Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Pagi hari, di taman kota yang dihiasi oleh embun yang menari di atas dedaunan, dan sinar matahari yang perlahan mulai menerangi keheningan.
Di sebuah sudut taman yang sejuk, Rania Duduk di bangku kayu terlihat termenung.
Rania dengan Rambut hitam panjang terurai dan mata nya yang memancarkan ketidak pastian. Duduk dengan senyuman yang redup. Kehidupan Rania tengah berada dalam kebimbangan.
Di tengah kegalauan yang membelenggu nya, langkah kaki dengan lembut mulai mendekati Rania.
"Sayang sekali, di pagi yang indah harus disaksikan oleh seorang gadis dengan hati yang mendung"
Rania langsung menghapus air mata nya.
"Dokter Evand" sapa Rania.
"Kenapa selalu pakai Dokter, sudah ku bilang kalau di luar rumah sakit panggil Evand saja"
"I-iya Evand"
"Kenapa kamu sering ke taman ini"
"Taman ini memberi ketenangan, terutama di pagi hari seperti ini"
"Terkadang keputusan sulit harus dihadapi dalam hidup" ucap Evand dengan senyuman lembut.
Rania menatap Evand dengan mata penuh tanya, memberi isyarat bahwa ia ingin mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Evand.
"Seperti embun yang berubah menjadi air saat matahari menyentuh nya.
"Begitu lah setiap keputusan membuka jalan bagi perubahan. tapi meskipun sulit, setiap perubahan membawa ke indahan yang tak terduga"
Kata kata bijak Evand, menembus ruang sepi di hati Rania. Sedikit demi sedikit kegalauan yang membelenggu nya mulai terurai.
Rania menatap langit membiarkan cahaya pagi meresapi hati nya yang gelisah.
"Terima kasih" ucap Rania pelan.
Evand tersenyum manis.
"Jangan ada air mata yang menetes lagi Rania, jangan kau tangisi apa yang tak seharusnya kau tangisi"
Rania hanya tersenyum.
"Andai tuan Raka selembut Evand" batin Rania.
"Aku ingin membahagiakan mu Rania" Evand menggenggam tangan Rania.
Merasa tidak nyaman, Rania langsung menarik tangan nya.
"Maaf " ucap keduanya bersamaan.
"Aku mencintaimu Rania"
Rania bingung dengan sikap Evand yang terang terangan mengutarakan isi hati nya.
"Maaf Evand, tapi aku sudah bersuami"
"Apa kamu bahagia dengan pernikahan mu"?
Rania diam membisu.
" Apa kamu mencintai suami mu?
Rania semakin menunduk.
"Jika kamu tidak mencintai suami mu, maka tatap aku Rania"
Rania malah semakin menunduk.
Evand sudah bisa memastikan jika Rania sebenarnya sudah jatuh cinta pada Raka.
Hati Evand terasa hancur, belum pernah selama ini ia merasakan jatuh hati pada wanita seperti Rania.
"Aku menyukai mu Rania"
"Aku sudah bersuami Evand, banyak wanita lain yang jauh lebih baik dari ku"
"Aku rela memperjuangkan mu, bahkan aku bisa membahagiakanmu"
Rania semakin terisak.
"Andaikan aku bertemu lebih dulu dengan mu Evand" batin Rania.
"Kamu hanya iba dengan ku Evand"
"Tidak Rania, bahkan aku sudah suka dari sebelum kamu menikah. aku menyukai mu sejak pertama kamu masuk rumah sakit, hanya saja aku tidak berani untuk mengatakan nya"
"Aku rela memperjuangkan kebahagiaanmu Ra" ujar nya kemudian. yang semakin membuat Rania terisak.
Ia menyalahkan takdir kenapa tidak dari dulu ia bertemu dengan pria yang tulus mencinta nya.
"Kau apa kan nona Rania"
Johan tiba-tiba datang saat Rania Tengah menangis.
Rania mendongak kan wajah nya.
"Johan"
"Kenapa kamu tiba-tiba ada disini"?
Rania tidak menyangka jika Johan akan mengikuti nya, karena saat pergi Rania sudah sangat yakin tidak ada satu pun yang melihat nya keluar dari rumah Raka.
" Saya kesini untuk menjemput nona, kenapa nona menangi, apa yang sudah tuan Evand lakukan pada non Rania?
"Tidak... tidak... dia tidak ngapa ngapain aku, justru dia sudah menemani aku disini"
"Kenapa non Rania menangis?
" Karena Rania tidak bahagia dengan tuan mu, dan aku sudah menyatakan cinta ku pada nya " tutur Evand dengan jelas.
Johan kaget dengan apa yang disampaikan oleh Evand.
Rania terlihat canggung, begitu pula dengan Johan.
"Maaf nona, tuan muda menunggu anda"
Rania langsung beranjak dari duduk nya.
"Rania, aku menunggu mu, kapan pun kamu mU mau datang lah padaku"
"Mari nona, tuan sudah menunggu anda'
Rania masuk ke dalam mobil menatap nanar ke arah Evand.
********
Raka yang tengah duduk di depan meja kerja nya yang luas, masih menatap ke arah foto di layar ponsel nya.
" Apa ini penyebab kamu keluar diam diam sepagi itu"? gerutu nya kesal.
Tiba-tiba pintu terbuka dan diliat nya Johan yang masuk ke ruangan itu.
"Sejak kapan Evand menjdi sedekat itu dengan Rania" tanya Raka pada Johan.
"Sepertinya sudah lama tuan,
" Apa mereka sangat dekat "
"Sepertinya tuan Evand baru saja menyatakan cinta nya tuan" ujar Johan dengan hati hati.
"Apa kamu sudah membawanya kesini"?
\*Sudah tuan, non Rania ada di luar"
"Bawa dia kesini'
"Baik tuan"
Johan kembali masuk setelah mengantarkan Rania kedalam ruangan Raka.
Johan yang mengetahui suasana hati tuanya itu pun langsung meninggalkan ruang kerja Raka.
Suasana tegang terasa di udara.
Rania dengan rambut hitam panjang nya masih berdiri mematung di depan meja Raka.
Sedangkan Raka, pria yang selalu tenang dan dingin menatap dengan tatapan tajam.
"Aku sudah pernah bilang, jangan pernah pergi tanpa seijin ku"
"Rania diam menunduk tak menjawab.
" Habis bertemu dengan siapa kamu disana "?
" Aku hanya melepas penat saja disana dan hanya bertemu teman saja"
"Apa baik seorang wanita beristri bertemu dengan lelaki tanpa seijin suami"?
" Sejak kapan tuan mengangkat saya istri "
Rania terus menjawab dan membantah pertanyaan Raka.
"Oowww jadi kamu ingin di anggap istri?
" Saya tidak butuh pengakuan anda tuan"
"Apa karena lelaki itu"
Raka mengepal tangan nya.
"Dia lelaki yang baik, dan punya perasaan.
" Cih, tentu saja punya perasaan, kamu mau dipermainkan lelaki "
Pikiran Rania semakin tak karuan, otak nya terasa buntu. apa lagi menghadapi sikap Raka yang gampang berubah-ubah.
Rania menangis, ia sudah tak tahan sedari tadi berusaha menahan cairan bening itu.
"Kenapa kamu menangis"?
"Tuah, sejak kecil aku berusia 11 tahun hidup ku sudah penuh penderitaan, aku harus kehilangan kedua orang tua ku, dan juga semua yang aku miliki. sejak saat itu juga aku harus menjadi pelayan di rumah ku sendiri, namu aku berusaha sabar dan bertekad dengan impian ku hingga akhirnya apa yang aku impikan untuk menjadi dokter sebentar lagi terwujud.
Tapi kenapa hidup ku tak pernah lepas dari yang nama nya penderitaan?
Setelah aku menikah dengan tuan, lagi lagi aku harus menjadi seorang pelayan. Aku capek dengan semua ini. tolong lepaskan aku tuan"
"Raka menyunggingkan senyum"
"Jangan pernah bermimpi untuk lepas dari ku"
Rania merosot kan tubuh nya duduk dengan lemas, saat mendengar jawaban Raka.
😀😀😀❤❤❤❤
jadi ini ga bawa2 agama tertentu klo menurut aq ya.. maaf klo salah🙏
Respati kalah sat set nya