ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
...POV Najwa...
Setelah beberapa hari usai menanda tangani surat perjanjian sifat wanita itu sudah mulai kelihatan sombong sok mengatur dan sok tau di rumah begitu Arongan semaunya
dia menyuruh nyuruh Bik Surti semaunya seakan akan hanya dia saja lah yang bisa menggaji bik surti saat ini
aku menghela nafas beranjak ke kamar melihat tingkah lakunya membuat aku jengah.namun aku di buat terkejut seketika mataku membulat saat melihat semua barang barangku sudah di tumpuk ada yang di kardus.ada juga beberapa koper yang terisi penuh dengan keperluanku
"apa lagi ini"ucapku semakin geram mengepalkan jemariku kesal belum juga aku bergerak hendak menemuinya.tapi Wulan telah keluar dari kamarku dengan tawa angkuhnya yang terdengar sangat menyebalkan
"mulai hari ini kamu tidak boleh tinggal disini lagi ini perintah dari mas Rendi langsung wanita mandul tidak berguna"ucapnya membuat aku mengikuti gerakannya
Sekarang aku harus tahu apa yang akan di lakukan wanita itu ketika sudah mendapatkan segalanya,aku harus ikuti juga sandiwara ini
sepertinya manusia satu ini punya banyak sekali teka teki jadi aku harus menahan segala emosi yang sewaktu waktu bisa meledak melihat tingkah sombongnya itu..
"kenapa bisa begitu bukannya mas Rendi sendiri yang mengatakan kalau aku bisa tetap tinggal di sini karena ini juga rumahku bukan Hannya rumahmu atau rumah mas Rendi"
"aku tidak akan pergi sebelum dia sendiri yang mengusirku"ujarku..wanita itu kembali terkekeh mengejekku saat melirik mas Rendi sudah ada di depan pintu
"mas tolong dong jelaskan semuanya kalau wanita ini tidak berhak tinggal di sini lagi dan wanita ini tidak paham juga sepertinya"geramnya menunjuk padaku sedangkan mas Rendi tertunduk tidak mau melihatku
"Wulan benar Najwa kalau kamu tidak bisa tinggal serumah lagi dengan kita untuk ucapan yang kemarin kalau kamu boleh tinggal di sini itu semua lupakan saja"
"ini demi kebaikan mental Wulan juga yang sedang mengandung anakku jadi maaf kamu harus pergi sekarang tidak bisa tinggal di sini lagi"ucapnya masih tetap tertunduk engan melihatku
hatiku terasa sakit ternyata benar ucapannya tempo hari hanya sebuah bualan semata tidak sunguh sungguh agar aku dengan mudah menanda tangani surat perjanjian sampah itu..
aku mencoba menghela nafas berat walau aku tahu ini hanya sandiwara tapi aku tetap sakit mendengar ungkapan mas rendi
bagaimana jika aku benar benar sepolos itu dan tidak punya trik untuk membalas mereka mungkin aku akan sangat hancur berkeping keping bahkan hidupku akan menjadi gelandangan
tunggu saja penyesalanmu mas dan kau wanita tidak tau diri akan menyesal telah berurusan denganku. sedikit pun mas Rendi tidak memikirkan perasaanku dia benar benar telah di butakan oleh wanita licik itu
"sekarang tunggu apa lagi wanita mandul tidak berguna sana pergi dari rumahku"usir wulan terus menghinaku dengan kata kata kasarnya,
Sedangkan dari arah dalam Bik Surti berlari cepat mungkin Bik Surti mendengar suara keributan sehingga ia pun langsung menghampiri kami
"nyonya ada apa ini kenapa semua barang nyonya ada di sini.nyonya mau kemana"tanya Bik Surti bingung menyusul langkahku yang hendak keluar
mungkin Bik Surti tidak habis pikir kenapa bisa aku tidak membalas wulan dan mas Rendi yang tega mengusirku dari rumahku sendiri bahkan Bik Surti belum tau kalau aku telah menanda tangani surat perjanjian itu
"diam saja kamu babu apa kau ingin di pecat juga,asal kamu tau ya Sekarang rumah ini sudah menjadi milikku begitu juga perusahaan jadi kamu harus nurut babu kalau tidak mau di pecat"bentak wulan tidak kalah kencang
bik Surti yang di bentak menjadi geram sebari berteriak juga membalas ucapan Wulan tidak kalah sadis
"aku juga tidak ingin bekerja denganmu wanita setan iblis pelakor"teriaknya di depan muka wulan
wulan menarik lalu mengibaskan kami berdua pas sampai di depan pintu
"nyonya tidak apa apakan"tanya Bik Surti kuatir sontak aku mengeleng dan berdesis pelan
"tidak apa apa bik cepat berdiri"
"pergi kalian sampah sampah"teriaknya
"aku berharap kamu tidak akan menyesal mas dan menangis darah telah memperlakukan aku dengan buruk"kataku sebelum beranjak pergi meninggalkan rumah itu.aku mengepalkan jemariku dan coba melangkah pergi
"ayok Bik kita pergi"
"tapi nyonya kita mau kemana"tanya nya tampak cemas mengikuti langkahku membawa barang barang milikku
"bibik tenang saja tidak akan terjadi apa apa kok bik"bisikku dengan senyum hangat menenangkan nya
Aku tau saat ini Bik Surti pasti sangat kuatir akan tinggal di mana, belum lagi semua baju bajunya tinggal di rumah hanya memakai baju yang ada di badannya saja saat ini.aku memesan taksi online menuju Apartemenku
"bibik tidak menyangka kalau tuan Rendi sekejam itu dengan nyonya padahal nyonya kurang baik apa selama ini dengan keluarga tuan.karena wanita jahat itu sampai hati tuan memperlakukan nyonya semaunya"
"apakah tidak sebaiknya kita pulang ke kampung bibik saja nyonya kita tinggal di sana saja dari pada di sini kita tidak memiliki tempat tinggal kalau masalah uang bibik punya tabungan dari gaji bibik selama ini dari nyonya"
"pakai saja tabungan bibik buat nyonya tidak usah di ganti,bibik tidak apa apa nyonya kita ke terminal saja ya nyonya lebih enak kita tinggal di kampung bibik dari pada di sini nanti kita terlantar"lirih bik Surti berkata lembut padaku
Hatiku terenyuh dengan kebaikannya yang tetap setia denganku meskipun dia belum tau segalanya,Bik Surti taunya rumah dan perusahaan saat ini telah beralih tangan menjadi milik mas Rendi yang akan di kuasai Wulan
Sedangkan saat ini aku tidak lagi memiliki apa apa,tetapi Bik Surti tetap memberikan perhatian penuh nya terhadapku dan tetap ingin. Bersamaku meskipun tidak memiliki apa apa lagi bahkan tidak di bayarpun dia tidak apa apa
"terimakasih banyak Bik,tidak usah Bik simpan baik baik uang tabungan bibik kita juga tidak akan pergi dari kota ini dan bibik akan tetap aman bersamaku jangan kuatir ya.,aku juga tidak akan jatuh miskin hanya karena di usir jalang itu bik"jawabku
"kita sudah sampai Bik,mari turun"ajakku tersenyum melihat wajah bingung Bik Surti
"selamat siang nyonya Najwa ada yang bisa saya bantu"sapa bapak satpam penjaga pos keamanan apartemen miliknya
"siang juga pak,terimaksih sebelumnya pak boleh saya minta tolong panggilkan pekerja Petugas Lobby untuk membawa barang saya ke lantai atas"
"tentu saja nyonya biar nanti Petugas Lobby yang akan membawakan semua barang milik nyonya tinggalkan saja di sini"
"baiklah terimakasih banyak pak"
"sama sama nyonya"aku berjalan melewati pos penjaga menuju lobby apartemen tidak lupa memberi senyum terbaikku setiap petugas apartemen menyapaku
"nyonya mereka kenal nyonya apakah nyonya sering ke sini"bingung Bik Surti dengan rasa penasaran
"tentu saja mereka kenal denganku Bik aku pemilik salah satu dari Apartemen ini"
"nyonya serius tinggal di apartemen ini dan sejak kapan nyonya.wah luar biasa nyonya hebat bahkan apartemen ini lebih mewah dari rumah nyonya"
"apakah tuan Rendi tidak tau kalau nyonya memiliki Apartemen"ucap Bik Surti berdecak kagum melihat sekeliling Apartemen bahkan beserta isinya
"mas Rendi tidak tau Bik,hanya bibik dan intan yang tau apartemen ini jadi bibik jangan sampai bilang dengan siapa pun ini rahasia"
"siap nyonya kalau dengan bibik pasti aman terkendali semuanya"aku hanya tersenyum menangapi celetohannya dan menunjukan dimana kamarnya,
Bik Surti sudahku anggap seperti keluargaku sendiri jadi dia tidak merasa sungkan lagi denganku meskipun Begitu dia tetap sopan denganku tidak semena mena
aku juga sudah memesankan baju sehari hari untuk Bik Surti,tidak mungkin kan kita kembali lagi ke rumah hanya sekedar untuk mengambil pakaian Bik surti
Aku langsung masuk ke dalam kamarku rasanya hari hariku sangat penat,sengaja balkon aku buka lebar lebar melihat pemandangan dari luar
Meskipun Apartemen ini tidak semewah Apartemen dari kalangan pengusaha ternama tapi apartemenku lumayan cukup mewah masih di atas rata rata masuk dalam jangkauan para pengusaha kelas standar sepertiku
Dengan kamar utama yang sekarang menjadi kamarku dan kamar tamu di tambah dengan kamar cadangan meskipun tidak terlalu besar pada kamar umum kebanyakan tetapi cukup nyaman dan sedikit luas kebanyakan kamar kamar pada umumnya yang di tempati Bik Surti saat ini
setidaknya tempat ini membuat aku merasa nyaman saat lelah pulang kerja di banding pulang ke rumah bertemu dengan manusia manusia tidak tau diri itu