Diandra Veronika seorang selebriti yang cukup terkenal karena kecantikannya, di jebak oleh Sadewa Bahuwirya seorang CEO paling berkuasa yang sangat terobsesi padanya. Dimana dia harus menjadi jaminan untuk Ayahnya yang terikat hutang sangat besar pada perusahaan Dewa.
"Aku mencintaimu Dee, kamu harus menikah denganku, kamu hanya milikku!!"
~ Dewa ~
"Aku tidak sudi menikah dengan iblis sepertimu!! Kau tidak mencintaiku, kau hanya terobsesi padaku!!"
~ Diandra ~
Apa Diandra akan menerima Dewa begitu saja saat dirinya mempunyai Bryan, pria yang dia cintai??
Apa Dewa bisa sadar dengan obsesinya itu dan melepaskan Bella hidup bahagia dengan orang yang dicintainya??
Bagaimanakah akhir cerita mereka?? Ikuti terus perjalanan mereka mencari cinta sejatinya yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Benar-benar penjara
Diandra terbangun karena tenggorokannya terasa sangat kering. Bahkan perutnya belum terisi apa-apa sejak pernikahannya kemarin.
Dengan memegangi kepalanya yang terasa agak pusung, Diandra berlahan mencari jam di sekitarnya. Ponselnya sidah rusak tak berbetuk, mana mungkin bisa untuk melihat jam berapa saat ini.
Tapi tatapan Diandra justru terhenti pada nampan di atas nakas yang berisi makanan dan minuman.
"Apa tadi malam ada yang masuk ke sini?? Kenapa aku tidak dengar sama sekali??" Gumam Diandra.
Karena rasa hausnya yang sudah tidak tertahankan, air di dalam gelas itu langsung tandas sampai tetes terakhirnya.
Nafasnya terengah-engah karena minum segelas air dalam satu tarikan nafas.
"Tidak bisa, aku tidak bisa diam seperti ini terus. Aku harus cari cara untuk keluar dari sini" Diandra bangkit dari ranjangnya. Menuju walk in closet yang ada di kamar besar itu. Mencari pakaian yang bisa di pakainya untuk melarikan diri dari sana.
Diandra sempat terperangah karena isi dari lemari besar itu adalah baju-baju yang sesuai dengan seleranya. Baju mahal dari desainer terkenal di negara ini.
Tapi Diandra langsung membuang semua pikiran untuk memiliki semua baju itu. Dia hanya mengambil salah satunya lalu pergi ke kamar mandi.
Dengan doa dalam hatinya Diandra meraih gagang pintu kamar yang mengurungnya itu. Berharap si pria g*ila yang telah merebut keperawanannya itu telah membuka kuncinya.
Ceklek...
Diandra memejamkan matanya saat tangannya menekan gagang pintu ke bawah.
Betapa bersyukurnya dia karena sepertinya keadaan berpihak kepadanya. Di tambah lagi di luar kamar tampak sepi, tak ada seorang pun yang menjaganya.
Dengan langkah pelan Diandra berjalan menuju pintu keluar. Dengan tidak pernah menghentikan doa di dalam hatinya agar rencananya untuk kabur berbekal uang tunai seadanya itu tidak di ketahui penghuni rumah lainnya.
"Mau kemana kamu??" Suara berat yang seksi itu menggema di seluruh ruangan menghentikan langkah Diandra.
"Aku akan keluar sebentar. Ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan" Bohong Diandra pada Dewa yang menatapnya tajam dari kejauhan.
"Aku akan mengantarmu" Jawaban dari Dewa itu tidak sesuai dengan rencana Diandra.
"Tidak perlu, kalau kau pergi bersamaku apa yang orang katakan. Kau menyembunyikan pernikahan ini kan??" Dewa mengernyit, bagaimana Diandra tau jika dia sengaja menyembunyikan pernikahan mereka.
"Pasti akan timbul berita antara kita berdua. Jadi biarkan aku pergi. Aku pasti kembali lagi, kau tidak usah khawatir" Diandra mencoba mengendalikan dirinya agar tidak tersulut emosi. Hanya dengan itu dia berharap Dewa bisa mengijinkannya pergi.
"Pergilah, tapi biarkan mereka mengawasi mu" Tunjuk Dewa dengan dagunya pada dua orang pengawal di sampingnya.
"Kau tidak percaya padaku??" Lagi-lagi Diandra lepas kendali. Dia justru menaikkan suaranya dengan matanya yang menatap sengit pada Dewa.
"Menurut atau tidak pergi sama sekali!!" Ucap Dewa tanpa mau di bantah.
"Dasar psycho!!" Umpat Diandra sebelum melangkah keluar di ikuti pria-pria bertubuh besar itu.
Dewa hanya memandangi kepergian Diandra dengan tatapan penuh arti. Tentu saja dia tidak percaya begitu saja dengan Diandra. Di dalam otaknya itu pasti sudah merencanakan sesuatu yang akan membuat Diandra tidak bisa lari darinya.
"Aku tidak akan pernah membiarkan apa yang sudah menjadi milikku hilang begitu saja. Aku akan melakukan apapun demi mempertahankan milikku!!" Ucap Dewa dengan tangannya yang mengepal kuat.
🌻🌻🌻
Diandra telah menunggu di dalam apartemen Bryan. Tapi sebelumnya dia telah berhasil mengelabuhi dua bodyguard yang terus mengikutinya itu.
Dia tidak peduli Dewa akan marah besar dengan tindakannya itu. Tapi Diandra justru berharap Bryan akan membawanya pergi jauh dari sana. Menjauh dari Dewa dan semua antek-anteknya itu.
"Didi?? Kamu kah itu??"
Bryan terkejut karena seorang perempuan yang duduk membelakangi pintu apartemennya itu.
"Bry ,ini aku" Begitu mendengar suara Bryan, Diandra langsung menghampiri kekasihnya itu lalu memeluknya dengan erat. Beban di dalam hatinya menguap begitu saja setelah masuk ke dalam pelukan Bryan yang menenangkan.
"Didi, gimana caranya kamu bisa sampai ke sini?? Kamu berhasil kabur??"
"Aku berhasil membohonginya Bry, tapi aku yakin dia tidak akan tinggal diam. Cepat bawa aku pergi dari sini Bryan. Tapi kenapa dengan wajahmu ini Bryan??" Diandra mulai terisak. Dia menyentuh pipi Bryan yang lebam itu.
"Ini tidak papa hanya pertengkaran kecil antar pria. Kamu tidak usah khawatir!!"
"Tapi Bry...."
"Sudahlah, sebaiknya kita cari cara untuk pergi dari sini"
Bryan memandangi wajah cantik milik Diandra, namun berlahan turun pada leher putih itu.
"Ka-kalian sudah melakukannya??" Bryan tampak kecewa setelah melihat tanda merah keunguan di leher Diandra.
"Maafkan aku Bry, aku tidak bisa menjaga diriku untukmu. Aku sudah kotor!!" Diandra menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Kemudian menggosok lengannya dengan kasar.
"Aku memang kecewa karena kelak aku bukan yang pertama untukmu Didi. Tapi itu tidak akan mengurangi rasa cintaku padamu" Bryan menghentikan tangan Diandra yang terus menggosok tubuhnya seolah dirinya benar-benar kotor.
"Janji Bry?? Kamu mau menerimaku yang sudah kotor ini??" Diandra menatap mata Bryan dengan dalam.
"Aku janji" Bryan kemudian mengikis jarak dia antara mereka berdua. Rasa rindu membuat Diandra menerima apa yang akan Bryan lakukan itu.
Ting.. Tong..
Suara bel apartemen menghentikan aksi Bryan itu.
"Siapa Bry?? Aku takut dia orang suruhan Dewa" Diandra tampak ketakutan dengan wajahnya yang mulai berkeringat.
"Kita lihat dulu" Bryan menggenggam tangan Diandra menuju pintu.
"Keluar Diandra!! Aku tau kamu ada di dalam!!" Suara dari luar itu justru menghentikan Bryan yang akan membuka pintu.
"Dewa Bry, dia benar-benar Dewa" Ucap Diandra mulai ketakutan. Genggaman tangannya pada Bryan semakin kuat.
"Tenang Didi. Kita tetap disini, jangan keluar" Bryan mencoba menenangkan Diandra.
"Keluar kalian!! Jangan membuat kesabaran ku habis!!" Lagi-lagi suara lantang milik Dewa terdengar menyeramkan untuk Diandra.
"Kebalikan istriku atau terima saja jika terjadi apa-apa pada adik dan ibumu itu, BRYAN!!" Ancaman Dewa kali ini berhasil membuat Bryan kalang kabut. Dia sama-sama berat di kedua sisinya.
"Jangan pernah menyentuh keluargaku Tuan Dewa yang terhormat" Bryan yang sudah tidak tahan akhirnya keluar lebih dulu.
"Akhirnya kalian keluar juga" Dewa tersenyum miring.
"Dewa aku mohon jangan sakiti mereka. Ayo kita pulang. Bawalah aku pulang" Ucap Diandra. Dia tidak mau keluarga Bryan ikut celaka hanya karena dirinya.
"Didi, apa yang kamu lakukan??" Bryan menahan tangan Diandra.
"Aku akan pulang bersamanya. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan keluargamu. Lepaskan aku Bryan" Dengan hati yang berat akhirnya Bryan melepaskan tangan Diandra.
"Ayo kita pulang!! Jangan ganggu dia lagi!!" Diandra menarik tangan Dewa.
"Baiklah, kita tinggalkan pengecut ini. Dan aku tidak akan pernah lagi mengizinkanmu untuk keluar rumah selangkah pun!!" Ucap Dewa dengan keras, sengaja agar Bryan yang masih di balik pintu itu mendengarnya.
Dewa lekas menarik pergelangan Diandra dengan kasar. Tidak peduli wanita yang dicintainya itu meringis kesakitan. Dia benar-benar marah karena Diandra tidak hanya membohonginya, tapi dia dengan berani menemui pria lain di belakangnya.
🌻🌻🌻
"Akhhh.... Sakit, lepaskan!! Kau menyakitiku!!" Diandra mencoba melepaskan tangannya namun sia-sia.
Pria tinggi yang terus menyeretnya ke dalam rumah itu hanya diam tidak ada rasa kasihan sedikit pun.
Dewa membawa Diandra ke dalam kamar yang sejak kemarin ditempatinya.
Menghentakkan dengan kasar dan mendorong Diandra hingga terjatuh di ranjang.
"Aku tidak akan membiarkan kamu keluar dari sini. Hidupmu akan terus terkurung di sini sampai kamu bisa menerima takdirmu jika sudah menjadi istri seorang Sadewa!!" Ucap Dewa dengan penuh penekanan.
"Kau g*la!! Benar-benar tidak waras!! Namamu Dewa tapi kelakuanmu seperti i*lis!!" Tatapan kebencian itu selalu Diandra berikan untuk Dewa.
"Terserah apa yang ingin kamu katakan. Itu sama sekali tidak akan membuatku melepaskan. Nikmatilah rumah yang akan benar-benar memenjarakan mu ini" Dewa tersenyum miring sebelum keluar dari kamar itu dan tak lupa menguncinya dari luar.
Bersambung...
narutonya mana?
menguras emosi, sedih, ketawa, bahagia, nangis
dari cerita bella elang sampai dewa diandra bagusss bget.
top markotop penulis nya
jempol dua untuk mu kak...
👍👍