1. Gairah sang kakak ipar
2. Hot detective & Princess bar-bar
Cerita ini bukan buat bocil ya gaess😉
___________
"Ahhh ... Arghh ..."
"Ya di situ Garra, lebih cepat ... sshh ..."
BRAKK!
Mariam jatuh dari tempat tidur. Gadis itu membuka mata dan duduk dilantai. Ia mengucek-ucek matanya.
"Astaga Mariam, kenapa bermimpi mesum begitu sih?" kata Mariam pada dirinya sendiri. Ia berpikir sebentar lalu tertawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Jadi laki-laki semalam adalah pria yang kau ceritakan itu?" Mariam menatap gadis di depannya dengan mulut penuh sambil menganggukkan kepala. Ia sibuk mengunyah makanan.
Gadis yang bertanya adalah cinta, sahabatnya selain Narita. Keduanya sedang makan siang bersama. Mereka makan di sebuah restoran kecil dekat lokasi syuting Langit. Sih aktor terkenal yang baru saja mengalami musibah semalam.
Tidak salahkan Mariam bilang musibah? Karena peristiwa penembakan tersebut terjadi di rumah sang aktor. Banyak media yang memberitakan nama Langit di mana-mana. Beritanya pun di ceritakan dengan berbagai-bagai versi. Mulai dari Langit yang sudah dijadikan target oleh orang jahat yang membenci laki-laki itu, sampai pada cerita konyol lainnya kalau sih pembunuh sebenarnya adalah maling yang ketahuan dan terpaksa menembak orang karena panik.
Ada-ada saja. Entah dari mana media mengumpul berita yang kebanyakannya malah tidak berbobot seperti itu.
"Boleh juga kamu, cari yang keren nggak ada duanya. Tapi bukannya kamu bilang pria itu nggak suka kamu? Kenapa aku malah lihat sebaliknya? Menurutku sih detektif itu menyukaimu juga." ujar Cinta. Mariam menaikan wajah menatapnya.
"Benarkan kataku? Bahkan kau juga bisa lihat. Hah, laki-laki itu saja yang pura-pura. Aku mau lihat sampai kapan dia akan pura-pura." balasnya tertawa miring.
"Ngomong-ngomong, kok kamu ajak aku makan di sini sih?" tanyanya kemudian.
"Karena habis ini aku pengen ikut casting pemeran pengganti di drama barunya Langit. Pagi-pagi tadi manajernya Langit telpon, dia bilang Langit udah bantu bicara sama sutradara, dan aku dikasih kesempatan buat ikutan casting hari ini. Senang banget tahu nggak!" seru Cinta antusias. Mariam ikut bersorak senang.
"Terus kalo lulus casting, peran kamu jadi apa? Kamu udah tahu nggak?" tanyanya.
"Tahu dong, aku peranin jadi pembantunya Langit." sahut Cinta semangat. Senyuman di wajah Mariam menghilang seketika.
"Pembantu? Nggak bisa milih yang bagusan dikit apa? Walau aku tahu aku jauh lebih cantik dari kamu, ibaratnya aku seratus persen kamu sepuluh persennya doang, tapi kamu juga masuk dalam jajaran cewek cantik. Kamu tahu artinya cantik kan? Berarti kamu itu special. Masa jadi pembantu doang." cerocos Mariam panjang lebar, tidak terima sahabatnya berperan jadi pembantu.
Giliran Cinta yang dibuat dongkol. Nih cewek sebenarnya sedang muji atau ngejek dia sih? Bikin bete aja.
"Jangan bikin kesel deh Mari. Lagian itu kan akting doang. Aku juga baru mau casting, belum tentu ke terima. Asal kamu tahu, orang yang berhasil semuanya di mulai dari nol. Bisa aja aku awal-awal jadi pembantu, tapi lama-kelamaan naik jadi peran utama." kata Cinta panjang lebar. Mariam tertawa.
"Ya udah deh, terserah kamu aja. Pokoknya walau aktingnya jadi pembantu doang, kamu harus tunjukin kalau kamu adalah pembantu yang cantik dan berkarakter, beda dari kebanyakan pembantu yang lain." Cinta memutar bola matanya malas. Ya, ya, ya. Dengarkan saja apa katanya daripada ceritanya makin panjang.
"Eh, udah ada kabar baru tentang sih penembak belom? Mereka udah dapat identitasnya nggak? Aku penasaran apa motifnya. Takut juga kalau tuh orang bener-bener targetin Langit." Cinta mengalihkan pembicaraan. Dia memang penasaran ingin tahu.
"Nggak tahu tuh. Aku kan bukan polisi, bukan orang kepo juga. Apalagi kalau nggak ada hubungannya sama aku." Mariam mengedikan bahu acuh tak acuh.
"Tapi kan aku penasaran. Aku khawatir sama Langit. Dia tuh senior yang baik banget menurut aku, padahal kita nggak dekat. Gimana kalau orang jahat itu memang nargetin mau bunuh dia?"
"Ya tanya aja ke polisi kalo penasaran. Gampangkan?"
"Kan kamu punya relasi sama tuh detektif. Susah amat sih nanya." Cinta kembali dibuat kesal. Mariam mendengus.
"Aku tanya kabarnya aja nggak dibales sama dia sampe sekarang, apalagi nanyain kasus semalam. Jangan berharap deh." balasnya.
"Cinta,"
Dua perempuan itu menoleh ke arah panggilan. Seorang laki-laki tinggi, berpenampilan rapi, mengenakan kacamata sudah berdiri di dekat mereka. Pandangannya lurus ke Cinta. Wajahnya agak familiar di mata Mariam. Kira-kira pernah lihat di mana ya?
"Ah, aku ingat. Kamu yang semalam ngasih aku drawing paper kan?" seru Mariam dengan suara kencang. Dimas memandanginya sebentar sembari tersenyum tipis.
"Yang sopan dong Mari, dia Dimas manajernya Langit. Lebih senior dari kita." bisik Cinta pelan di telinga Mariam. Sahabatnya itu hanya santai, sedang Cinta sudah berdiri dari kursi yang ia duduki.
"Mas Dimas," sapanya sopan, setengah membungkuk.
"Aku mau mengirim pesan padamu tadi, tapi kebetulan melihatmu di sini. Sebentar lagi casting akan di mulai. Aku sarankan kau segera ke sana sekarang." kata pria itu.
"Baik mas, apa aku boleh mengajak teman?" Cinta bertanya seraya menunjuk Mariam menggunakan dagu. Ia melihat Dimas tampak berpikir.
"Ini adalah pertama kalinya aku ikutan casting, jadi aku merasa sedikit gugup. Aku pasti lebih tenang kalau ada temanku yang menemani. Sekali ini saja." ucap Cinta lagi.
"Ya sudah, kau boleh mengajak temanmu. Tapi ingat, di lokasi syuting nanti kalian tidak di ijinkan memotret apapun."
"Baik mas,"
"Aku pergi dulu, sampai ketemu di lokasi syuting." kata pria itu lagi kemudian berlalu dari hadapan mereka.
Sepeninggalnya laki-laki bernama Dimas itu, Cinta langsung menarik Mariam.
"Kamu nggak sibuk kan hari ini?"
Mariam mengangguk.
"Kalau begitu temani aku ke lokasi syuting."
"Nggak ah males."
"Ayolah Mari, biar aku nggak gugup. Kan nanti malam aku juga bakal temenin kamu ke reunian sekolahmu. Hitung-hitung saling membantu. Ya?"
Ah betul. Mariam masih harus ke acara reunian SMA-nya. Ia harus pergi karena kalau tidak, semua biaya makan dan minum saat reuni akan dibebankan ke mereka yang tidak datang. Dia tidak punya uang sekarang, jadi mau tak mau harus pergi. Orang yang bikin peraturan itu siapa sih? Kurang masuk akal.
"Ya sudah. Aku temani kamu hari ini aja. Ayo."
habis ini minta dilatih sama Pascal atau Kellen ya Zo... biar menang nantinya .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Duh gmna ya kalo Zoey ikut lomba lari...kalo msh ada wkt buat latihan..kali aj ya Zoey ada yg latih 😀
Tapi mudah2an Zoey menang yaa...biar ga ada yg bully Zoey..semoga kamu punya bakat lari terpendam Zoey yg org lain ga tau sama sekali...OMG cuma bisa mendoakan mu dr sini Zoey....semoga kamu ada wkt utk latihan....Semangat Zoey...
tq for Update Kk othor
semangat zoey...