Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memiliki Perasaan yang Sama
"Uuuhhh... Takuuuttt, jangan keluarin gue dong. Hiks... " ucap Aca seraya membuat wajahnya takut di buat-buat, namun itu hanya sepersekian detik. Ia berdiri dari duduknya dan sedikit mencondongkan tubuhnya, ke arah Puja.
Dia paling benci, di tunjuk-tunjuk seperti tadi.
"Lu berharap gue nangis ketakutan, dengan ancaman lu?? Sori, itu bukan gue. Kalo lu mau aduin hal ini sama bokap lo, aduin aja. Dan kita lihat, siapa yang bakal di keluarin dari sekolah ini. Lu apa kita?? Gue ga yakin, bokap lu bakal ngeluarin anak-anak satu kelas. Apalagi sekolah ini juga berdiri, dari uang yang dikeluarkan para murid." lanjut Aca, tatapannya benar-benar menusuk langsung ke jantung Puja.
Tubuh Puja sedikit bergetar, wajahnya mendadak pias. Tatapan intimidasi, yang di berikan Aca. Benar-benar menekan keangkuhan, yang dimiliki oleh Puja.
Puja menghentakkan kaki, dan bergegas keluar dari kelas. Aca menghembuskan nafasnya pelan, ia kembali duduk di kursinya.
"Ada apa? Kenapa kalian malah pada bengong?" tanya Aca, saat melihat teman sekelasnya diam.
"Ehh... Ng-nggak, kita cuma terkesima sama lu Ca. Lu hebat, berani lawan dia." ucap Dimas
"Apa lu ga takut Ca, gimana kalo kita beneran di keluarin?" tanya Via
"Santai aja sih, ga akan terjadi apa-apa. Pokonya serahin semua ke gue, kalo sampe si Puja beneran bikin kalian keluar dari sekolah ini. Gie yang tanggung jawab, dahlah lanjut. Nggak usah mikirin hal yang belum tentu bakalan terjadi, kena bisikan setan lu." ucap Aca, mereka pun mengangguk.
Diam-diam Rangga tersenyum tipis, saking tipisnya tak ada yang menyadari hal tersebut.
'Lu emang beda, kayanya gue tertarik ma lu Ca.' ucap Rangga dalam hati, ia pun bergabung dengan yang lain.
Aca sibuk dengan ponselnya, ia mengotak ngatik gadget tersebut.
"Nama bokap si Puja siapa?" tanya Aca, tanpa menoleh
"Darmaka Aji Sudibyo" jawab Via
"Weiiss... Lu hapal Vi?" tanya Dimas
"Hapallah, si Puja kan banyak ngancem gue." jawab Via, Aca menarik salah satu ujung bibirnya.
"Ok" jawab Aca, ia kembali fokus dengan benda yang ia pegang. Tak lama ia menggelengkan kepalanya tak percaya, ia mendapatkan skandal dari pria tua tersebut.
Ada beberapa foto yang menunjukkan bila pria itu, memiliki baby Sugar. Istrinya yang juga memiliki kekasih berondong, putranya yang pernah OD. Dan foto itu dikunci rapat, namun bukan masalah untuk Aca. SANGAT MUDAH untuknya mengobrak-abrik identitas dan apa yang di sembunyikan.
'Bobrok.... Bobrok... ' ucap Aca dalam hati
"Sippp.... Kalo gitu gue balik ya, udah mau maghrib." ucap Aca, seraya melakukan perenggangan
"Oke, makasih ya Ca. Ti ati di jalan" jawab Desta, Aca hanya menjawabnya dengan anggukan. Ia pun mengucapkan salam dan melangkah keluar kelas, diluar sudah ada taksi online yang sudah menunggunya.
Mobil dan supir yang sama, saat mengantarkan Aca pulang dulu.
"Pak, ketemu lagi." sapa Aca, ia pun mengulurkan tangan. Membuat sang supir bingung, Aca menarik tangan kanan pak supir xan mencium punggung tangannya.
"Ya Allah nak, tapi ini... "
Kita sering bertemu ya pak, atau.... Jangan-jangan bapak suruhan kakak saya ya? Bapak itu mengerutkan dahinya, berperan seolah ia tak paham dengan apa yang di ucapakan Aca.
Sungguh pandai si bapaknya 🤭
"Oohh... Ga ko pak, yuk pak pulang." bapak itu pun mengangguk
"Kenapa si neng cium punggung tangan bapak?" tanya pak supir
"Kan harus menghormati yang lebih tua" jawab Aca polos
"Tapikan rasanya itu... kita hanya bertemu beberapa kali, sebagai sopir dan penumpang. Rasanya ini... "
"Aca kam kenal bapak" potong Aca tersenyum, membuat pak supir pun mengangguk
"Terus kenapa si neng, tadi tanya kalo bapak ini suruhan kakak neng?" tanya pak supir dengan wajah dibuat bingung
"Soalnya tiap pesen kendaraan online, Aca sering dapet bapak yang jadi sopirnya." jawab Aca
"Rumah bapak kan memang ga jauh dari sekolah neng, jadi pas neng pesen nyambung nya langsung ke bapak." balas pak sopir
"Emang rumah bapak dimana??" tanya Aca
"Tepat di belakang gedung sekolah neng" jawabnya
"Waahhh... Deket banget pak, bapak tinggal sama siapa di sana?" tanya Aca
"Sama anak istri atuh neng, anak bapak juga sekolah di sekolah itu. Mungkin satu angkatan sama neng nya, laki-laki." jawab pak supir
"Oya?? Kelas apa pak?" tanya Aca
"Kelas IPA xxx" jawabnya, mengejutkan Aca
"Hah?? Itu mah kelas Aca pak, namanya memang siapa?" tanya Aca
"Dimas Maulana" jawab pak supir
"Oohh Dimas, Aca kenal pak." ucap Aca tersenyum
Dunia benar-benar sesempit ini ternyata, Aca dan pak supir pun banyak berbincang sepanjang perjalanan
.
.
Sedangkan di tempat lain, Dwi yang sedang ingin makan sop iga di salah satu resto favorit nya. Memilih untuk mampir terlebih dahulu ke sana, sepulang kerja.
Dwi sudah mengirimkan pesan pada Aca, untuk jangan masak.
Saat Dwi sedang menunggu pesanannya, matanya tak sengaja melihat Evan tengah duduk berhadapan dengan seorang wanita.
Dan terlihat jelas di posisinya, bila tangan si wanita mengulurkan tangan dan menggenggam Evan. Wajah si wanita memang tidak terlalu jelas, karena terhalang oleh rambutnya.
Deg
Nyut
Dwi langsung memalingkan wajah ke arah jendela, ia menumpu dagu di telapak tangan yang ia taruh di atas meja.
Sehingga tak melihat saat Evan menyentak kasar tangan si wanita, Evan membenci wanita di depannya ini. Sofia.. ya wanita itu Sofia.
Ia memaksa ingin bertemu Evan, berjanji bila untuk terakhir kalinya. Namun ternyata, wanita itu memohon untuk bisa kembali bersama.
'Hahhh.... ' Dwi menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan, ternyata ia memiliki perasaan yang sama.
Tapi, ia tak mau ambil pusing. Perasaan ini baru singgah, ia bisa melupakannya dengan cepat.
Ia jadi ingat dengan kata-kata yang di ucapkan teman-temannya
'Nanti kalo tiba-tiba pak Evan menjauh dan yak ada kabar sama sekali, baru ngerasa kehilangan. Jangan nyesel loh Wi, kalo tiba-tiba nanti kamu liat dia jalan sama cewek lain'
'Hati-hati, terkadang seseorang akan merasa lelah bila effort nya tidak di anggap.'
"Bukan jodoh" gumam Dwi
Tak lama datang pelayan yang mengantarkan pesanan Dwi, Dwi bergegas keluar dari restoran. Ia melangkah dengan santai menuju mobilnya, seraya matanya fokus menatap ponsel di tangan yang satunya.
Ponselnya berdering, ada panggilan dari Aca.
"Assalamu'alaikum... Udah sampe rumah?" tanya Dwi
'Sudah, kakak masih lama?'
"Baru keluar resto, ini mau masuk mobil. Ya usah tunggu bentar, mungkin 15 menit."
'Owhh.. Ok ok. Kakak belinya berapa porsi?'
"Kenapa memangnya?" Dwi memasukkan paper bag yang berisi sop itu ke dalam bagasi.
BRUGH
Dwi menutup bagasi tersebut, namun belum berniat untuk masuk mobil.
'Senja sama kakaknya mau ke sini katanya, mau nganterin sesuatu dari tante Mawar.'
"Cieee.... Dah ada hilal nih kayanya, kakaknya Senja tuh yang kamu panggil guru killer itu kan?" Dwi tertawa
'Ishhh... Apa sih kak, jadi ngerembet kemana aja. Jadi gimana itu si sop iga?'
"Cukup kalo cuma buat berempat, soalnya kakak juga pesen menu lain."
'Ok deh, ati-ati di jalan ya kak. Assalamu'alaikum'
"Wa'alaikum salam"
Panggilan berhenti, Dwi melangkah ke arah pintu. Saat hendak membuka pintu, tangannya tiba-tiba ada yang menarik dari belakang.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all🥰🥰🥰...