Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Otw Kampus
Keesokan hari sudah tiba. Aira dan Fasa akan pergi ke kampus hari ini. Mereka tidak akan pergi sendiri-sendiri. Saling menunggu satu sama lain.
Di tengah kesibukan nya. Aira kembali lagi mendapatkan chatting dari dosen tua bangka itu. Chating itu berisi tentang ancaman kepada Aira. Apa bila dirinya tidak mau menerima cinta Hirata maka tidak akan aman aib nya.
"Jika kamu tidak mau menerima cinta ku. Akan ku pastikan bahwa tidak akan aman rahasia mu kepada ku" Kira-kira seperti itulah pesan yang di kirimkan Hirata kepada Aira. Hal itu sontak membuat Aira kaget. Mental nya cukup berantakan untuk saat ini. Banyak sekali kejadian di luar dugaan nya. Namun di pagi hari ini Aira hanya mengabaikan pesan dari dosen tua bangka itu.
Aira tidak mau mendapatkan banyak pertanyaan dari Fasa. Ia langsung buru-buru mengajak Fasa untuk segera otw ke kampus.
"Ayok Fa kita berangkat" ucap Aira mengajak Fasa.
"Kamu udah beres?" tanya Fasa kepada Aira.
"Udah kok tinggal ambil sepatu aja" ucap Fasa.
"Oke sebentar ya aku mau pakai sepatu dan ambil tas dulu" ucap Fasa.
Lalu, setelah selesai mengambil barang nya. Fasa memerintahkan kepada Aira untuk menunggu Fasa di depan. Fasa akan segera mengeluarkan sepeda motor nya dari tempat nya.
"Ra, aku udah selesai kamu tunggu depan ya" ucap Fasa memerintahkan kepada Aira.
"Iya Fa, aku tunggu depan ya" ucap Aira. Tanpa Fasa menjawab ia langsung pergi mengambil kendaraan bermotor nya.
Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk mengambil kendaraan nya. Akhirnya selesai juga. Dan Fasa menghampiri Aira di depan rumah. Mereka berangkat bersama-sama.
"Ayok ra naik. Pelan-pelan ya" ucap Fasa kepada Aira.
"Iya sebentar tunggu dulu ya" ucap Aira. Karena kaki nya yang masih sakit. Membuat Aira melakukan kegiatan dengan sangat pelan-pelan.
"Udah ya? Cuss otw" ucap Fasa.
"Okeii" ucap Aira.
Lalu, Fasa langsung gas pol saja. Menuju ke kampus yang tidak bisa di bilang sangat jauh namun juga tidak bisa di bilang dekat.
Waktu berlalu akhir nya mereka sampai juga di depan gerbang kampus. Setelah memasuki gerbang mereka menuju ke area parkiran kampus. Setelah memarkirkan motor mereka berdua menuju ke kelas nya masing-masing.
"Arghhh parkir dimana ini. Mana disini udah penuh lagi" ucap Fasa menanyakan kepada Aira.
"Emm di sebelah sana biasanya masih ada tempat kosong" jawab Aira menunjuk ke arah utara. Arahan dari Aira di turuti oleh Fasa.
"Emm disini alhamdulilah masih ada tempat yang kosong" ucap Fasa.
"Iyalah kan biasanya aku juga disini" ucap Aira. Memang dirinya terbiasa memarkirkan sepeda motor nya di sana.
Mereka berdua memasuki gedung kampus tidak jalan bersama. Namun, Aira mendahului Fasa. Aira menuju ke kelas dengan kaki yang masih sedikit pincang.
"Aku duluan ya Fa" ucap Aira. Hal itu juga langsung disetujui oleh Fasa. Akhirnya Aira menuju ke ruang kelas seorang diri.
Di tengah perjalanan nya. Aira di temukan dengan dosen tua bangka itu lagi. Rupanya kali ini dosen tua itu sudah mengincar tubuh Aira lagi. Tubuh mungil yang di miliki oleh Aira memanglah sangat menggoda iman. Begitu juga dengan Aira yang tidak kuat iman untuk menahan.
"Halo cantik" ucap pak Hirata yang langsung menarik tangan Aira. Membawa nya pergi masuk ke ruangan nya. Karena untuk menuju ke ruang kelas Aira harus melewati ruang pak Hirata. Tentu saja sulit untuk dirinya menghindari pak Hirata.
"Aw. Janga pak" ucap Aira yang menahan sakit karena tangan nya di tarik sekuat tenaga yang dimiliki oleh Hirata.
"Jangan takut begitu dong. Yang kemarin enak kan" ucap Hirata yang lagi-lagi menggoda Aira.
"Kemarin apa ya?" ucap Aira pura-pura tidak mengingat apa yang telah terjadi kemarin hari. Ia tidak mau terlihat malu di depan pak Hirata. Akan seperti apa respon Hirata jika mengetahui Aira sangat menikmati permainan yang di lakukan oleh Hirata.
"Mengapa dada kamu sangat besar cantik?" ucap pak Hirata yang lagi-lagi tanpa berdosa memegang dada milik Aira. Tak hanya di pegang olehnya tapi juga di permainkan,di remas juga di putar-putar. Aira tak mampu menahan kuasa karena hal ini. Dirinya benar-benar tidak bisa mengendalikan permainan yang di lakukan pak Hirata.
"Jangan pak. Saya mohon jangan" ucap Aira memohon kepada Hirata agar tidak melakukan itu kepada nya. Namun lagi-lagi respon tubuhnya sangat mendukung kegiatan yang di lakukan oleh Hirata.
Tak hanya sampai di dada. Kini Hirata sudah mulai berani lebih nakal daripada sebelum nya. Walaupun tidak menjebolkan milik Aira. Namun, ia sudah berani memegang area sensitif milik Aira yang berada di bawah.
Tangan nya perlahan menuju ke celana. Memang tidak di masukkan ke dalam celana. Sehingga kegiatan itu terhalang oleh kain celana dan juga celana dalam nya.
"Aku akan memberimu kenikmatan yang lebih nikmat daripada hari kemarin" ucap pak Hirata.
"Apa maksud mu?" tanya Aira yang tak paham dengan maksud Hirata.
Tanpa Hirata menjawab pertanyaan dari Aira. Hirata langsung memegang area sensitif nya yang berada di bawah sana. Tentu saja ini lebih nikmat daripada remasan-remasan di area payu- dara nya.
"Aa- hh... Aku mohon jangan pak" ucap Aira sambil berteriak. Untungnya ruangan pak Hirata kedap suara. Tidak akan ada satu pun orang yang bisa mendengar kan kegiatan mereka. Cctv yang menyala pun sudah di matikan oleh pak Hirata.
"Bukan kah ini yang kamu mau sayang?" tanya pak Hirata yang sebenar nya sedang memberikan godaan kepada Aira.
"Tidak a-hh aku tidak mau" ucap Aira yang berbohong. Padahal dirinya menginginkan lebih dari ini.
"Kamu tidak perlu berbohong. Respon tubuh kamu sangat meminta yang lebih daripada sekedar ini" ucap pak Hirata.
Tanpa menambahkan omongan yang lain lagi. Pak Hirata mengarahkan miliknya ke mulut Aira. Ia berharap agar Aira dapat memberikan kenikmatan yang sama seperti dirinya memberikan kenikmatan kepada Aira.
Namun, Aira yang masih sangat polos itu tidak peka. Ia hanya memandangi milik pak Hirata. Tanpa memegang nya sedikit pun. Hal itu membuat pak Hirata menarik tangan Aira untuk memegang milik pak Hirata. Lalu di turuti oleh Aira. Ia menaik turunkan tangan nya di area sensitif milik pak Hirata.
Sampai akhirnya pak Hirata menemukan kepuasan nya. Dari area sensitif nya beliau mengeluarkan kenikmatan nya yang tiada tara itu. Tapi karena sudah merasakan kenikmatan. Hirata malah tak mau berhenti. Tapi Aira juga sudah kewalahan dengan nya.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih