Di balik suami yang sibuk mencari nafkah, ada istri tak tahu diri yang justru asyik selingkuh dengan alasan kesepian—kurang perhatian.
Sementara di balik istri patuh, ada suami tak tahu diri yang asyik selingkuh, dan mendapat dukungan penuh keluarganya, hanya karena selingkuhannya kaya raya!
Berawal dari Akbar mengaku diPHK hingga tak bisa memberi uang sepeser pun. Namun, Akbar justru jadi makin rapi, necis, bahkan wangi. Alih-alih mencari kerja seperti pamitnya, Arini justru menemukan Akbar ngamar bareng Killa—wanita seksi, dan tak lain istri Ardhan, bos Arini!
“Enggak usah bingung apalagi buang-buang energi, Rin. Kalau mereka saja bisa selingkuh, kenapa kita enggak? Ayo, kamu selingkuh sama saya. Saya bersumpah akan memperlakukan kamu seperti ratu, biar suami kamu nangis darah!” ucap Ardhan kepada Arini. Mereka sama-sama menyaksikan perselingkuhan pasangan mereka.
“Kenapa hanya selingkuh? Kenapa Pak Ardhan enggak langsung nikahin saya saja?” balas Arini sangat serius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Akan Ada Balas Dendam
“Kudengar, hari ini. Tepatnya sore ini, mereka akan menikah. Si Ardhan beneran jadi nikah sama istri sopir kamu. Bukankah ini menyalahi aturan? Memangnya sopir kamu sudah menceraikan istrinya?” ucap pak Sugeng kepada Killa yang kedua matanya masih sembab.
Kabar pernikahan Ardhan dan Arini sungguh mengejutkan Killa. Hati Killa r e m u k tak berupa. Apalagi belum ada empat jam, Ardhan memberinya kejutan. Kejutan di pertemuan singkat tak ada lima menit. Ardhan sudah membatalkan pernikahan mereka. Yang dengan kata lain, itu karena keg o b l o g k a n pak Sugeng.
“Kamu nangis karena ini? Orang tua kamu yang mengabarkannya kepadamu? Mereka bilang, mereka enggak sanggup datang ke sini. Saat kamu sidang saja, mereka enggak datang kan?” lanjut pak Sugeng yang memang tidak tahu perkaranya.
Akan tetapi pak Sugeng tak sampai mengabarkan alasan orang tua Killa tak kuasa datang menemui Killa. Bukan perkara mereka malu dan kecewa kepada Killa. Namun keduanya juga kecewa kepada diri mereka yang bagi mereka telah menjadi orang tua gagal karena kelakuan Killa.
Di tengah air mata yang menjadi berjatuhan dari kedua ujung matanya, Killa mengeluarkan map pemberian Ardhan dari sebelah kanan bangku ia duduk. Tak tanggung-tanggung, Killa melemparnya ke wajah pak Sugeng. Pak Sugeng langsung syok karenanya.
“Bagaimana bisa Pak Sugeng mengalahkan mas Narendra, kalau sekadar lawan melakukan pembatalan pernikahan berjamaah saja, Pak Sugeng enggak tahu?” kecam Killa dengan suara lirih saking geramnya.
“Hah ...?” kaget pak Sugeng tak jadi emosi. Sebab baginya, kemarahan Killa memang karena kesalahannya jika apa yang tadi klien-nya katakan memang benar.
“Pembatalan pernikahan?” lirih pak Sugeng mamastikan. Ia sungguh merasa kecolongan. Merasa kalah juga karena biar bagaimanapun, ia baru mengetahuinya dan tentu saja telat.
“Iya. Dan istri sopir itu pasti juga melakukannya. Hingga sore ini, mereka bisa menikah!” kecam Killa benar-benar emosi dan telanjur kecewa.
Saking emosinya, Killa sampai menggebrak meja panjang berbahan kayu dan terbilang sudah rapuh, di hadapan mereka.
“Bisa-bisanya kamu justru menikahi wanita r e n d a h a n itu, Ar! Ini namanya penghinaan. Padahal aku sudah mengabarkan kehamilanku kepadamu. Dan jelas ini anakmu. Namun, kamu sama sekali tidak menggubrisnya. Kamu terlalu sibuk membahas pembatalan pernikahan, selain kamu yang sempat menyinggung pernikahan kalian. Namun, aku sungguh tidak menyangka jika kamu akan setega ini. Bisa-bisanya kamu dengan begitu gercep menikahi wanita lain, di saat aku sedang hamil!” batin Killa yang berniat balas dendam. “Iya! Aku balas hinaan ini dengan menikahi Akbar juga, Ar! Aku pastikan, kami akan segera keluar, agar kami bisa segera menggelar pernikahan mewah! Tunggu ... tunggu pembalasanku!” batin Killa yang kembali marah-marah ke pak Sugeng.
Di tempat berbeda, Arini tengah merasa tak karuan. Kegugupan yang membuncah menjadi alasannya layaknya sekarang. Duduk di sebelah Ardhan yang sedang melafalkan ijab kabul, disaksikan banyak mata yang mengabadikan momen di sana menggunakan bidik kamera. Tentunya, mata-mata di sana bukan dari orang sembarang. Orang-orang di sana merupakan orang berpengaruh.
“Berasa mimpi, tapi ini nyata. Ternyata benar kata orang, kalau ucapan ibarat doa. Padahal awalnya hanya saling tantang buat balas dendam, tapi lama-lama jadi sungguhan bahkan nyaman," batin Arini yang terusik oleh bisik-bisik dari Ardhan.
“Kita ini sudah jadi suami istri, jadi senyum. Ayo yang mesra. Jangan diem-dieman apalagi saling menghindari mirip orang musuhan!” bisik Ardhan setelah lafal ijab kabul yang ia lakukan dalam satu helaan nafas, langsung dinyatakan SAH.
Mendengar itu, Arini jadi sibuk menahan tawa. Apalagi ketika Ardhan yang masih berbisik-bisik kepadanya, memintanya untuk menyalami tangan Ardhan.
“Yang sopan, sekarang ini aku suamimu. Jangan mentang-mentang kamu lagi ngambek ke aku, kamu bisa seenaknya b a n t i n g aku,” ucap Ardhan bertepatan dengan Arini yang masih m e n c i u m punggung tangan kanannya dengan takzim.
Para orang tua tidak ada yang tidak menangis. Apalagi ibu Yati selaku orang tua tunggal Arini yang paham bagaimana perjalanan hidup Arini. Bocah yang sudah disia-siakan sejak bayi itu, justru dipersunting orang berada. Setelah semua luka Arini lewati dengan tegar sekaligus pantang menyerah, akhirnya Arini bisa bermuara ke kebahagiaan. Sebab walau baru dinikahi oleh Ardhan, ibu Yati percaya ini akan menjadi awal kebahagiaan sang putri.
Setelah dinyatakan sah sebagai suami istri yang juga sudah memegang buku nikah masing-masing. Ardhan dan Arini menjalani acara sungkem.
“Alhamdullilah, ... aku benar-benar bahagia Bu! Ibu yang sehat-sehat, jangan banyak pikiran lagi. Apalagi mulai sekarang, walau baru tinggal di kontrakan, Ibu akan tinggal bersama kami. Kami yang akan merawat Ibu,” ucap Arini.
Ibu Yati menjadi orang tua yang terakhir Arini dan Ardhan salami, sebelum akhirnya keduanya keliling menyalami keluarga mereka di sana. Marini, mas Joko, Handoko dan juga keluarga kecilnya, turut hadir di sana.
“Aku enggak jadi janda Mbak. Aku sudah kembali menikah. Mulai sekarang, doakan yang baik-baik saja. Karena ucapan ibarat doa!” ucap Arini berat kepada Marini yang sama sekali tidak ada tanda-tanda akan meminta maaf, atau setidaknya mengucapkan selamat kepada Arini maupun Ardhan.
“Ya sudah, kami pamit dulu. Sambil dinikmati sajiannya,” ucap Ardhan sengaja basa-basi. Ia membawa Arini pergi dari area belakang acara tempat keberadaan kakak dan Arini berada. Apalagi ia yakin, tak akan ada kata maaf maupun selamat. Orang seperti kakak adik Arini, sudah telanjur malu untuk melakukannya, setelah semua yang terjadi. Terlebih orang yang mereka jahati justru menjadi orang paling berada dari semuanya.
Seperti saat hendak sungkem ke para orang tua, tangan kanan Ardhan dengan sigap menggandeng tangan kanan Arini. Niat Ardhan membawa Arini ke orang tuanya yang sibuk memberinya kode tatapan sekaligus gerak bibir. Mengantarkan mereka pada serangkaian adat pernikahan Jawa yang harus dijalani.
“Ikuti Mama,” ucap pak Azzam memberi Arini arahan sementara dirinya mengatur sekaligus memberi Ardhan arahan.
“P—Pa, ini acaranya masih panjang dan lama, ya? Terus aku kerjanya gimana? Ini aku beneran sudah bikin janji habis magrib nanti,'' lirih Ardhan kepada sang papa yang tetap berdiri di sampingnya.
“Lagi momen sakral gini, masih sempat mikirin kerja? Lama-lama kamu dibungkus terus dimasukin ke perut mamamu lagi! Sudah jangan mikirin kerja dulu. Fokus ke acara pernikahanmu, kerjanya besok lagi saja!” balas pak Azzam yang sibuk mengomel. “Padahal pas mamanya Ardhan hamil, aku sudah amit-amit agar Ardhan enggak mirip Paohjan. Lah ini, fisik apalagi wajah enggak mirip, tapi giat kerjanya beneran mirip enggak ketolongan! Oalah ... anti ngebatin ngomongin si Ojan. Takutnya dia tiba-tiba datang bawa helikopter papa mudanya. Eh, maksudnya, papa Heli bukan guk guk guk!" batin pak Azzam yang meski tampak cool, aslinya sangat berisik.
(Ramaikan yaaa. Kalau ada komen 50 akun berbeda di bab ini, aku kasih bonus up ❤️)
ga sadar baca nya, pikirjudul yg ini udh tamat.. ya wiss lah aku tunggu aja..kelanjutannya.
ya ampun PD amat grandong Akbar mw dikasih usaha sm ortu Kunti kill2 yg ad ortu Kunti kill2 mikir beribu² kali buat lakukan itu 😏😏😏 eee Kunti mes² kena karma lg 🤭🫣🫣
Semangat trs buat kak Rositi