Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Waktu pun berganti Pagi lagi.
Pagi itu,Devita sudah bersiap untuk berangkat kerja dengan sambil mengantar adiknya kesekolahnya.
Sekarang dia sudah sampai di gerbang sekolah adiknya.
"Nanti kalau kamu sudah selesai sekolahnya,jangan lupa hubungi kakak ya,jangan lupa juga ponselnya di titipkan sama ibu guru dulu ya dek.." Ucap Devita sambil mengusap kepala adiknya.
"Baik kak,aku masuk dulu.kakak yang semangat kerjanya ya.." Ucap Dika menyalami tangan kakaknya.
"Ia..udah masuk sana,kakak juga harus segera pergi kerumah sakit.." Dika mengikuti apa yang kakaknya katakan, dia lansung masuk kedalam sekolahnya. Setelah adiknya masuk,Devita segera melajukan lagi mobilnya menuju rumah sakit tempat dia bekerja.
10 menit kemudian,Devita baru saja sampai di parkiran,dia keluar dari mobilnya dan segera masuk kedalam.
"Dokter Devita..." Panggil Dokter Hendra menghentikan langkah Devita yang mau masuk keruangannya.
"Ia Dokter Hendra,Ada apa Dok?" sahut Devita dengan bertanya.
"Ikutlah denganku.." Ucap Dokter Hendra.tampa menolak Devita lansung mengikuti langkah kaki Dokter Hendra menuju kelantai 4 rumah sakit itu.
"Dok,kenapa kita kemari Dok..?" Tanya Devita karena melihat Dokter Hendra membawanya menuju ruangan kepala rumah sakit itu.
"Nyonya Sofia ingin bertemu dengan kamu.."Jawab Dokter Hendra.
"Mau bertemu denganku,Memangnya ada apa nyonya mau menemui saya ya Dok,kok saya jadi takut.." Dokter Hendra lansung terkekeh mendengar ucapan Devita barusan.
"Kamu ini suka sekali berpikir yang bukan-bukan.kamu nggak tau,yang kamu tolong semalam itu ibundanya Nyonya sofia kepala rumah sakit ini. mungkin Nyonya mau bicara mengenai itu" Ucap Dokter Hendra membuat Devita baru mengerti dan dia mengingatkan kejadian semalam yang dia membantu menyelamatkan seorang nenek yang ternyata adalah ibu dari Nyonya sofia.
"Emm..Jadi Nenek itu,ibu dari Nyonya sofia..,beruntungnya saya masih bisa menyelamatkan nyawanya Dok,jika tidak bagaimana nasip saya Dok. kalau melihat orang kesakitan seperti itu,saya paling tidak tahan Dokter,hati saya sangat kasian sekali,sebisa mungkin saya harus nolongin mereka."Ucap Devita.
Dokter Hendra tersenyum mendengar ucapan Devita,inilah yang dia sukai dari Devita,dokter muda itu yang menurutnya sangat berhati baik sekali.
"Berarti kamu nggak tau kalau mereka itu merupakan keluarga yang sangat berpengaruh di Negara dan Kota kita ini?keluarga Anderson Willen..?"
"Nggak Dok...saya juga tidak terlalu suka mengikuti atau mencari informasi siapa keluarga yang berpengaruh di Negara bahkan kota kita ini.lagi pula saya pikir tidak terlalu penting untuk saya Dok,jujur saya orangnya tidak mengambil pusing siapa orang kaya maupun miskin di kota kita ini.." Jawab Devita tersenyum kecil membuat Dokter Hendra menatap kearah Devita tampa berkedip.
"Baiklah aku mengerti.kamu saja Kerjaannya membaca buku terus kalau selesai jadwal kamu bekerja.." Devita menatap Dokter Hendra dengan dalam hatinya bertanya-tanya,darimana Dokter Hendra mengetahui kalau dia sangat menyukai membaca buku maupun novel di waktu senggangnya.
"Tidak perlu terkejut,aku sering memergoki kamu sedang membaca, kamu lupa..?"
Devita lansung tersenyum malu mendengar ucapan Dokter Hendra barusan.
"Membaca buku hobby saya dok." Jawabnya.
"Itu lebih bagus.." tanggapan Dokter Hendra lagi.
Tidak lama mereka sampai di depan pintu ruangan kepala rumah sakit.
Tuk..tuk..Pintu di ketuk Dokter Hendra.
"Masuk.." Dokter Hendra lansung membuka pintu itu lalu membawa Devita masuk kedalam.sampai di dalam,Devita belum melihat kearah depannya karena dia terus menundukan pandangannya kebawah saat itu.Dia takut dan gugup karena ini pertama kalinya dia masuk keruangan itu,setelah 6 bulan dia kerja di rumah sakit itu.
"Devita mendekatlah kearah Nyonya sofia.."Ucap Dokter Hendra yang perlahan membuat Devita mengayungkan langkahnya mendekat kearah Meja di depannya.
Mommy Sofia tersenyum melihat tingkah Devita yang menurutnya lucu saat itu.
"Dokter Devita,leher kamu akan sakit jika terus melihat kebawah..." Canda Mommy Sofia membuat Devita pelan-pelan memberanikan dirinya menaikan pandangannya melihat kearah Mommy Sofia.
"Ny..nyonya.." Ucap Devita gugup.
"Ia,aku orang yang semalam memintamu menyelamatkan Mamyku. Terimakasih,berkat kamu mamyku berhasil di selamatkan dan sekarang dia sudah melewati masa kritisnya. Aku menyuruh kamu kemari ingin menanyakan kamu.."
Mommy mendekat kearah Devita.
"Apa yang harus aku berikan untuk kamu sebagai imbalan karena kamu sudah menolong keluarga kami.." Ucap Mamy Sofia ramah.
"Emm,Maaf Nyonya,tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Anda.sejak kecil saya bercita-cita menjadi Dokter karena tidak mau melihat orang-orang di sekitar saya kesakitan,dan ahkirnya keinginan saya terwujud menjadi seorang Dokter."
Devita menatap mata mommy Sofia.
"Sebagai seorang Dokter,sudah sepatutnya saya menolong orang yang sakit,tampa pandang bulu,saya juga orang yang sangat tidak bisa melihat seseorang menahan sakit di depan mata saya.untuk itu,saya membantu anda semalam tampa sedikit pun di hati saya berniat meminta imbalan mau pun hadiah apa pun nyonya.saya sangat iklas membantu Nyonya dan keluarga nyonya.." Ucap Devita membuat mommy Sofia sangat tersentuh dengan kata-kata yang Devita ucapkan.
"Mulia sekali hati kamu nak..,kamu membuat saya semakin tidak enak hati nak..." Ucap Mommy Sofia kemudian lansung memeluk tubuh Devita membuat Devita terkejut dan terdiam.
"Ny..nyonya.."
"Izinkan saya memeluk kamu sebentar saja,saya tidak memiliki seorang putri.." Devita mengikuti apa yang mommy Sofia katakan.Dua menit kemudian mommy Sofia baru melepaskan pelukannya.
"Terimakasih nak.." Devita menganggukan kepalanya menanggapi ucapan mommy Sofia.
"Karena kamu tidak mau menerima hadiah dari saya,jadi saya tidak akan memberi kamu hadiah tapi saya memutuskan untuk memberikan kamu bonus bulan ini."
"Tapi Nyonya__"Ucap Devita keberatan.
"Tolong jangan menolaknya.." pinta Mommy sofia dengan tulus.melihat Raut wajah mommy Sofia begitu iklasnya membuat Devita tidak tega menolaknya.
"Baiklah Nyonya,terimakasih banyak nyonya..." Ucap Devita tersenyum dalam maskernya.
"Sama-sama..." Ucap mommy Kemudian mengambil satu kantong berisikan mainan anak laki -laki lalu membawanya mendekati Devita.
"Ini untuk adik kamu..jangan menolak.." Ucap mommy.Devita belum mengambil kantong tersebut,dalam benaknya kembali bertanya,bagaimana Mommy Sofia mengetahui dia memiliki adik laki-laki.
"Saya yang mengatakan kepada Nyonya kalau kamu tingal berdua dengan adik kamu Devita." Ucap Dokter Hendra yang di angguki mommy Sofia.
"Dokter Hendra benar,Dialah yang mengatakan kepada saya...,berikan ini untuk adik kamu ya,dia pasti akan senang." Ucap mommy mengambil tangan Devita lalu menyerahkan kantong tersebut ketangan Devita.
"Mainan ini sangat mahal semua Nyonya.." Mommy tersenyum mendengar ucapan Devita.
"Tidak apa,kamu tidak perlu memikirkan harganya,saya iklas memberikan semua ini untuk adik kamu.diterima ya.." Devita bingung sekali perasaannya saat itu.
sungguh dia menolong semalam tidak pernah berpikir akan seperti ini jadinya. Devita melihat kearah mata mommy yang saat itu terus menatap kearahnya.
"Baiklah saya terima Nyonya." Begitu bahagia sekali perasaan mommy Sofia saat itu,Devita mau menerima pemberiannya.
"Terimakasih banyak Nyonya" Ucap Devita lagi yang sungguh tidak enak sebenarnya dia,sudah menerima bonus, sekarang juga di berikan mainan mahal untuk adiknya.
"Sama-sama,hanya itu saja saya katakan,maaf menganggu kerja kamu. Kamu boleh melanjutkan pekerjaan kamu lagi."
"Baik Nyonya.." Devita menundukan kepalanya memberikan hormatnya kepada mommy sofia lalu pergi dari ruangan itu bersama dengan Dokter Hendra bersamanya.
"Dokter,kenapa anda harus mengatakan kehidupan pribadi saya kepada Nyonya. Saya merasa tidak enak Dok..." Ungkap Devita saat ini mereka tengah di dalam lif menuju ruangan bawah.
"Mereka menanyakan tentang kamu, bagaimana aku memberikan informasi mengenai kamu berbohong.itu tidak mungkin Devita,kamu tau mereka bukan orang sembarangan.." Jelas Dokter Hendra yang baru membuat Devita mengerti.
"Baiklah Dokter,saya permisi keruangan saya dulu." Pamit Devita kemudian keluar duluan dari lif menuju ruangannya.