NovelToon NovelToon
Melihat Kematian Dari Cermin

Melihat Kematian Dari Cermin

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Nafisa, gadis istimewa yang terlahir dari seorang ibu yang memiliki kemampuan istimewa. Tumbuh menjadi gadis suram karena kemampuan aneh yang dimiliki.

Melihat tanda kematian lewat pantulan cermin, membuatnya enggan bercermin seumur hidupnya. Suatu ketika ia terpaksa harus berdamai dengan keadaannya sendiri, perlahan ia mulai berubah. Dengan bantuan sang sahabat, ia menolong orang-orang yang memiliki tanda kematian itu sendiri.

Simak kisah menarik Nafisa, kisah persahabatan dan cinta, juga perjuangan seorang gadis menerima takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin 29

“Kamu mau kemana Fis?” tanya Nuria begitu melihat Fisa berjalan cepat mendekati Alena, gadis itu sedang mengantar orang tuanya menuju parkiran, hendak pulang. “Fisa, jangan nekat Fis!” Nuria mengejar Fisa, dan berhasil menarik tangannya.

“Fis, jangan deh saranku. Biarin aja, itu Alena, gadis jahat yang sudah membuat Hana pergi, dia juga jahat pada semua orang, biarkan saja!”

“Nggak bisa Nuria, aku nggak peduli siapa mereka, aku terlanjur melihat tanda ini, dan aku sudah berjanji akan membantu siapapun yang memiliki tanda seperti ini. Masalahnya, tanda di kaki ayah Alena sama dengan tanda milik pak Rafan, itu berarti ayah Alena masih bisa diselamatkan.”

“Ya, aku tahu, masalahnya kamu mau apa? mau bilang sama Alena atau sama orang tuanya langsung, yang ada mereka bakal menertawakanmu!”

Fisa menghela nafas berat, ia tahu itu. Tapi melihat orang tua Alena naik kendaraan hatinya semakin berdebar, rasa ingin meledak saja jika tak bisa menghentikan mereka. Fisa berlari mendekati Alena yang berdiri mengantar kepergian sang ayah.

“Alena!” panggilnya. Gadis itu berbalik dan melihat Fisa berlari mendekat. “Alena, aku tau kamu nggak akan percaya dengan apa yang kukatakan, tapi aku mohon minta ayahmu kembali. Jangan biarkan dia pergi, cepat lakukan agar kamu tak menyesal.”

Alena mendengus, melipat kedua tangan di bawah dada, menatap dua gadis di depannya dengan tatapan meremehkan. “Apa maksud kalian, datang-datang ngomong kayak gitu? hey Fisa, bilang aja kamu senang kan lihat aku babak belur begini? kenapa? kamu juga videoin aku kayak anak-anak tadi? ya udah sih, semua juga udah tau,” jawabnya.

“Alena, aku nggak peduli dengan apa yang terjadi padamu, kamu jahat dan kamu pantas menerima itu, hanya saja orang tuamu bisa celaka jika kamu tak mencegah kepergiannya!” desak Fisa lagi, melirik kendaraan ayah Alena yang berhenti di samping gerbang sekolah, sepertinya mereka berjumpa seseorang dan berhenti untuk berbincang. “Cepat Al, mumpung mobilnya berhenti!” kekeh Fisa lagi.

“Apa sih masalahmu? mereka mau celaka atau tidak itu sama sekali tak mempengaruhiku, baguslah kalau mereka celaka setelah menghajar putrinya sendiri.”

“Kamu yakin? tapi itu ayahmu, tak mungkin kamu tak menyayanginya sama sekali,” kata Fisa lagi, disini ia bisa melihat perubahan raut wajah Alena saat ia mencoba mengusik perasaan cinta dihati untuk ayahnya.

“Lihat, matamu bergetar, kamu tak bisa berdusta Alena.”

“Alah, persetan dengan bacot kalian! pergi nggak! suasana hatiku sedang buruk, jangan mengacau!” ucapnya berlalu pergi.

Melihat ini Fisa hendak berlari mengejar Alena, tapi saat itu juga mobil ayah Alena keluar dari gerbang sekolah, ia bingung harus bagaimana lagi.

“Sudahlah Fis, kamu tau sendiri semua yang terjadi tidak bisa kita cegah, kalau memang takdir mereka celaka, maka mereka akan celaka,” bujuk Nuria.

Fisa berlutut, ucapan temannya benar, ia terlalu emosional melihat tanda kematian dua orang secara bersamaan. “Tidak, itu bukan dua, kamu lihat seorang supir kan tadi?” ucap Fisa tiba-tiba.

Nuria perlahan mengangguk, “Fis, apakah ini kecelakaan maut untuk mereka?” tanyanya dengan suara bergetar.

***

Suasana kelas XII ramai karena ketidakhadiran seorang guru mengharuskan mereka belajar mandiri, tapi sayangnya mereka justru bergunjing jamaah, membicarakan Alena yang baru saja kena marah orang tuanya.

“Kok ada ya orang tua macam itu?” bisik Haikal yang masih heran akan perilaku orang tua Alena.

“Ada lah, nah itu buktinya,” jawab Pandu. Mereka berdua geleng-geleng kepala, lalu kembali fokus dengan buku pelajaran, sementara Arjuna justru teringat kejadian di rumah Alena kala itu. Ia jadi tak tenang, ada perasaan bersalah tak bisa membantu Alena saat gadis itu benar-benar membutuhkan bantuan.

Teman-teman reflek menghentikan kegiatannya saat tiba-tiba Alena masuk kelas, gadis itu duduk di bangkunya dan mulai membaca buku. Anehnya, dua dayang-dayang yang selalu setia padanya itu terang-terangan menghindar, mereka enggan terseret dalam kasus sama. Mereka melimpahkan segala kesalahan pada Alena, mereka ingin selamat sendiri.

“Hyung, itu si indigo sama burung kan? ngapain mereka celingukan di depan kelas kita?” tanya Haikal saat melihat dua gadis adik kelas itu mengintip di balik jendela kelasnya.

“Entahlah, coba aku cek dulu,” jawab Arjuna bergegas keluar kelas.

“Naf, Nuria, apa yang kalian lakukan di sini?”

Dua gadis itu bungkam, sesekali melirik Alena di dalam kelas. Namun, di saat yang sama seorang guru berlari tergopoh, guru bernama bu Andini itu masuk kelas Arjuna dan meminta Alena ikut dengannya ke kantor. Gadis itu beranjak dari kursinya dan mengikuti sang guru.

Fisa dan Nuria yang kepo setengah mati segera mengikuti mereka, begitupun Arjuna, disusul Haikal dan Pandu yang diam-diam mengawasi mereka sejak tadi dari dalam kelas.

Di ruang guru, dengan hati-hati para guru menjelaskan bahwa mobil yang dikendarai orang tua Alena kecelakaan di jalan, saat ini orang tua Alena sedang dilarikan ke rumah sakit, sementara itu para guru meminta Alena merapikan tasnya dan mereka akan mengantar gadis itu menemui sang ayah.

Alena syok, gadis itu tak berekspresi, pandangannya kosong. Atas perintah Fisa, Arjuna berlari ke kelas untuk merapikan buku dan barang bawaan Alena yang lain, setelah itu segera mengantarnya ke kantor guru.

“Terima kasih ya anak-anak sudah bantu ambilkan tas Alena. Dan kamu Alena, ayo, ibu akan antar kamu. Yang sabar ya Nak, kita doakan orang tuamu baik-baik saja,” ucap Bu Andini.

Saat melewati Fisa dan yang lain, Alena sempat melirik gadis itu. Tatapan matanya tak lagi sesombong tadi, Fisa merasa getaran penyesalan di sana, tapi sayang Alena tak memiliki banyak waktu, harus segera ke rumah sakit.

“Fis, ini benar-benar kecelakaan maut, benar prediksimu tadi,” bisik Nuria yang tak sengaja didengar ketiga lelaki lain.

“Apa maksudmu Burung? prediksi Fisa? tunggu-tunggu, bisa kalian jelaskan?” tanya Pandu.

Melihat Fisa hanya diam, Arjuna mengambil alih untuk menjawab pertanyaan itu. “Biar aku jelaskan pada kalian, ayo kembali ke kelas. Dan kamu Nuria, bawa Fisa kembali ke kelas juga. Naf, tenang ya, istirahat saja dan jangan terlalu dipikirkan.”

Fisa hampir menangis, menatap Arjuna dengan mata memerah, “ini salahku yang tak bisa menghentikan mereka,” ucapnya.

Arjuna segera memeluknya, menenangkan gadis itu. “Bukan, ini bukan salahmu, kamu tidak salah memiliki kemampuan itu, dan kamu tidak bisa menghentikan takdir. Sudahlah, istirahat saja sekarang, nanti aku akan pergi ke kelasmu, oke?”

Fisa mengangguk samar, bersama Nuria, ia kembali ke kelasnya sendiri.

....

1
Heri Wibowo
mungkin Husein cemburu melihat anaknya dekat dengan cowok
ERiyy Alma: Biasa Kak, bapak-bapak posesif ama putrinya. 🤭
total 1 replies
ERiyy Alma
Haloha readers tercinta, mohon maaf untuk hari ini author belum bisa update karena ada acara keluarga mendadak. Insya Allah next ya... makasih 🙏
Heri Wibowo
beruntung Arjuna diasuh di dalam keluarga penyayang.
Heri Wibowo
lanjut kak
Heri Wibowo
lanjut kakak
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
takdir kematian sudah ditetapkan, tidak ada satu manusia pun bisa menghindarinya.
ERiyy Alma
Maaf ya agak telat, sudah update dari semalam sebenarnya. Tapi entahlah kenapa bisa baru muncul. 🤭🙏
Heri Wibowo
Terima kasih double update-nya kakak
ERiyy Alma: sama-sama... 😊
total 1 replies
Heri Wibowo
Alhamdulillah Ana bisa diselamatkan
ERiyy Alma
Maaf, untuk bab selanjutnya mungkin agak molor ya. Karena hari ini acara author padat sekali. Tapi, insya Allah next bisa langsung dua bab. hehe 🙏🤭
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
Heri Wibowo: oke kakak
ERiyy Alma: Tunggu ya Kak, insya Allah nanti kalau udah longgar bakal update normal, sehari 2x kayak biasa. Beberapa hari ini memang lagi ada acara, jadi padet jadwalnya. Hehe..😅🙏
total 2 replies
Werewolf hayho
Jadi itu yg bkin Alena nakal, hmz..
Heri Wibowo
dibalik kenakalan Alena di sekolah ternyata dia sering mendapatkan kekerasan dari ayahnya
Heri Wibowo
Apa mungkin Hana bisa diselamatkan ya
Heri Wibowo
Iyah gantung, lanjut kakak.
Heri Wibowo
nggak apa-apa Kak yang penting update setiap hari
ERiyy Alma: insya Allah diusahakan Kak... 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!