SUARA UNTUK DILARA

SUARA UNTUK DILARA

BAB 1. GELANG GIOK

Siang hari ini sangat terik. Sinar matahari bagai berada tepat diatas kepala, menyengat kulit hingga rasa terbakar.

Ya Allah, ini masih didunia. Bagaimana bila nanti di Padang Ma'syar? jarak antara manusia dengan matahari hanya sejengkal jemari Innalillahi. Dilara mengeluh dalam hati.

Tak biasanya gadis berperawakan tinggi kurus, lebih tepatnya sedikit ceking melintasi kawasan gudang tua yang sudah lama tidak terpakai. Nuansa horor kerap menyapu bulu kuduk meski siang bolong seperti saat ini kala melintasi tumpukan besi tua nan berkarat.

Ini adalah jalan pintas tercepat menuju rumahnya, daripada harus memutar lebih jauh. Lagipula jalanan beraspal mulus ini lumayan teduh oleh pepohonan dan semak yang menjulang disisi jalan.

Seperti biasa, Dilara akan pulang saat tengah hari usai sekolah. Hanya menunggu surat kelulusan turun saja karena ia telah dinyatakan lulus. Meski surat keramat itu tak begitu penting untuknya sebab belum tahu akan melanjutkan studi kemana, Dila tetap berbangga hati. Sekuat tenaga dia menyesuaikan diri ditengah bullyan serta himpitan atas keterbatasan yang dirinya miliki.

Sekolah menengah Umum untuk penyandang disabilitas seperti Dilara memang membutuhkan perjuangan keras. Tekad kuat serta muka tebal bak kulit gajah.

Kaki kurus Dila masih semangat mengayuh sepeda mini warna ungu pemberian anak Kyai tempat dirinya dan sang Bunda menjemput nafkah.

Tiba-tiba Dila menarik tuas rem sepedanya kencang hingga bunyi ban yang berdecit bergesekan dengan aspal pun terjadi.

Dirinya melihat aksi tindak kejahatan tak jauh dari jangkauan mata bulatnya. Perlahan Dila turun dari sepeda, menepikannya disisi jalan lalu mengendap lebih dekat.

Mungkin gadis berkerudung putih kusam itu terlalu lancang mencampuri urusan orang lain. Dila berjongkok, melepaskan alas kaki sebelah kiri dan melemparkan sepatu usangnya menarget pada kepala seorang pria bersetelan serba hitam. Tengah mengacungkan pistol ke arah pria paruh baya bersimbah darah.

Entah bagian mana yang terluka dari tubuh korban, yang jelas air mukanya terlihat menahan kesakitan yang teramat sangat.

Duk.

Lemparan sepatu butut tepat mengenai kepala sang pria berpistol.

Duk.

Lagi, untuk kedua kalinya pelipis pria itu menjadi sasaran lokasi pendaratan sebuah sepatu terbang. Sehingga membuat sosok seram itu menoleh ke arah Dila, sang coro pengganggu.

Ditatap sedemikian intens oleh pria seram tadi nyatanya tak membuat nyali Dilara menciut. Entah darimana datangnya keberanian itu, matanya dengan cepat memindai ke sekitar.

"Ah, Batu," ucap Dila dalam hati.

Tanpa pikir panjang Dilara memungut banyak batu dibawah kakinya, langsung melemparkan kembali satu persatu batu yang berhasil dia raih kala sang penjahat itu kian dekat.

"Jurus kunyuk melempar buah," gumam Dila, teringat cuplikan tontonan lawas adegan sebuah film.

Melihat raut muka terkejut dari lawannya yang telah bersiap menghalau wajah dari lemparan batu. Penjahat itu pun mengacungkan pistol ke sembarang arah.

"Seraaaaanggg," teriak Dila meski intonasinya kurang jelas.

Tak peduli telapak kakinya lecet akibat tertusuk batu kali yang lancip dari aspal jalanan yang berlubang. Tangan kurus Dilara tetap melempar dengan sekuat tenaga.

Keberanian bocah ceking ternyata mampu membuat pria berpistol itu lari menghindar. Pelipis pria itu nampak berdarah, jika Dila tak salah lihat sebelum pria itu kabur tadi.

Hosh ... hosh ... hosh. Nafas Dilara terengah.

Batu yang masih tersisa dalam genggamannya ia luruhkan tepat didepan pria paruh baya yang masih tersungkur.

Dilara lalu duduk bersimpuh disamping pria itu. Menepuk kaki beliau pelan hingga mata mereka beradu tatap sejenak.

Puk. Puk.

"Anda baik saja?" ujar Dila dengan intonasi kurang tegas. Disertai gerakan jemari sebagai bahasa isyarat. Bahasa keseharian yang tak semua orang mengerti.

"Siapa namamu Nak? dimana rumahmu? ... kamu bisa membantuku menyimpan ini?" Tanya Emery seraya menyodorkan pada Dila, tabung hitam bertali.

Tangan Dila meraih tas selempang yang masih menggantung di bahu. Meraba buku catatan kecil serta pulpen yang tersemat didalamnya. Dua benda itu setia menemani kemanapun Dilara pergi. Ia lalu menuliskan sebuah nama pada lembaran kertas itu lalu ditunjukkan pada pria dihadapannya.

"Dilara," sebut Emery mengeja nama diatas kertas.

Gadis polos itu menganggukkan kepala cepat sembari tersenyum manis.

"Cantik ... aku titip ini, jaga dengan nyawamu, dan akan mengambilnya segera ... karena aku tak tahu, siapa serigala berbulu domba yang masih bersembunyi dalam jajaran management perusahaanku," pinta Emery sambil meringis menahan sakit.

"Aku berhutang nyawa padamu, Dilara ... simpan ini, agar aku mudah mencarimu," Emery menarik gelang Giok hijau dari tangan kirinya, menyerahkannya pada Dila.

Dilara bingung, mata bulatnya mengerjap beberapa kali. Membuat pria didepannya tersenyum melihat wajah lugu sekaligus mengeluh sakit.

Dila lalu menyobek rok abu usang yang ia kenakan. Bakal tak dipakai lagi, pikirnya.

Tangannya menekan kuat luka di tubuh Emery untuk menghentikan pendarahan pada perut bagian kiri sang korban kejahatan yang tak ia ketahui identitasnya.

"Tuan!" seru sebuah suara seorang pria dari kejauhan.

"Lex, lama sekali," pekik Emery, tak kuasa lagi menahan sakit.

"Maaf, aku kehilangan jejak, beberapa anak buah ku amblas," sesal Rolex sambil berjongkok melihat luka sang majikan.

"Minggir," Rolex menepis bahu Dilara agar ia menyingkir.

Gadis itu hendak melayangkan protes namun kedatangan beberapa pria dengan setelan jas yang sama dengan pria kurus tadi membuat Dilara tak memiliki kesempatan, hingga semakin tersingkir.

Tak ingin ambil pusing, Dila memasukkan gelang giok hijau tadi ke dalam tas lalu mengambil sepatunya yang terlempar kemudian ia pakai lagi. Kakinya sakit akibat berlari di jalan beraspal nan berlubang disertai kerikil tajam tadi.

Dila melangkah perlahan sedikit pincang, tangan kanannya menyelempangkan tabung hitam titipan pria itu ke bahu kiri lalu mengangkat tuas standar yang menyangga sepeda ungu, mengayuhnya kembali meninggalkan segerombolan pria yang masih berkerumun.

"Lex, gadis itu ... aku belum mengucapkan terimakasih padanya," ujar Emery saat teringat pada sosok yang telah hilang.

"Gadis mana Tuan? yang tadi?" tanya Rolex.

"Iya, dia gadis pemberani ... aku hutang nyawa padanya," ungkap Emery.

"Akan aku cari nanti, yang penting anda selamat," jawab Rolex. Sang asisten pribadi kepercayaan anaknya, membawa sang Tuan Besar untuk segera mendapatkan perawatan intensif.

"Siapa berani berulah seperti ini, kalian akan berhadapan denganku dulu," batin Rolex bersumpah.

...***...

Sementara ditempat lainnya.

Seorang pria dengan suara berat mengamuk didalam ruangan mengetahui misi anak buahnya gagal.

Dia melemparkan segala benda yang terdapat diatas mejanya. Raut wajah menyeramkan terukir dengan jelas membuat siapapun yang mengusiknya kali ini dipastikan tak akan lolos dengan mudah.

Brakk.

"Si-alan! lebih dari tiga bulan masa pengintaian kita dan hari ini digagalkan oleh seorang anak ingusan dari kampung?" teriak Akbar sanjaya.

"Maaf Tuan," cicit anak buahnya akut.

"BODOH, TAK BERGUNA!" bentak Akbar pada kedua pria di depannya.

"Ampuni kami Tuan, kami tak mengira akan ada gadis itu, dia sangat berani dan lemparannya tepat mengenai kepalaku meskipun hanya menggunakan batu kali." Elak salah satu pengawal membela diri.

"Baru segitu mengeluh, sekarang kita bagai mulai dari nol lagi ... Ezra Qavi pasti akan lebih waspada setelah insiden yang menimpa ayahnya," Akbar sanjaya menggeram marah.

"Pilihan kalian dua, melenyapkan Emery Qavi dan mengambil cetak biru project pulau kelapa itu atau kalian yang akan lenyap. " Ancam CEO Sanjaya Grup itu serius.

"Akan kami laksanakan, Tuan," jawab kedua pria.

"Jangan sampai lolos, atau nyawa kalian melayang! " tatapan Akbar nyalang.

"PERGILAH! Beri aku hasilnya, SEGERA!" titah sang Bos tak ingin dibantah.

"Siap, Tuan!" seru kedua pria seraya meninggalkan ruangan.

"Tunggu kehancuranmu, Emery ..." lirih sang pimpinan Sanjaya Grup.

.

.

..._____________________________...

Terpopuler

Comments

sakura

sakura

...

2024-11-05

0

zha syalfa

zha syalfa

dia angkatan brp ya?? rasanya aku kenal jurus ini
🤭

2023-03-19

1

Dzulfan Ahlami

Dzulfan Ahlami

baru ketemu lg mulai baca

2023-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. GELANG GIOK
2 BAB 2. PENYELIDIKAN
3 BAB 3. SEBUAH PERMINTAAN
4 BAB 4. ANDAI
5 BAB 5. SPECIAL NAMUN BUKAN SPECIAL
6 BAB 6. PRADUGA
7 BAB 7. FITNAH
8 BAB 8. MEMBELA DIRI
9 BAB 9. DUDA SEHARI
10 BAB 10. RESAH
11 BAB 11. ULAT KEKET
12 BAB 12. PERGULATAN BATIN EZRA
13 BAB 13. MISI MENCARI ALASAN
14 BAB 14. SEMUA KARENA DILARA
15 BAB 15. KEPUTUSAN
16 BAB 16. KEMARAHAN RUHAMA
17 BAB 17. MUFAKAT
18 BAB 18. PREPARE
19 BAB 19. SEMUA MEMIKIRKAN DILARA
20 BAB 20. KHUTBATUL HAJAT
21 BAB 21. NYONYA MUDA EL QAVI
22 BAB 22. FIX, TUAN
23 BAB 23. TIDAK PEKA
24 BAB 24. PINDAH
25 BAB 25. BYE IBU
26 BAB 26. WELCOME JEKARDAH
27 BAB 27. LANGKAH AWAL DILARA
28 BAB 28. BAHAYA MENGINTAI
29 BAB 29. AWAL JUMPA DIA
30 BAB 30. KANGEN
31 BAB 31. DIAGNOSA
32 BAB 32. KEBAHAGIAAN DILARA
33 BAB 33. JERAT KHAMR
34 BAB 34. PENYANGKALAN
35 BAB 35. MULAI GOYAH
36 BAB 36. ANCAMAN BAGI EZRA
37 BAB 37. AWAL PETAKA
38 BAB 38. SAKIT
39 BAB 39. ALAM BAWAH SADAR, YANG SAMA
40 BAB 40. FIRASAT
41 BAB 41. GUGUP KEMBALI
42 BAB 42. MULAI PEDULI
43 BAB 43. BIMBANG
44 BAB 44. DIAM-DIAM OVERPROTECTIVE
45 BAB 45. PRINCE ABDEEN
46 BAB 46. KEBIASAAN YANG TERTUKAR
47 BAB 47. SAYANG
48 BAB 48. ALASAN EZRA
49 BAB 49. MEMBAIK
50 BAB 50. KONSPIRASI
51 BAB 51. FIRASAT
52 BAB 52. LEGA
53 BAB 53. PERLAHAN BERUBAH
54 BAB 54. ERMITA TAHU
55 BAB 55. KEBAHAGIAAN
56 BAB 56. WELCOME HOME
57 BAB 57. AKU PULANG
58 BAB 58. PEDEKATE
59 BAB 59. MENCOBA LAGI
60 BAB 60. PERHATIAN
61 BAB 61. AKSI CINTA
62 BAB 62. KENCAN
63 BAB 63. MULAI PAMER
64 BAB 64. BERHARAP SATU KAMAR
65 BAB 65. SEDIKIT LAGI, LULUH
66 BAB 66. AYAH SIAGA
67 BAB 67. SATU KAMAR
68 BAB 68. KANGEN AYAHNYA
69 BAB 69. WARMING-UP
70 BAB 70. NYANDU
71 BAB 71. BERMUNCULAN
72 BAB 72. KATA CINTA
73 BAB 73. KECURIGAAN
74 BAB 74. SEBUAH PETUNJUK
75 BAB 75. KORBAN
76 BAB 76. IBU
77 BAB 77. PRADUGA
78 BAB 78. PEMICU, LAGI
79 BAB 79. LELAH
80 BAB 80. APAKAH AKU?
81 BAB 81. PUNCAK RASA
82 BAB 82. MENEPI
83 BAB 83. LEMBARAN SATU
84 BAB 84. LEMBARAN DUA
85 BAB 85. MULAI MENGERTI
86 BAB 86. FLIGHT
87 BAB 87. BUKTI
88 BAB 88. ASYRAF HAMID
89 BAB 89. SHAN
90 BAB 90. TERULUR NAMUN TERGENGGAM
91 BAB 91. KEHATI-HATIAN EZRA
92 BAB 92. KEPUTUSAN SULIT, TAPI HARUS
93 BAB 93. SISIPAN
94 BAB 94. GELUT BAYANGAN
95 BAB 95. AL ZAYN
96 BAB 96. RINDU
97 BAB 97. DI UJUNG RINDU
98 BAB 98. INI AYAH
99 BAB 99. MEMBUAT KESEPAKATAN
100 BAB 100. VIDEO
101 BAB 101. PROPOSAL
102 BAB 102. HEART TO HEART
103 BAB 103. PENGORBANAN
104 BAB 104. MISI PERLAWANAN
105 BAB 105. PERTANYAAN SHAN
106 BAB 106. BEREBUT SHAN
107 BAB 107. MISI AL ZAYN
108 BAB 108. SHAN BINGUNG
109 BAB 109. POINT OF
110 BAB 110. SIAPA AKU?
111 BAB 111. SURPRISE
112 BAB 112. MY DADDY
113 BAB 113. MISTERI BOX IDENTITY
114 BAN 114. SURAT USANG
115 BAB 115. MOTIF SELENDANG EMAS
116 BAB 116. MENUNGGU MUSUH
117 BAB 117. PAWON RATU
118 BAB 118. JOGJA, AKU DATANG
119 BAB 119. MENGGEBU
120 BAB 120. TUNTUTAN PUTRA TERBUANG
121 BAB 121. TITIK TERANG
122 BAB 122. KISAH KELAM
123 BAB 123. BOOM
124 BAB 124. PERPISAHAN
125 BAB 125. MAMA & PAPA
126 BAB 126. MAMAKU
127 BAB 127. ON GOING
128 BAB 128. SSSHAAAH
129 BAB 129. HADIAH ANA
130 BAB 130. SKAK MATCH
131 BAB 131. WUJUD CINTA
132 BAB 132. BERTATAP MUKA
133 BAB 133. DIA?
134 BAB 134. KEBENCIAN MITA
135 BAB 135. FAKTA
136 BAB 136. RUSAK SEMUANYA
137 BAB 137. KOMPENSASI
138 BAB 138. LANGKAH BARU
139 BAB 139. MEMAAFKAN
140 BAB 140. PERTIMBANGAN
141 BAB 141. HONEYMOON
142 BAB 142. JELANG SIDANG
143 BAB 143. MOOOODD
144 BAB 144. KEPASTIAN
145 BAB 145. SIDANG ANA
146 BAB 146. TERLANJUR
147 BAB 147. PUTUSAN
148 BAB 148. MOMENT
149 BAB 149. HOPE
150 EXTRA PART 1
151 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 151 Episodes

1
BAB 1. GELANG GIOK
2
BAB 2. PENYELIDIKAN
3
BAB 3. SEBUAH PERMINTAAN
4
BAB 4. ANDAI
5
BAB 5. SPECIAL NAMUN BUKAN SPECIAL
6
BAB 6. PRADUGA
7
BAB 7. FITNAH
8
BAB 8. MEMBELA DIRI
9
BAB 9. DUDA SEHARI
10
BAB 10. RESAH
11
BAB 11. ULAT KEKET
12
BAB 12. PERGULATAN BATIN EZRA
13
BAB 13. MISI MENCARI ALASAN
14
BAB 14. SEMUA KARENA DILARA
15
BAB 15. KEPUTUSAN
16
BAB 16. KEMARAHAN RUHAMA
17
BAB 17. MUFAKAT
18
BAB 18. PREPARE
19
BAB 19. SEMUA MEMIKIRKAN DILARA
20
BAB 20. KHUTBATUL HAJAT
21
BAB 21. NYONYA MUDA EL QAVI
22
BAB 22. FIX, TUAN
23
BAB 23. TIDAK PEKA
24
BAB 24. PINDAH
25
BAB 25. BYE IBU
26
BAB 26. WELCOME JEKARDAH
27
BAB 27. LANGKAH AWAL DILARA
28
BAB 28. BAHAYA MENGINTAI
29
BAB 29. AWAL JUMPA DIA
30
BAB 30. KANGEN
31
BAB 31. DIAGNOSA
32
BAB 32. KEBAHAGIAAN DILARA
33
BAB 33. JERAT KHAMR
34
BAB 34. PENYANGKALAN
35
BAB 35. MULAI GOYAH
36
BAB 36. ANCAMAN BAGI EZRA
37
BAB 37. AWAL PETAKA
38
BAB 38. SAKIT
39
BAB 39. ALAM BAWAH SADAR, YANG SAMA
40
BAB 40. FIRASAT
41
BAB 41. GUGUP KEMBALI
42
BAB 42. MULAI PEDULI
43
BAB 43. BIMBANG
44
BAB 44. DIAM-DIAM OVERPROTECTIVE
45
BAB 45. PRINCE ABDEEN
46
BAB 46. KEBIASAAN YANG TERTUKAR
47
BAB 47. SAYANG
48
BAB 48. ALASAN EZRA
49
BAB 49. MEMBAIK
50
BAB 50. KONSPIRASI
51
BAB 51. FIRASAT
52
BAB 52. LEGA
53
BAB 53. PERLAHAN BERUBAH
54
BAB 54. ERMITA TAHU
55
BAB 55. KEBAHAGIAAN
56
BAB 56. WELCOME HOME
57
BAB 57. AKU PULANG
58
BAB 58. PEDEKATE
59
BAB 59. MENCOBA LAGI
60
BAB 60. PERHATIAN
61
BAB 61. AKSI CINTA
62
BAB 62. KENCAN
63
BAB 63. MULAI PAMER
64
BAB 64. BERHARAP SATU KAMAR
65
BAB 65. SEDIKIT LAGI, LULUH
66
BAB 66. AYAH SIAGA
67
BAB 67. SATU KAMAR
68
BAB 68. KANGEN AYAHNYA
69
BAB 69. WARMING-UP
70
BAB 70. NYANDU
71
BAB 71. BERMUNCULAN
72
BAB 72. KATA CINTA
73
BAB 73. KECURIGAAN
74
BAB 74. SEBUAH PETUNJUK
75
BAB 75. KORBAN
76
BAB 76. IBU
77
BAB 77. PRADUGA
78
BAB 78. PEMICU, LAGI
79
BAB 79. LELAH
80
BAB 80. APAKAH AKU?
81
BAB 81. PUNCAK RASA
82
BAB 82. MENEPI
83
BAB 83. LEMBARAN SATU
84
BAB 84. LEMBARAN DUA
85
BAB 85. MULAI MENGERTI
86
BAB 86. FLIGHT
87
BAB 87. BUKTI
88
BAB 88. ASYRAF HAMID
89
BAB 89. SHAN
90
BAB 90. TERULUR NAMUN TERGENGGAM
91
BAB 91. KEHATI-HATIAN EZRA
92
BAB 92. KEPUTUSAN SULIT, TAPI HARUS
93
BAB 93. SISIPAN
94
BAB 94. GELUT BAYANGAN
95
BAB 95. AL ZAYN
96
BAB 96. RINDU
97
BAB 97. DI UJUNG RINDU
98
BAB 98. INI AYAH
99
BAB 99. MEMBUAT KESEPAKATAN
100
BAB 100. VIDEO
101
BAB 101. PROPOSAL
102
BAB 102. HEART TO HEART
103
BAB 103. PENGORBANAN
104
BAB 104. MISI PERLAWANAN
105
BAB 105. PERTANYAAN SHAN
106
BAB 106. BEREBUT SHAN
107
BAB 107. MISI AL ZAYN
108
BAB 108. SHAN BINGUNG
109
BAB 109. POINT OF
110
BAB 110. SIAPA AKU?
111
BAB 111. SURPRISE
112
BAB 112. MY DADDY
113
BAB 113. MISTERI BOX IDENTITY
114
BAN 114. SURAT USANG
115
BAB 115. MOTIF SELENDANG EMAS
116
BAB 116. MENUNGGU MUSUH
117
BAB 117. PAWON RATU
118
BAB 118. JOGJA, AKU DATANG
119
BAB 119. MENGGEBU
120
BAB 120. TUNTUTAN PUTRA TERBUANG
121
BAB 121. TITIK TERANG
122
BAB 122. KISAH KELAM
123
BAB 123. BOOM
124
BAB 124. PERPISAHAN
125
BAB 125. MAMA & PAPA
126
BAB 126. MAMAKU
127
BAB 127. ON GOING
128
BAB 128. SSSHAAAH
129
BAB 129. HADIAH ANA
130
BAB 130. SKAK MATCH
131
BAB 131. WUJUD CINTA
132
BAB 132. BERTATAP MUKA
133
BAB 133. DIA?
134
BAB 134. KEBENCIAN MITA
135
BAB 135. FAKTA
136
BAB 136. RUSAK SEMUANYA
137
BAB 137. KOMPENSASI
138
BAB 138. LANGKAH BARU
139
BAB 139. MEMAAFKAN
140
BAB 140. PERTIMBANGAN
141
BAB 141. HONEYMOON
142
BAB 142. JELANG SIDANG
143
BAB 143. MOOOODD
144
BAB 144. KEPASTIAN
145
BAB 145. SIDANG ANA
146
BAB 146. TERLANJUR
147
BAB 147. PUTUSAN
148
BAB 148. MOMENT
149
BAB 149. HOPE
150
EXTRA PART 1
151
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!