Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jika ini cinta mohon hadiah kan pada ku
Di saat Karin ingin menutup pintu dengan gerakan cepat Alfist menyelinap, menahan tubuh Karin di kukungan tubuh nya, tubuh Karin tidak bisa menghindari karena belakang nya ada pintu, di sisi nya di halangi tangan kekar Alfist, dengan pikiran cepat Karin jongkok untuk melepas diri eh Alfist pun ikutan malah makin sulit untuk lepas.
tatapan Alfist yang meminta izin, semakin mendekat, Alfist menjilat bibir manis burung kenari nya, Alfist tersenyum karena tidak ada penolakan sama sekali dari Karin, seumur hidup Karin belum pernah melihat pria yang menatap Karin seperti itu, ini pertama kali nya Karin bertemu pria yang sangat menginginkan nya. 'Kalau begini saja sudah membuat ku goyah, itu artinya aku.... asdfghjkl' bathin Karin di saat Alfist manarik pinggang Karin merapat kan tubuh nya dengan tubuh Alfist. Suhu tubuh yang di transmisikan melalui sentuhan di pipi, punggung tangan. Karin merasakan hangat aroma tubuh Alfist, terasa begitu menyenangkan. Karin memeluk balik, memegang punggung Alfist dengan kedua tangan mencekram pakaian yang di pakai Alfist, ciuman yang makin intens, mereka masih saling berciuman Alfist berdiri dengan Karin melingkar kan kakinya ke tubuh Alfist yang tentunya masih memegang erat punggung Alfist, menyandarkan Karin ke pintu dengan itu tidak ada jarak di antara mereka.
"Seperti nya kita memang di takdir kan bersama. kita akan selalu menemukan satu sama lain di mana pun kita berada, aku akan menemukan kamu dimana pun kamu berada" Karin hanya mendengar kan, Cup Cup Alfist mencium leher putih Karin "Uh.... " kasar dan terburu-buru, sentuhan tangan nya menjalar ke balik pakaian Karin di belakang. 'Kenapa tubuh ku menjadi panas....' Melihat Karin terengah-engah karena ciuman nya, "Seperti ada dewi di depan mata ku" bisik Alfist menghisap telinga Karin "Uh.... Lu pasti meledek gw" Karin gak percaya, itu pasti hanya bualan ya kali tampang ngos-ngosan seperti ini di bilang seperti dewi, dewi persik kali, "Aku mengatakan hal seperti ini untuk pertama kalinya hanya pada mu Baby" Alfist membuat tanda di leher Karin menandakan ini milik nya, mencium menyesap menggigit halus. "auh, ah emm" Mencium lagi bibir yang sedari tadi menaikan gairah yaitu erangan Karin, mencium saling berpautan, saling menghisap menyesap, "Aku mencintai mu, Baby"
Alfist melangkah ke arah tempat tidur yang berukuran besar, membaringkan Karin dengan lembut sambil saling berciuman, seperti mereka tak ingin lepas, Alfist makin mengumung erat tubuh Karin.
Tok tok "Mamah.... mama di dalam?" itu suara Marsel, "emm" Karin ingin lepas dari pangutan Alfist, ini kesempatan jangan sampai sesat lebih dalam lagi takut nya unboxing, bathin Karin "Mar.... " lagi lagi Alfist mencium lebih agresif, "Al, cu.... kup.... emm, nafas gw sulit bernafas Al" racau Karin di saat diserang ciuman Alfist,
"Pahh.... Nenek selalu bilang, kan, dan kau tahu kita tidak bisa bahagia jika terlalu serakah, semakin kau tidak berambisi maka kita akan semakin mudah bahagia, mengerti" Harus Alfist paham itu ajaran nenek nya, "Al, lepas" Karin melepas dengan sekuat tenaga.
Setelah nya Karin merapi kan diri, melihat Alfist sekilas yang tersenyum bahagia. Karin membuka pintu ceklek "Mah, apa papah mengejutkan mu, dengan tingkah laku nya?"
"Kau masih kecil tak perlu ikut campur urusan orang tua mu" ucap Alfist mendingin karena di ganggu 'Belum nikah lohh ya kita ini tapi udah ngelakuin seperti suami istri, haduhh dasar plin plan gw dasar gw bitch, sikap sama hati gak sesuai seharusnya' Bathin Karin tersenyum gamang, mau bagaimana dia juga menikmati