Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Brian Carlos
Valerie tampak berpikir, ia tidak bisa menemukan bukti bahwa ia tidak bersalah. Namun ia memberi Noah alamat bar tempat kejadian perkara, Valerie berharap Noah bisa menemukan bukti berupa rekaman CCTV yang berada di area parkir.
"Tolong bantu aku, Noah. Please!"
"V, kau berurusan dengan orang yang sangat berpengaruh. Max adalah sekretaris seorang CEO perusahaan besar. Meski aku sendiri mengenal Brian secara pribadi, bukan berarti aku bisa membantumu," jelas Noah.
"Brian? Laki-laki yang bersamamu di ruangan itu bernama Brian?" tanya Valerie. Ia masih mengingat bagaimana sosok laki-laki tampan berwajah datar tanpa ekspresi yang ia temui beberapa saat lalu.
"Ya, dia CEO sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan instan. Dia juga punya beberapa restoran bintang lima yang tersebar di sejumlah kota. Jika uang sudah berbicara, kau bisa apa?"
Valerie menelan ludah. Seharusnya ia tidak bersalah karena ia sedang berusaha membela diri dari perbuatan laki-laki asing yang sedang mabuk. Bisa dibayangkan, jika Valerie tidak bertindak saat itu, mungkin saja laki-laki mabuk itu akan berbuat lebih banyak.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan?" tanya Valerie.
"Jika kau merasa benar-benar tidak bersalah, kau bisa bicara pada Max atau Brian secara pribadi. Katakan pada mereka kejadian yang sebenarnya. Jika perlu, kau bisa memohon pada mereka agar mencabut laporan ke pihak kepolisian," jelas Noah.
"Memohon? Aku tidak suka merendahkan harga diriku. Aku tidak bersalah!" tolak tegas Valerie. "Mereka menuntutku atas kasus apa?" tanyanya.
"Penganiayaan. Meski hukumannya tidak terlalu berat, itu bisa sangat merepotkan dan membuat nama baikmu tercemar."
"Aku paham, aku paham. Kau bukannya menenangkanku tapi malah membuatku takut," keluh Valerie. Ia mengaduk jus jeruk di hadapannya.
Noah hanya tersenyum kecil membalas perkataan wanita cantik di hadapannya.
Setelah makanan datang, keduanya menyelesaikan makan dengan cepat. Valerie harus kembali menemui laki-laki yang bernama Brian sementara Noah harus kembali bertugas.
Setelah menyelesaikan makan, keduanya berpisah di depan rumah sakit. Valerie melambaikan tangan saat mobil yang dikendarai oleh Noah melaju pergi.
Bertemu Noah adalah hal yang menyenangkan bagi Valerie. Selain ia adalah polisi muda dan tampan, Noah juga termasuk laki-laki yang baik dan perhatian. Valerie bahkan pernah jatuh cinta pada pandangan pertama, sebelum mengetahui bahwa Noah telah memiliki seorang kekasih.
Sepanjang berjalan menyusuri koridor rumah sakit hingga menaiki lift, Valerie terus menggerutu kesal. Bagaimana bisa ia yang disalahkan padahal ia hanya berusaha membela diri. Ia masih tidak bisa percaya, kini ia adalah seorang tersangka kasus penganiayaan terhadap laki-laki mabuk.
"Apa itu masuk akal? Aku? Pelaku penganiayaan? Yang benar saja!" batin Valerie kesal.
Di depan ruang VIP tempat Max di rawat, Valerie berdiri mematung. Ia menggigit jari, mengingat perkataan Noah tentang siapa orang yang sedang ia hadapi saat ini. Namun siapapun mereka, Valerie tidak ingin kasus ini terus berlanjut, ia harus mencari cara untuk berdamai untuk menyelamatkan nama baiknya.
Valerie memejamkan mata beberapa saat, sebelah tangannya terangkat untuk mengetuk pintu. Namun tanpa ia sadari, pintu itu terbuka dan kini tangannya malah mengetuk kepala seorang laki-laki tampan berrahang tegas dengan sorot mata tajam menawan.
"Maaf," gumam Valerie. Ia mundur beberapa langkah dan membiarkan laki-laki bernama Brian itu berjalan melewatinya.
🖤🖤🖤