Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09
Baru kali ini James kecewa dengan hasil kerja Daren. Daren kehilangan jejak Silvia, hingga membuat James uring-uringan beberapa hari ini. Pria yang menjabat sebagai presiden direktur itu sedang meratapi perempuan yang tidak sadar mengiri relung hatinya.
Awalnya, James hanya menginginkan Silvia sebagai wanita simpanannya. Dia bosan dengan malam-malam sepi yang dia lewati. Melihat banyak pria kalangan atas memiliki kekasih, dia sama sekali tidak tertarik dengan sebuah ikatan. Baginya, itu sangat merepotkan. Sampai dia bertemu dengan Silvia yang membutuhkan biaya pengobatan ibunya.
Timbul keinginan untuk memiliki wanita yang tampak menyedihkan itu. James memberikan beberapa syarat agar Silvia terjebak dalam permainannya. Membuat Silvia menyetujui menjadi simpanannya bukan hal yang mudah. James bahkan mencari tahu bahwa Silvia sebenarnya adalah anak seorang pengusaha dan mantan tunangan dari CEO ternama. Entah mengapa, kondisinya menjadi terpuruk dan harus bekerja untuk biaya ibunya.
James mengingat saat-saat Silvia menjadi simpanannya. Perempuan itu menyiapkan semua keperluannya dari bangun tidur hingga menutup mata. Tidak mungkin James dapat melupakan Silvia semudah itu.
"Tidak perlu kamu memikirkan perempuan itu, bukankah kamu katakan kalau dia mengkhianatimu? Apa kamu akan menerima dia yang telah berpaling darimu?" ucap Sonia melihat anaknya stress tidak menemukan simpanannya.
"Bisa tidak memperkeruh suasana? Apa Mama sendiri tahu kelakuan Wilona?" balas James dengan kesal.
"Paling tidak keluarganya berasal dari kalangan atas. Dia dapat dibanggakan sebagai menantu Mama. Wilona bisa Mama kenalkan sebagai calon istrimu yang tentunya akan membuat bangga keluarga Davis," ujar Sonia tidak mempedulikan perbuatan yang Wilona di luar sana.
James mendecih ketika mendengar ucapan Wilona. Hatinya masih kecewa ketika Silvia pergi begitu saja dari dirinya. James hanya ingin Silvia memohon padanya untuk tidak ditinggalkan, tetapi perempuan itu dengan kurang ajar pergi meninggalkannya.
"Pergilah, Ma! Aku tidak ingin membahas tentang Wilona. Mama tahu jawabanku adalah tidak!"
"Tapi....."
"Please, biarkan aku mengurus urusanku sendiri. Mama dapat pergi bersama Bianca untuk berbelanja seperti biasa. Tidak perlu ikut campur dengan urusan percintaanku," ujar James.
Pria itu menoleh pada Bianca —sang adik— yang sedari tadi tidak mengatakan apa pun. Perempuan itu sangat mengagumi Silvia. Mandiri dan pekerja keras merupakan salah satu alasan Bianca menyukai Silvia.
Hanya saja, Silvia tidak berasal dari kalangan atas yang dapat meluluhkan hati sang Ibu. Bukan berarti, Sonia gila akan harta, tahta, atau jabatan. Sebelum Sonia menikah dengan almarhum ayahnya —Gerald Davis— yang kini telah meninggalkan mereka, Sonia selalu disudutkan oleh keluar Davis. Sampai James dapat membuktikan kalau dia bisa membangkitkan perusahaan keluarga.
Sonia tidak ingin hal itu kembali terulang, James harus mendapatkan perempuan yang setara agar dapat mengimbangi kekuasaan keluarga mereka. Namun, pada kenyatannya James malah terjerat pada Silvia. Sekretaris yang cantik, tetapi tidak dapat menjadi kebanggaan Sonia.
"Sudahlah Mom, tidak perlu ikut campur dengan urusan Kak James. Biarkan saja dia dan Kak Silvia bersatu, mungkin hanya itu yang dapat membuat Kak James bahagia," tegur Bianca.
"Kamu itu masih kecil, tidak tahu apa-apa. Jadi, diam saja!" balas Silvia pada sang putri.
Bianca bangkit dan menatap James yang masih terlihat seperti orang bodoh. Sudah cukup dia menjadi penonton selama beberapa hari ini. James yang uring-uringan, Daren yang tidak bisa memenuhi ekspektasi kakaknya. Ibunya yang terus merongrong James untuk menikah dengan Wilona.
"Kalau kakak memang mencintai Kak Silvia. Kakak harus mencarinya sampai dapat. Jangan sampai Kakak ditikung oleh orang lain. Seharusnya dari dulu, Kakak menikahinya. Juga jangan terlalu percaya dengan foto-foto itu sebelum mengetahui kebenarannya. Apa Kakak telah menyelidikinya? Kenapa begitu mudah percaya dengan foto-foto aneh itu?" ucap Bianca.
James terpaku dengan ucapan Bianca. Selama beberapa hari ini, dia tidak mencari tahu tentang foto itu. Yang dia tahu hanya foto itu adalah asli tanpa editan, yang berarti kemungkinan Silvia mengkhianatinya.
"Foto itu jelas asli, jadi Silvia mungkin telah mengkhianatiku!" balas James masih dengan ego dan keangkuhannya.
"Apa Kak Silvia mengakui dia telah mengkhianatimu?" tanya Bianca masih kesal dengan kebodohan James.
"Dia tentu ti.... Ah, si*l. Mengapa aku tidak bertanya pada Tristan?" jawab James yang menyadari kebodohannya sendiri.
Tristan adalah client dan sahabat baiknya. Melihat foto Silvia bersama Tristan membuatnya dipenuhi api cemburu hingga tidak dapat berpikir jernih. Padahal, Tristan telah mengetahui hubungannya dengan Silvia. Jadi, seharusnya Tristan tahu cara bersikap pada simpanan sahabatnya sendiri.
"Cari tahulah, Kak. Aku yakin Kak Silvia tidak serendah itu mengkhianatimu. Dan untuk Mommy, hentikan menjodohkan Kak James dengan wanita seperti Wilona. Aku tidak suka memiliki Kakak Ipar yang mengobral tubuhnya untuk mendapatkan ketenarannya sekarang. Mam Bua juga harus mencari tahu kelakuan calon menantu idaman Mama sebelum menyeretnya masuk ke keluarga ini!" usai berkata seperti itu Bianca pergi dari ruangan karena kesal dengan kebodohan Kakak dan ibunya yang tidak bisa mencari tahu lebih detail kebenaran yang terjadi.
***
Bersambung.
Terima kasih telah membaca.