Rea, wanita polos yang tidak paham soal begituan.
"Tuan, kenapa punya tuan jadi keras?"
"Astaga Rea, apa kamu belum pernah melihat yang seperti itu?" Rea menggeleng.
"Tuan kenapa buka-buka, saya malu!"
***
Kisah seorang wanita yang dijadikan sebagai penghangat ranjang majikannya dengan gaji yang mahal. Sebenarnya Rea ingin menolak, tapi mengingat jika sang ibu membutuhkan biaya untuk berobat akhirnya Rea pasrah.
Lalu bagaimana jika semakin lama Rea menggunakan perasaannya pada sang Tuan muda? Rasa cinta yang tidak seharusnya datang itu terus saja mengalir begitu deras.
Apakah Rea akan mendapatkan balasan dari Tuan Kenzo yang nyatanya memang sudah tertarik pada Rea sejak pertama kali bertemu.
Jangan lupakan jika Kenzo seorang Casanova yang sudah sangat berpengalaman dengan dunia wanita.
Simak kisah cinta rumit Kenzo dan Rea hanya di sini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ( Tugas Pertama )
Happy Reading.
Rea sedang duduk diatas ranjangnya, pikirannya kalut, sebenarnya dia tidak mau menerima tawaran Kenzo. Tetapi dia sudah menyanggupi, rasanya begitu menyesal karena terlalu gegabah mengiyakan tawaran dari Kenzo.
Apalagi dia mendengar selentingan kabar bahwa Kenzo memang suka tidur dengan pelayannya yang disukai dan itu artinya Rea adalah salah satu pelayan yang disukai oleh Kenzo, karena pria itu menawarinya pekerjaan tersebut.
Rea menghela nafas berat, dia tidak pernah tahu jika dia masuk ke dalam kandang singa. Semalam waktu meng-iyakan permintaan Tuan Kenzo, Rea masih belum bisa berpikir jernih. Tapi setelah dia keluar dari kamar majikannya itu kemudian masuk ke dalam kamarnya, Rea langsung ambruk seketika.
"Apa tadi yang ku pikirkan! Kenapa aku mengiyakan permintaan Tuan Kenzo! Rea, kenapa kamu bodoh sekali!" Rea memukul keningnya berkali-kali.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi, Rea melihat ponsel itu ada di atas meja rias, kemudian Rea berjalan untuk mengambil ponsel itu.
Sang adik menelepon, dia sangat khawatir dengan keadaan adik dan ibunya yang sudah dua hari dia tinggal ke kota.
"Halo, Mea?"
"Halo kak, bagaimana pekerjaan kakak, apakah kakak betah?"
Rea menghela nafas.
"Kalau kakak bilang tidak betah gimana?"
"Kakak pulang saja, cari kerja disini, meskipun sedikit yang penting kakak enak kerjanya."
Rea tersenyum, adiknya itu memang sangat perhatian padanya.
"Kak, ibu hari ini kontrol lagi, keadaan nya makin lemah, kata dokter kalau bisa kaki ibu harus diamp*tasi karena lukanya semakin menyebar."
Deg!
Jantung Rea berdegup kencang, sungguh rasanya dia tidak sanggup untuk mengetahui keadaan ibunya yang semakin lemah. Padahal jemari kakinya sudah diamp*tasi semuanya.
Kini dia harus mendengar kabar jika penyakit sang ibu semakin parah dan harus diamp*tasi kakinya.
"Mea, tolong jaga ibu ya, kakak akan nyari biasa untuk ibu berobat, kakak usahakan agar penyakit ibu bisa segera sembuh, kalau memang prosedurnya harus seperti itu, tidak apa-apa, kakak akan cari uang untuk biayanya."
"Kak, terima kasih, ibu sangat berharga buat kita, kakak juga,, Mea sayang kalian berdua, hiks!"
Tidak terasa air mata Rea juga ikut terjatuh, dia tidak akan pernah sanggup untuk ditinggalkan pergi oleh sang Ibu, dulu ayahnya juga pergi karena sakit. Ketika itu Rea masih duduk di bangku SMP.
"Jangan nangis Mea, kamu adik kakak yang kuat, kakak akan cari cara agar kita bisa hidup bahagia dan sehat, ibu sehat dan sembuh begitupun dengan mu, sekarang kakak menyerah kan ibu padamu sementara kakak nyari uang untuk biayanya ibu, ya?"
"Hiks, iya kak,, Mea kuat kok,, kakak hati-hati ya di sana, jaga diri, kalau bisa kakak menyempatkan diri untuk pulang."
"Iya, nanti kalau gaji kakak Uda banyak, kakak akan minta izin majikan kakak untuk pulang."
Setelah mengobrol hingga larut malam, akhirnya Mae menyudahinya karena mengantuk.
Rea juga harus bersiap untuk tidur, dia sudah bekerja sekarang. Rea tidak tahu hal apa saja yang nanti ia kerjakan.
****
Keesokan harinya.
Rea sudah bersiap di depan kamar Tuan Kenzo. Tadi Kelvin telah memberikan informasi bagaimana dia harus menjadi asisten Tuan Ken.
Tuan-nya itu harus bangun di jam 6.30 tepat. Rea harus sudah membangunkannya, membuka gorden kamar lebar-lebar agar Tuan Ken cepat bangun, karena Tuan Ken sangat tidak bisa tidur ditempat yang terang.
Setelah itu Rea harus menyiapkan pakaian kerja, dari kemeja, jas, celana, dasi dan sepatu Tuan Ken. Mungkin jam tangan juga, karena kadang Tuan Ken bingung harus memakai jam yang mana.
Rea harus profesional saat bekerja, dia harus benar-benar menjadi asisten yang patuh dan sedikit tegas. Karena kata Kelvin, terkadang Tuan Ken itu sangat keras kepala, dan Rea bertugas untuk menegurnya.
Ah, sepertinya itu bukan pekerjaan yang sulit bagi Rea, dia bisa melakukan semua itu.
Rea melihat jam dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul 6.25 dan wanita itu mengetuk pintu tiga kali. Tidak ada sahutan karena sang empunya masih pulas.
Kelvin menyarankan Rea untuk masuk dan langsung membuka gorden.
Rea berjalan ke sisi ranjang di mana Tuan Ken, pria itu mengerutkan dahinya karena silau dari matahari pagi menerpa wajahnya.
Tepat jam 6.30 Rea membangunkan Tuan-nya.
"Tuan, sudah saatnya anda bangun, dan mandi." Ujar Rea masih terdengar kaku.
Kenzo mengerjabkan matanya beberapa kali menghalau sinar. Pria itu tersenyum mendapati Rea yang berdiri di sisi ranjangnya.
"Selamat pagi, Rea!" Ah, Kenzo sedikit tertegun karena dia bisa mengingat nama asisten barunya itu.
Padahal biasanya dia harus di ingatkan lagi dan baru beberapa hari kemudian dia akan ingat.
"Selamat pagi Tuan, silahkan mandi dulu, saya akan menyiapkan pakaian untuk anda," ujar Rea.
Kenzo bangun dan berdiri di depan Rea, "aku akan mandi sebentar, kamu sudah wangi!" Kenzo menyeringai kemudian beranjak masuk ke dalam kamar mandi.
'Sial, hanya mencium wanginya saja sudah membuatku berhasrat, sepertinya Rea benar-benar membuatku gila!' gumam Kenzo.
Bersambung.
Hai, semuanya 🥰🥰 aku ada rekomendasi karya keren banget milik author Mphoon.
aku udah ikut deg 2kan...nanggung authorr..../Facepalm/