-22

0

Bupoh

Bupoh

Benar2 pilihan yang sulit buat gendis,,,

2024-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Promo Novel Terbaru
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Bab Enam Puluh Sembilan
71 Bab Tujuh Puluh
72 Bab Tujuh Puluh Satu
73 Bab Tujuh Puluh Dua
74 Bab Tujuh Puluh Tiga
75 Bab Tujuh Puluh Empat
76 Bab Tujuh Puluh Lima
77 Bab Tujuh Puluh Enam
78 Bab Tujuh Puluh Tujuh
79 Bab Tujuh Puluh Delapan
80 Bab Tujuh Puluh Sembilan
81 Bab Delapan Puluh
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Bab Delapan Puluh Tiga
85 Bab Delapan Puluh Empat
86 Bab Delapan Puluh Lima
87 Bab Delapan Puluh Enam
88 Bab Delapan Puluh Tujuh
89 Novel ISTRI KEDUA
90 Bab Delapan Puluh Delapan
91 Bonchap
92 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Promo Novel Terbaru
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Bab Enam Puluh Sembilan
71
Bab Tujuh Puluh
72
Bab Tujuh Puluh Satu
73
Bab Tujuh Puluh Dua
74
Bab Tujuh Puluh Tiga
75
Bab Tujuh Puluh Empat
76
Bab Tujuh Puluh Lima
77
Bab Tujuh Puluh Enam
78
Bab Tujuh Puluh Tujuh
79
Bab Tujuh Puluh Delapan
80
Bab Tujuh Puluh Sembilan
81
Bab Delapan Puluh
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Bab Delapan Puluh Tiga
85
Bab Delapan Puluh Empat
86
Bab Delapan Puluh Lima
87
Bab Delapan Puluh Enam
88
Bab Delapan Puluh Tujuh
89
Novel ISTRI KEDUA
90
Bab Delapan Puluh Delapan
91
Bonchap
92
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!