pernikahan yang harus di rahasiakan karena umur mereka yang belum cukup, dan masih duduk di bangku pelajar, harus menikah karena kesalah pahaman.
Bagai mana kelanjutannya yukkk... baca biar ngak penasaran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Entah karena kecapean, atau karena merasa nyaman dalam pelukan, dua pengantin baru itu tidur pulas sampai jam menunjukan angka delapan pagi.
Matahari sudah bukan lagi malu malu masuk ke dalam hordeng, tapi panasnya sudah menyengat mengenai kulit.
Aisyah menggeliat dan matanya indahnya mulai mengerjap ngerjap lucu, terbangun dari tidur nyenyaknya.
"Ahhh... ternyata sudah siang, ya ampun aku kesiangan, bisa habis aku di maki sama semua penghuni rumah?!" Aisyah terlonjak kaget.
Tak lama dia duduk terpaku, menyadari dia tidak di kamar yang biasa dia tempati.
"Ya Allah, aku di mana ini?!" gumamnya.
Sang suami menatap wajah cantik sang istri yang bangun dari tidur itu, dan mendengarkan ocehan istrinya dari tadi.
"Ica kenapa hmm..." tanya Rido dengan suara serak nya.
"Eh..." ucap Aira terlonjak kaget, mendengar suara laki laki di sampingnya.
"Kaka... kok ada disini?!" linglung Aisyah.
"Ica lupa siapa kaka?!" ucap Rido duduk disamping Aisyah.
Satu menit.... dua menit.... tiga menit... Aisyah menutup mukanya malu, itu yang dia rasakan, karena lupa dengan san suami.
Rido terkekeh geli melihat wajah malu sang istri.
"Sudah ingat sekarang hmmm...?!" ucap Rido melepaskan tangan sang istri dari wajahnya.
Aisyah mengaguk malu.
"Kalau sudah ingat, ini siapa Ica?!" tunjuk Rido pada dirinya sendiri.
"Suami Ica?!" ucap Aisyah malu malu, dengan pipi semerah tomat masak.
Rido gemes dengan tingkah sang istri.
Cup..
Rido mengecup pipi merah itu, dan kini pipi itu semangkin merah setelah dapat kecupan selamat pagi dari sang suami.
"Kakaa....? kenapa cium cium sih?!" malu Aisyah.
"Iya ngak pa apa, semua yang ada di diri Ica itu milik Kaka sayang, dan sebaliknya apa yang ada di diri kaka semuanya milik Ica, ngak ada yang kurang?!" jelas Rido.
Aisyah malah mengerucutkan bibirnya, membuat Rido semangkin gemes, ingin menyesapnya dengan rakus.
Namun semua dia tahan, dia tak mau sang istri merasa takut atau canggung terhadapnya.
Dia melakukan pendekatan pelan pelan kepada sang istri cantiknya itu.
Sudah lama dia menunggu momen sepert ini, ingin bersama sang pujaan hati, namun apa lah daya, karena umur mereka yang masih kecil, tepat kemaren sang pujaan hati mendapatkan ktp Rido melakukan trik jitu, untuk mengikat Aisyah menjadikannya teman sehidup sematinya.
"Mau Kaka cium lagi, apa mau bersihin diri?!" bisik Rido di kuping Aisyah.
Tentu saja Aisyah lansung lari masuk kedalam kamar mandi terbirit birit menahan malu.
Brak..... Bunyi pintu kamar mandi di banting dari dalam.
Rido terbahak melihat kelakuan sang istri.
"Ya Allah, Bunda maafkan lah menantu Bunda, baru sehari di apartemen ini, dia sudah berniat menghancurkannya?!" kekeh Rido yang masih menatap pintu kamar mandi itu.
Rido lansung merapikan tempat tidur, karena dia sudah terbiasa untuk melakukan apa apa sendiri.
Ceklek...
Pintu kamar mandi terbuka, dan melihatkan wajah gadis cantik dari balik pintu itu.
"Sudah selesai sayang?!" ucap Rido.
"Sudah kak?!" ucap Aisyah pelan.
"Ya sudah kaka mandi dulu ya?!" Rido mengusap kepala istri cantiknya itu, dan mengecup singkat pipi tirus itu, dan berlalu pergi ke dalam kamar mandi.
"Hih... kebiasaan main sosor sosor aja?!" dumel Aisyah.
Aisyah keluar dari dalam kamar dan menuju ke dapur, dia meminum segelas Air putih.
"Masak apa ya?!" celoteh aira.
Dia membuka kulkas memilih bahan bahan untuk memasak.
"Ah... masak Ayam goreng tepung, sayur bayam, tahu goreng, bikin sambal terasi sama goreng kerupuk ajalah?!" oceh Aisyah seorang diri.
Asik berkutat di dapur Aisyah tak menyadari seseorang memperhatikan dirinya dengan intens.
"Masak apa sayang?!" ucap Rido.
Membuat Aisyah terlonjak kaget.
"Hihh... kaka, kenapa sih hobi banget ngagetin atau main sosor?!" omel Aisyah, sambil bibirnya mengerucut lucu.
"Maaf," sayang, Ica kaget ya?!" ucap Rido dan memeluk Aisyah dari belakang.
Perlakuan Rido tersebut membuat jantung Aisyah lari maraton.
"Ya Tuhan jantungku, kenapa jadi gini?!" gumam Aisyah dalam hati.
"Kakaaa... minggir ih... Ica lagi masak?!" rengek Aisyah.
"Masak aja sayang Kaka cuma mau kayak gini?!" ucap Rido tak mau di bantah.
Bersambung...