NovelToon NovelToon
SUARA UNTUK DILARA

SUARA UNTUK DILARA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:613.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Qiev

Keberanian Dila, seorang gadis tunarungu yang menolong pria tua penuh luka, membawanya pada nasib cinta bagai Cinderella untuk seorang anak pungut sepertinya.

Tuduhan, makian, cacian pedas Ezra Qavi, CEO perusahaan jasa Architects terpandang, sang duda tampan nan angkuh yang terpaksa menikahinya. Tak serta merta menumbuhkan kebencian di hati Dilara Huwaida.

"Kapan suara itu melembut untukku?" batinnya luka meski telinga tak mendengar.

Mampukah Dila bertahan menjadi menantu mahkota? Akankah hadir sosok pria pelindung disekitarnya? Dan Apakah Dila mempunyai cerita masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Qiev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4. ANDAI

Dengan hati-hati, Dilara duduk membonceng diatas sepeda ontel tua yang ibu kayuh. Kendaraan istimewa yang keluarganya miliki ini merupakan aset berharga. Karena berkatnya lah Ibunya mengikis jarak dari satu tempat ke tempat lain demi menyambung hidup serta membiayai semua kebutuhan mereka.

Jarak dari rumah menuju Pesantren Assalam pimpinan Kyai Said hanya dua kilometer namun karena cuaca cukup terik membuat jarak yang pendek ini terasa makin jauh membentang.

Setelah tiga puluh menit berkubang dalam panas menyengat, mereka pun sampai di pintu belakang pesantren.

"Bu Ruhama, sudah di tanya oleh Nyai Syuria barusan, langsung masuk saja ... Dila, kamu ga ngaji? udah mulai itu di aula kajiannya," tegur khidmah yang membuka gerbang belakang.

"Iya Mba, makasih. Saya parkirkan Harley-davidson dulu kalau gitu," kekeh wanita paruh baya ini, dibarengi santri wanita tadi.

"Makasih," ujar Dila tak kalah santun meski dengan intonasi yang tak begitu tegas.

Disini adalah tempat ternyaman untuk wanita special seperti Dilara. Ajaran agama yang mengajarkan penyetaraan nyatanya mampu membuat para santri menghargai perbedaan mereka.

Dila bagai menjejakkan kaki diatas karpet merah bila diizinkan mengikuti ibu bekerja di keluarga Kyai, seakan dirinya seorang bintang yang tersorot karena kondisi demikian namun tetap dihargai, dia bahagia.

Ketika Dila sampai di Aula ponpes putri, Ustad Zaki Abdullah tengah membahas tentang hukum muamalah dan menjelaskan tentang ghasab. Istilah asing bagi Dilara, maka sebisa mungkin dia memperhatikan gerakan bibir dari sang ustadz dilayar televisi samping Aula.

Karena kajian diikuti semua santri, maka posisi santri putri berada di teras luar sehingga disiapkan media belajar via televisi terbuka yang menggambarkan situasi di dalam Aula saat ustadz kajian.

"Ghasab adalah memakai atau merampas harta orang lain tanpa izin atau tanpa sepengetahuan pemiliknya, termasuk pula di dalamnya mengambil harta orang lain secara dzalim," suara Ustad zaki terdengar jelas, meski tidak untuk Dila.

"Contohnya?" beliau kembali berinteraksi dengan santri.

"Ghasab ini berbeda dengan pencurian. Jika pencurian dilakukan secara diam-diam, maka ghasab dilakukan secara terang-terangan (begal, rampok)," sang ustadz kembali menjelaskan.

"Hal tentang ghasab ini juga tidak melulu untuk benda yang terlihat, tetapi juga bisa berupa kepemilikan tempat, lahan, rumah, dan sebagainya." Pungkas sang Ustadz.

Degh.

"Seperti kejadian tadi siang. Begal, masuk Ghasab yaa," Dila membatin.

Dila sibuk memperhatikan gerakan bibir sang ustad sembari tangannya lincah menorehkan tinta diatas kertas yang akan di salin agar tulisannya lebih rapi.

Tak jarang beberapa santri justru malah meminjam catatan Dilara jika mereka mengantuk saat kajian berlangsung.

Adzan Ashar dari masjid pondok tanda waktu belajar usai. Semua santri putri kembali ke pondokan mereka di samping kanan kediaman Sang Yai untuk menunaikan sholat ashar berjama'ah.

Ketika ustadz Zaki akan meninggalkan Aula, dia masih melihat Dilara duduk di teras sembari membungkuk nampak tengah mengerjakan sesuatu.

Ustadz Zaki menghampiri gadis yang terkenal ceria meski dalam keterbatasan yang dia miliki. Jangan abaikan wajah Dilara yang ayu berkulit kuning langsat, bila dia tersenyum sanggup melelehkan bongkahan es balok macam didepot es.

"Dila, sedang apa?" tanya Ustadz sambil berdiri.

Gadis itu masih asik berkutat dengan pekerjaannya, menyadur hasil coretan yang dia berusaha tangkap saat ustadz Zaki menjelaskan kajian tadi.

"Dila," panggil sang guru lagi. Bukan mengingkari bahwa Dilara tunarungu. Dia hanya ingin memperlakukan gadis itu layaknya wanita normal.

Sang gadis menyadari ada sepasang kaki dan sosok yang mengenakan sarung berdiri tak jauh darinya.

Kepala yang tertutup hijab krem, menengadahkan wajah kearah lawan bicaranya.

"Assalamu'alaikum." Dila menggerakkan bibirnya seraya jemari mengisyaratkan gerakan salam.

"Wa'alaikumsalam, sedang apa? belum selesai?" pandang sang ustadz pada wajah ayu di bawahnya.

"Ini benar tidak ustadz?" Dila menyerahkan selembar kertas pada sang ustad.

Ustadz Zaki membaca hasil tulisan Dilara berdasarkan pemahamannya. Mengamati bahwa tulisan gadis yang bukan santri langsungnya ini semakin rapih dan baik.

"Kamu cerdas Dila, hanya saja Allah memberimu rezeki dengan keterbatasan," ucap Zaki dalam hati.

"Benar dan tulisan mu bagus," ujarnya memberikan apresiasi dengan mengacungkan jempolnya.

Gadis itu tersenyum mendapatkan pengakuan dari sang ustadz yang kabarnya sosok idola para santri wanita.

Manisnya. Eh, astaghfirullah.

"Ini, belajar yang rajin ya Dila, kamu pintar. Aku sholat ashar dulu," imbuh ustad Zaki mengulurkan tangan mengembalikan kertas yang masih dipegangnya.

"Syukron tadz," lirih Dila seraya menerima kertas miliknya.

"Afwan Dila." Ustad Zaki meninggalkan gadis itu yang setelah kepergiannya mulai membereskan semua buku dan kitab miliknya yang berserak.

Dila memperhatikan sekeliling yang telah sepi kemudian dia bangkit berjalan menuju ke arah samping kanan Aula, hatinya resah akan sesuatu.

Gadis belia yang beranjak dewasa sepertinya wajar jika mulai memikirkan masa depan. Mengingat banyak dari kawannya yang telah mempunyai gebetan dan Dilara kerap memperhatikan apabila mereka curhat saat kelas belum berlangsung.

Hatinya kembali gundah, membisikkan sebaris asa, seandainya kelak dia dewasa nanti akankah ada lelaki yang bersedia menjadi suaminya? bersama-sama membahagiakan Ibu satu-satunya.

"Akankah ada keluarga yang akan menerimaku dengan keadaan seperti ini. Ya Allah, bolehkah jika aku sekedar berharap sosok seperti ustadz Zaki Abdullah yang sabar, telaten dan berilmu, untukku? eh, beliau juga cakep," Dila melafalkan harapan dalam hatinya.

"Dila," tegur ibu saat melihat putrinya senyum seorang diri sambil berjalan.

"Eh," Dila hanya tersenyum manis.

"Pulang yuk, Ibu masih ada pekerjaan satu lagi di rumah Pak Haji," ibu berkata sambil lalu menuju ke tempat sepeda ontel mereka kemudian menuntunnya keluar gerbang pondok.

...***...

Mansion El Qavi, Surabaya.

Adik semata wayang Ezra, baru saja memindahkan kuliahnya dari Australia ke Surabaya.

Gadis manja berusia 21 tahun itu beralasan ingin lebih dekat dengan sang ayah setelah ibu mereka meninggalkan keluarga El Qavi sejak Ermita berusia 10 tahun.

"Kak," seru Mita girang kala melihat sang kakak superheronya pulang dari kantor.

"Hey adik jelek, kapan kau kembali?" Ezra sumringah melihat adik semata wayangnya.

"Baru saja, aku pindah kemari. Gimana kabar Papa? jadi pindah ke sini kan esok hari? biarkan aku menjaganya," pinta Mita mendekati sang kakak.

"Baiknya begitu, karena aku juga harus kembali ke Jakarta mengurus kantor disana. Cepatlah lulus agar bisa handle bisnis kita disini, kasihan Papa, Mit." Ezra berjalan ke sofa ruang keluarga, duduk disana memijit pelipisnya pelan.

"Jadi cerai Kak? Cheryl hanya memanfaatkan mu saja seperti rumor yang selama ini aku dapat, namun kau tak pernah mendengarku," Mita mencebikkan bibirnya.

"Entahlah, aku bagai dihipnotis olehnya. Gugatan ceraiku lusa, doakan lancar ya Mit," pinta Ezra lemah.

Tak ia kira, kehidupan asmaranya akan mengikuti jejak sang ayah yang bercerai sepuluh tahun lalu dengan kasus yang sama, diselingkuhi.

Apakah para lelaki El Qavi terlalu cinta pada wanita hingga lemah terhadapnya? batin Ezra terusik.

Wanita, hanya sekerat daging penuh muslihat dibalut lekukan yang membangkitkan gairah.

Dalam diamnya, ponsel sang pria tampan yang tengah memejam itu berdering.

"Bos, aku menemukannya," ucap seorang pria diujung sana.

"Kirimkan fotonya, dan laporkan apa yang kau lihat sementara ini," titah Ezra bak raja.

"Sudah ku kirimkan ke email Anda, not bad Bos, dia special." Laporan Rolex membuatnya penasaran.

Sambungan itupun kemudian diputus sepihak oleh Ezra. Pemilik tubuh tegap itu bangkit dari sofa menuju kamarnya untuk membersihkan diri sebelum berkutat kembali dengan pekerjaan.

"Kak, semoga engkau ga trauma seperti Papa ya," Ermita menatap dengan sorot mata sedih pada kakak satu-satunya.

"Menurutmu Mit?" sahut Ezra sambil lalu.

.

.

...___________________________...

1
Novie Achadini
pd bermusuhan ya
Novie Achadini
cheryl mati
Novie Achadini
ceritanya bagus pelajaran agama nta subhanallah jadi belajar dr sini
Novie Achadini
lope lope rokex
Novie Achadini
dilara salah jg
Novie Achadini
jagat nuh anaknta sanjaya
Novie Achadini
dilara anak sanjata
Novie Achadini
iya noh nggak ngerti siapa yv disiksa masalah nta apa
Novie Achadini
apaan sih? siapa yg mau dilenyapkan? adik kecil siapa?
Novie Achadini
pebinor sakit jiwa
Istiqomah
luar biasa/Good//Good/
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Novie Achadini
karya mimny luar biasa penyampauan agama bta bagua bgt.makin sukses ya mommy
Nay Nayla
nicee
sakura
...
🪱ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ𝐀⃝🥀🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀ
LUAR BIASA⭐⭐⭐⭐⭐
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ℝ𝔸 ᴄʜᴀɪʀᴀ
luar biasa
⭐⭐⭐⭐⭐
Ummu Ayyas
MasyaaAllah luar biasa muantap
Ummu Ayyas
MasyaaAllah 😭😭😭
Ummu Ayyas
MasyaaAllah terharu ayah emery 😢😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!