"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"
"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.
"Apa yang saya tidak tau?"
"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.
"Besok besok gak usah temui Leya!"
"Kalau saya mau ketemu?"
"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"
"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kanker otak
Perkataan Vano waktu itu selalu terngiang-ngiang di pikiran Leya, dia tidak mengerti apa maksud ini semua. Leya masuk ke sekolah dengan perasaan yang sangat hambar, dia sangat tidak bersemangat sekarang.
Leya merasa khawatir pada Damian, Namun dia tidak bisa menemui pria itu. Pelajaran terus berganti namun Vano benar benar tidak masuk sekolah. Entah kemana perginya pria itu!
"Leya, kenapa Lo lemes banget?" Ama tampak heran, bahkan hari ini Ria juga tidak masuk sekolah! Entah kemana pergi temannya itu.
"Gakpapa, Leya cuma kecapean."
"Istirahat dong, nanti Lo sakit."
Leya hanya menggeleng kepalanya tidak mau, waktu terus berlalu sekarang waktunya istirahat tapi Leya tetap enggan beranjak dari tempat duduk nya.
Bell pulang sudah berbunyi, Leya keluar dengan membawa tas nya. Ama yang melihat itu bingung, apakah dia ada salah? Sampai Leya harus acuh padanya.
Leya berjalan pulang, dia tidak tau harus pulang ke mana. Damian maupun Vano tidak ada yang menjemput nya. Leya ingin pulang ke tempat Nia, namun itu jauh sekali dari tempat nya.
Terpaksa Leya terus berjalan walaupun dia tidak tau kemana dirinya akan pergi. Hingga dia melihat Damian dan Vano berada di sebuah taman yang tak jauh dari apartemen Damian.
Leya mendekati mereka dengan mengendap endap, dia bersembunyi di balik pohon. Entah apa yang di bicarakan kedua pria itu, dan sejak kapan mereka akrab.
"Jadi bagaimana dengan nya?" Vano tampak berbicara sangat serius, hal itu membuat Leya semakin penasaran.
"Saya ingin kamu menjaga nya, jangan bilang saya tidak tau latar belakang kamu gimana! Tapi saya yakin kamu menyukai nya"
Vano tertawa kecil mendengar perkataan Damian, padahal dia tau betul jika Damian juga menyukai Leya! Tapi bisa bisanya dia berkata seperti itu.
Damian menatap Vano serius, dia tidak tau kedepannya gimana jadi dia hanya pasrah sekarang. Tapi Vano seakan akan menertawai dirinya.
"Sudahlah, saya sedang tidak bercanda!"
"Tapi perlu kami ingat, jika sudah di tangan ku jangan harap untuk menyentuh nya atau mengambil nya kembali."
Damian menatap Vano tajam, bisa bisanya dia berbicara seperti itu!
"Saya tidak setuju."
"Damian Damian, tanpa dirimu juga aku akan menjaga nya. Dia hanya milikku." setelah mengucap kan Kalimat itu, Vano langsung pergi begitu saja.
Damian tampak emosi, tapi dia tidak tau harus bagaimana! Siapa yang akan menjaga Leya nanti nya itu yang hanya ia pikirkan.
"Tuan, keberangkatan sudah di atur besok pukul 09:00 siang." Remon datang untuk menjemput Damian. Pria itu hanya menurut dia kembali dan bersiap untuk besok
Leya yang tidak tau apa apa menjadi bingung, sebenarnya apa yang telah terjadi! Ada apa dengan Damian? Bagaimana pun Leya harus mencari tau ini semua tapi besok Damian sudah akan berangkat, dan Leya tidak tau kemana pria itu akan pergi!
Leya pergi menuju ke kediaman keluarga Reymond. Tidak tau bagaimana caranya agar masuk, dia harus tetap mencoba nya untuk menemui Vano sekarang juga.
Baru saja ingin masuk, Leya sudah di hadang oleh beberapa penjaga di sana. Bahkan Leya memohon agar dirinya bisa masuk menemui Vano.
"VANOOOO!!" teriak Leya.
Beberapa penjaga itu tak segan segan mendorong Leya untuk keluar dari gerbang, Vano yang melihat itu langsung berlari membantu Leya. Dia menatap tajam pada beberapa penjaga di sana.
"Siapa yang melarang nya untuk masuk?" tanya Vano emosi.
"K-kita tida-"
"Persiapkan diri kalian untuk mati!"
"Vano, Leya gakpapa." ucap Leya langsung menjauhi Vano dari beberapa penjaga itu.
"Maap Leya, aku lupa menjemput mu dan lupa memberitahu mu tempat tinggal yang baru"
"Gakpapa, Leya cuma mau tanya sesuatu." Vano mengerutkan dahinya. Apa yang akan di pertanyakan oleh gadis ini
"Damian mau pergi ke mana? Kenapa dia harus pergi? Ada apa?"
Pertanyaan Leya yang bertubi membuat Vano sedikit pusing, dia mengajak Leya untuk masuk dulu. Hari ini Dwita dan Setya sedang tidak ada, sepasang kekasih itu pergi untuk liburan.
Vano menyodorkan minuman pada gadis itu, Leya hanya menerima nya dan mulai mendengar kan jawaban dari Vano.
"Damian, dia sakit"
"Sakit apa?"
"Kanker otak stadium 4."
Pernyataan Vano membuat Leya kaget, selama ini dia melihat Damian adalah pria yang kuat. Tapi ternyata selama ini dia merasa sakit yang luar biasa.
Leya menangis menyesal tidak tau apa apa, dia ingin menemui Damian sekarang namun di tahan oleh Vano
"Dia akan pergi ke New York untuk menjalankan operasi di sana. Dia tidak ingin menemui mu, jika dia menemui mu maka itu bisa mengacaukan pikiran nya. Biarkan dia tenang. Kita cukup tunggu kabar setelah operasi itu selesai."
"Apa itu sudah pasti dia sehat?"
Vano merangkul Leya erat, dia tau gadis ini akan sangat sedih."Kemungkinan sangat kecil untuk selamat"
Leya menangis di pelukan Vano, dia benar benar tidak bisa menutupi kesedihannya, bagaimana bisa dia tidak mengetahui hal sebesar ini.
Leya sudah mengerti, Damian sengaja melakukan ini agar Leya tidak tau tentang sakit nya. Untuk perkataan Vano kemarin, Leya sudah mengerti.
"Bagaimana jika dia tidak berhasil melewati nya?"
"Leya, setidaknya dia tidak merasakan sakit lagi."
Perkataan Vano ada benar nya, tapi Leya tidak sanggup kehilangan Damian. Dia akan terus berdoa untuk keselamatan pria itu, bagaimana pun pria itu harus tetap selamat dan kembali untuk menemui dirinya.
Besok adalah keberangkatan Damian, tapi Leya tidak bisa melihat nya. Leya terus menangis hingga dirinya tertidur. Vano mengangkat tubuh gadis itu menuju kamarnya.
Vano pergi keluar untuk membeli beberapa cemilan, dalam hal ini dia tidak pernah benar ingin bekerja sama dengan Damian namun perlakuan dia pada Leya adalah benar dari hati nya sendiri.
Setelah memilih beberapa cemilan Vano kembali ke rumah. Namun Leya tidak kunjung bangun, karna tidak ingin menganggu tidur gadis itu Vano meletakkan beberapa cemilan di meja kamar itu.
Waktu berlalu ternyata sekarang sudah pagi, Vano terbangun dan langsung pergi untuk mandi. Setelah itu dia mengecek ke kamar Leya gadis itu juga tidak bangun.
Melihat itu Vano pergi menyiapkan beberapa sarapan, dan membangunkan Leya. Gadis itu sedikit susah di bangun kan.
Hingga beberapa jam kemudian Leya keluar dari kamar nya, dia bertanya pada Vano jam berapa sekarang.
"10 siang."
Leya menatap Vano tak percaya, Leya langsung meminta Vano untuk memberikan nya beberapa pakaian, Leya akan pergii mandi. Pria itu hanya menurut saja untungnya kemarin dia sempat mampir ketoko baju.
Setelah beberapa menit Leya langsung turun menemui Vano dan menarik pergelangan tangan pria itu untuk keluar.
"Kemana?"
"Damian berangkat sebentar lagi." beritahu Leya
"Dia sudah pergi satu jam yang lalu."
Leya terduduk lemas, dia tidur sangat lama hingga kesiangan. Leya tampak sedih mendengar perkataan Vano.
"Damian bilang, jaga diri mu baik baik."
"Kamu bertemu dia tadi?" tanya Leya membuat Vano menganggukkan kepalanya
Jujur saja Leya sangat sedih sekarang, dia tidak tau kapan harus menemui Damian.
"Dia berkata hidup akan terus berjalan jadi jangan selalu berada di masa yang menyakitkan. Teruslah melangkah ke masa depan, jangan kembali menoleh ke masa lalu."
Leya mengangguk kepalanya paham, itu benar! Leya masih harus menjalani kehidupan nya.
Mulai saat ini Leya akan membiasakan dirinya tampa Damian, dia akan selalu menunggu kabar baik dari pria itu.
Hari ini Vano membawa Leya ke apartemen milik keluarga Reymond, ini adalah tempat tinggal Leya yang baru. Jika masih berada di apartemen Damian, tentu saja Leya akan terus berlarut dalam kesedihan.
Hari ini Vano mengantar Leya untuk belanja keperluan gadis itu di apartemen, Leya merasa tak enak karena semua pengeluaran dirinya Vano yang membayar nya.
Bahkan pria itu memberikan nya sebuah black card untuk keperluan gadis itu. Tentu saja Vano akan berusaha keras agar Leya tidak terus terlarut dalam kesedihan nya.