NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri

Pesona Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: rishalin

Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.

Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?

Yuk baca ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Kamu kok kaya gak ada sedih-sedihnya sih ditinggalin sama istri? Bikin Mama makin curiga aja." Bu Ajeng menatap Rendi penuh tanya.

"Rendi sedih kok Ma, tapi ya mau gimana lagi, itu semua kemauan Riana, aku sebagai suami yang baik hanya bisa mendukungnya." jawab Rendi kembali mencoba meyakinkan Mamanya.

"Awas aja ya, kalau kamu sampai ketahuan selingkuh dari Riana, Mama gak akan pernah maafin kamu." ancam Bu Ajeng.

"Mending Mama gak usah mikir macem-macem deh, nanti kalau Mama sakit gimana?"

"Kok Mama tiba-tiba teringat sama perempuan yang waktu itu bertamu kerumahmu pagi-pagi. Mama kok merasa sedikit curiga ya sama dia."

"Dia cuma sekertaris aku, Ma. Gak lebih."

"Masa cuma sekertaris tapi berani manggil kamu dengan sebutan Mas, udah gitu tatapannya aneh banget pas lihat kamu, Mama gak suka sama dia, lebih baik kamu cari saja sekertaris baru dan pecat dia secepatnya." Bu Ajeng bergidik tak suka.

"Rendi gak punya kuasa untuk mecat karyawan, Ma. Apalagi kalau kinerja karyawan itu bagus, Rendi gak punya hak sama sekali."

"Ya sudah, cepat bawa Byan pulang. Ingat jangan terlalu sering nitipin dia ke Mama, kepala Mama pusing ngurusin dia terus. Lebih baik kamu cari baby sister atau suruh Riana cepat pulang, gak usah suruh dia kerja lagi. Bukannya gaji kamu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Jadi, gak usah membebani Riana dengan pekerjaan."

Setelah mendapat omelan panjang dari Mamanya, Rendi membawa Byan untuk pulang, setelah itu dia juga masih harus mengurus Byan, karena dirinya masih belum menemukan Baby sister yang tepat.

Setibanya dirumah, Rendi menggendong Byan sudah terlelap dipangkuannya setelah terus menangis mencari keberadaan Riana.

Setelah menidurkan Byan dikamarnya, Rendi merebahkan diri diatas kasur.

Saat tatapannya menerawang jauh, ia tiba-tiba saja teringat dengan nomor Riana yang tak aktif, ia mencoba kembali menghubungi nomor itu. Namun, tetap saja tidak aktif.

Membuat Rendi bingung sendiri akan keberadaan istrinya saat ini, biasanya Riana tak pernah berbuat sampai senekat ini.

Jangankan pergi dari rumah tanpa kabar, amarah Riana saja bahkan tak pernah sampai bertahan lama.

"Oh iya, Hana kan temannya Riana. Dia pasti tau Riana ada dimana sekarang." bibir Rendi mengukir senyum saat mengingat Hana.

***

Keesokan harinya, Rendi kembali dibuat saat Byan berada dirumah, anak kecil itu sejak tadi merengek mencari keberaan Riana, membuat kepala Rendi semakin pusing saja.

"Mamanya kerja dulu, Sayang!! Cari uang yang banya buat Byan, nanti kalau Mama udah punya uang banyak, pasti Mama pulang." Rendi mencoba menenangkan Byan agar berhenti merengek.

Hari ini Rendi terpaksa membawa Byan kekantor sebab Mamanya sudah menolak untuk merawat Byan karena Bu Ajeng memiliki riwayat darah tinggi dan sering kali mengeluh sakit kepala.

Sementara kedua orang tua Riana sudah lama meninggal dunia dan mencari baby sister ternyata cukup sulit, membuat Rendi terpaksa menggunakan kebijakan kantor untuk membawa Byan.

"Anak kamu tuh bikin aku pusing dari tadi, Mas. Dia gak mau diem sama rewel terus." Jihan yang membantu Rendi menjaga Byan dibuat jengkel oleh Byan yang terlihat tak menyukai keberadaannya.

"Jihan.. Bukannya kamu juga seorang Ibu, seharusnya kamu tau cara menenangkan Byan. Anak kamu saja bahkan ada dua." jawab Rendi.

"Tapi bukan aku merawat mereka, Ibu aku dan baby sister yang merawatnya."

Hari ini Rendi bahkan tak bisa fokus berkerja, ia semakin dibuat pusing dengan semua keluhan Jihan dan sikap nakal Byan.

Saat jam istirahat Rendi tanpa sengaja berpapasan dengan Hana, saat hendak pergi makan siang.

"Kamu tau Riana ada dimana sekarang?" tanya Rendi langsung pada intinya.

"Bukankah kamu itu suaminya? Seharusnya kamu yang lebih tau dimana keberadaan istri kamu." jawab Hana kesal, sebab Rendi baru menanyakan keberadaan Riana setelah dia pergi cukup lama.

"Aku nanya kamu baik-baik, Hana. Kalau kamu gak mau jawab, ya sudah, aku gak masalah." jawab Rendi tak kalah kesal. Sebab, ia bertanya baik-baik tapi Hana menjawabnya sinis.

Saat menyadari Jihan melintas disekitar sana, Hana tiba-tiba menjawab pertanyaan Rendi sambil meninggikan suaranya.

"Riana sekarang sedang merawat diri agar bisa jadi lebih cantik, dia sampai harus berkerja keras karena suaminya tak tau diri dan malah membiayai Mak Lampir." Hana dengan sengaja menekankan kata Mak Lampir saat Jihan melintas disampingnya.

"Apa kamu bilang? Kamu ngatain aku Mak Lampir." Jihan yang merasa tersindir melangkah menghampiri Riana.

"Loh kok jadi situ yang ngegas!! Memangnya situ ngerasa kalau situ Mak Lampir?" jawab Hana dengan nada mencibir. "Aku tadi cuma lagi ngomongin cewek selingkuhan suami temen aku, dan pelakor itu memang layak disebut sebagai Mak Lampir, memangnya situ ngerasa Pelakor?" Hana berkata sinis dan menyebalkan.

"Kamu ya..." Jihan hendak melangkah semakin maju.

"Berhenti!! Ini kantor, kamu gak boleh membuat keributan disini" Rendi dengan cepat menarik lengan Jihan.

"Tapi dia sudah keterlaluan."

"Memangnya kamu merasa kalau kamu itu Mak Lampir?" tanya Rendi.

"Ya enggak lah, masa cantik gini disamain sama Mak Lampir."

"Cantik sih!! Tapi sayang.. hasil dari merusak rumah tangga orang. Aku yakin kalau kamu sampai menikah dengan suami teman saya yang pelit itu, kamu juga akan dengan cepat menua dan mengalami hal yang lebih parah dari temanku." jawab Hana kembali mengompori, selama ia sudah cukup lama diam.

Rendi dengan cepat menarik tangan Jihan dan menjauh dari Hana, jika mereka tidak segera dipisahkan, keributan pasti tak bisa terelakan lagi. Dan, hal itu pasti akan mempengaruhi nama baiknya dikantor.

***

Sementara ditempat lain Riana tengah mendapat pembalasan dari Darren, pria itu memberi banyak pekerjaan pada Riana dan semua pekerjaannya sunggu sangat diluar nalar manusia.

Darren menghukum Riana dengan menyuruhnya mengcopy beberapa berkas kelantai bawah, dan saat wanita itu kembali keatas dengan entengnya Darren mengatakan "Ini ada satu berkas lagi yang ketinggalan, maaf aku lupa."

Namun, meskipun merasa kesal, Riana tetap melaksanakan tugas dari Darren, ia tau ini hukuman atas perbuatannya.

Riana kembali kelantai bawah lalu mengcopy berkas yang diberikan Darren dan kembali lagi keruangan Darren, meletakan berkas yang ia copy diatas meja Darren.

"Apa kamu tuli? Dari tadi aku manggil kamu." ucap Darren.

"Bapak manggil saya? Kapan?" Tanya Riana heran.

"Nih.. Ada satu berkas lagi yang ketinggalan." Darren melempar sebuah berkas kehadapan Riana.

"Bapak marah sama saya karena ulah saya kemarin kan? Jadi, Bapak sengaja melakukan semua ini." Riana kini mulai kesal.

"Terserah saya dong mau sengaja atau tidak, kamu itu kerja disini menjadi sekertaris saya, jadi kamu harus patuh pada semua perintah saya." Jawab Darren dengan tatapan tajamnya.

Riana hanya bisa mendesah lelah, ia mengambil map itu dari atas meja Darren lalu membalik badan hendak keluar dari ruangan itu.

Namun, baru beberapa langkah saja, Riana kembali membalikan badan.

"Bapak yakin ini yang terakhirkan? Bapak gak mau nitip yang lain lagi? Yakin gak ada yang lain lagi?" tanya Riana memastikan.

"Iya, sepertinya itu yang terakhir." jawab Darren.

"Bapak gak mau cari dulu ditempat lain? Dibawa meja atau dilaci-laci mungkin? Siapa tau masih nyelip dimana gitu berkas yang mau Bapak copy? Biar saya copy sekalian."

"Aku bilang enggak ada."

"Ya sudah kalau gitu. Bapak kalau mau manggil saya lagi, lebih baik dari sekarang. Mumpung saya masih ada disini, biar kedengeran kalau Bapak manggil."

Kali ini giliran Darren yang dibuat mendesah lelah karena ulah Riana.

Sementara Rama yang melihat hal itu, mengatupkan bibirnya menahan tawa.

Ruangan itu kini terasa berbeda semenjak kehadiran Riana, ruangan yang biasanya sunyi dan dingin itu, kini mulai berubah hangat.

*******

*******

1
Kamiem sag
dah putus urat malu Jihan
Kamiem sag
Jihan berharap bahagia?
coba penulis dan pembaca siapa yg pingin pasangan Jihan Rendi bahagia?
aku sih terserah saja
tapi kalo dikampung kami pasangan pelakor oenghianat itu kita minta baik-baik untuk meninggalkan kampung demi kebaikan warga dan kebaikan pelaku zina tsb
kalo bahagia itu kan tergantung usaha
Kamiem sag
udahlah Rendi udah punya istri juga kan
Kamiem sag
😃😃
Kamiem sag
apa kabar Byan sudah 2 hari ditinggal Riana
Astrid Ratnaningrum
Luar biasa
Kamiem sag
tuh kan mami suka??? kalian dua aja bodoh
Kamiem sag
mari bertengkar lagi
damiana widyana
riana bego pantesan hidupnya gak bahagia. kalo udah kejadian baru ntesel nangis2
Kamiem sag
wajar sih Riana kena tampar, gak jujur sih, coba jujur sejak awal kan gak semalu ini
Kamiem sag
Darren jgn lupa urus buku/akta nikah kalian
Kamiem sag
sedih aku bayangin malunya mami akibat ambisinya yg gak kaleng-kaleng
Kamiem sag
mami juga bodoh egois maksain keinginannya sendiri macam mami aja yg mau kawin
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Kamiem sag
nah.... malubesar kan mami gegara kebodohan Riana??
damiana widyana
kok lama concludenya darren dan riana... bosen bacanya
Kamiem sag
bodoh kok dipelihara
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
Kamiem sag
muak Thor
tokohnya berat buat jujur
Hanum Kamila Jasmine
Luar biasa
Kamiem sag
sebenernya lebih baik ngaku sekarang Thor daripada nanti saat jebakan ijab qobul yg direncanain mami kan malunya lebih besar krn banyak tamu undangan yg hadir, gimanasih Riana Darren goblok banget
damiana widyana
Amira oh amira kamu ingin bahagia tapi tidak mempersulikan kebahagiaan Darren...Egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!