Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.
Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.
"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.
Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.
Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.
Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermain
Setelah membeli laptop, mereka berjalan menuju tempat permainan.
"Sayang kalian main disini dan jangan keluar dari area permainan. Mommy di sana mau potong rambut, tunggu Mommy sampai selesai, Oke?" Tanya Chatlea.
"Oke Mom." Serentak keduanya lalu mulai bermain.
Chatlea berjalan menuju salon depan tempat permainan, dia memulai dengan memotong rambutnya lalu melakukan perawatan lainnya seperti lulur, sauna, menicure dan pedicure.
Setelah itu dia pindah ke klinik kecantikan di sampingnya. Karena kulit wajah Chatlea masih terbilang normal, Ia memilih melakukan treatment wajah seperti facial dan totok wajah.
Setelah treatment nya selesai, Chatlea membeli krim dan serum untuk dia pakai sehari-hari.
Chatlea kembali menemani anaknya bermain, ia berusaha menghibur dirinya untuk melupakan masalah yang sangat menyesakkan dadanya.
"Kalian lapar nggak?" Tanya Chatlea saat mereka sedang bermain.
"Lapar Mom." Jawab Zarah.
"Kita sudahi dulu mainnya kak." Ucap Chatlea pada Zidan yang sedang bermain lompat-lompatan.
Zidan berhenti lalu mendekati Chatlea dan Zarah.
"Ayo Mom kita pulang, Zidan sudah puas mainnya." Ajak Zidan.
"Zarah lapar sayang, kita makan dulu ya baru pulang?" Bujuk Chatlea.
"Oke Mom." Zidan menaikkan satu jempolnya,
"Mommy masih ada uang?" Tanya Zidan.
"Masih sayang, kamu tenang aja." Ucap Chatlea.
Mereka Berjalan menuju food court di dalam mall. Setelah sampai mereka duduk dan Chatlea menuju kasir untuk memesan dan membayar makanan terlebih dulu.
Zidan dan Zarah mengedarkan pandangannya.
"Kak itu Daddy kan? sama siapa? kenapa dia menggandeng tangan Daddy?" Tunjuk Zarah.
Zidan menoleh ke arah yang di tunjuk Zarah. Ia menatap Daddy nya dan Bella lalu mengepalkan kedua tangannya karena kesal dan marah.
"Kamu benar dek, tapi jangan bilang ke Mommy, oke?" Ucap Zidan.
Zarah mengangguk lalu diam menunggu Chatlea dan makanan nya datang.
"Kalian kok diam." Chatlea menatap heran anak-anaknya.
"Nggak mah, kami capek." Jawab Zidan.
Tidak lama kemudian makanan mereka datang diantar oleh pelayan.
"Ayo makan." Ucap Chatlea.
Chatlea dan anak-anaknya menikmati makanan yang mereka pesan. Setelah mereka makan, mereka kemudian berjalan keluar dari mall.
"Sebentar ya Mommy pesan taksi online dulu." Ucap Chatlea lalu mengambil ponselnya di dalam tas dan memesan taksi.
"Daddy." Teriak Zidan saat melihat Hendra sedang menjemput Bella di depan mall.
Hendra berbalik melihat mereka namun Bella segera masuk kedalam mobil lalu menyuruhnya untuk jalan.
"Daddy tunggu. Daddy!" Teriak Zidan kembali sambil mengejar mobil Hendra.
"Zidan tunggu nak, jangan lari nanti kamu jatuh." Teriak Cathlea. Chatlea dan Zarah ikut berlari mengejar Zidan.
"Ayo kita pulang sayang, jangan di kejar lagi." Bujuk Chatlea.
Chatlea memegang anak-anaknya naik ke dalam taksi online yang sudah dipesan nya.
"Sayang lain kali nggak boleh berlari seperti tadi ya? gimana kalo jatuh dan berdarah, sakit kan?" Ucap Chatlea.
"Hiskk.. hiskk.. itu mobil Daddy, Zidan pengin pulang bareng Daddy." Ucap Zidan sambil menangis.
"Daddy masih harus ke kantor sayang, nanti juga kita ketemu Daddy di rumah, sudah, jangan nangis lagi." Bujuk Chatlea sambil menghapus air mata Zidan.
"Iya, Kak Zidan cengeng." Sindir Zarah.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di depan rumah.
"Ini pak ongkosnya." Cathlea membayar ongkos taksinya lalu turun dari mobil.
"Ayo sayang kita turun." Chatlea memegang satu persatu anak-anaknya turun dari mobil.
Setelah sampai di rumah ia mengajak anak-anak langsung ke kamar untuk istirahat.
Saat sore Cathlea membersihkan isi rumah lalu memasak untuk anak-anaknya.
Sementara Zidan dan Zarah bermain dengan laptopnya.
"Zarah, ambilin KTP Mommy." Perintah Zidan sedang sibuk mengutak-atik laptopnya.
"Dimana kak?" Tanya Zarah.
"Di dalam dompet, itu diatas nakas." Tunjuk Zidan dengan dagunya.
Zarah berdiri lalu mengambilnya.
"Ini kak." kata Zarah.
Zidan mengambilnya lalu mengaploadnya ke dalam layar laptop.
"Ini balikin lagi." Kata Zidan.
Zarah mengambil lalu memasukkannya kembali ke dalam dompet Chatlea.
"Selesai." Ucap Zidan.
"Tos dulu dong." Mereka melakukan tos lima jari.
"Terus kita ngapain lagi kak?" Tanya Zarah.
"Kaka buat e-mail dulu, baru kita tawarin jasa kita ke perusahaan-perusahaan, gimana ide kakak bagus kan?" Tanya Zidan.
Zarah mengangguk dan mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.
Zidan pun mulai melakukan idenya. Setelah selesai ia menyimpan laptopnya karena takut ketahuan oleh ibunya.
"Zarah, Zidan kalian belum mandi? cepetan mandi baru kita makan." Perintah Chatlea.
"Baru mau Mom." Ucap Zidan kemudian ke kamar mandi bergantian dengan Zarah. Setelah mandi dan pakaian mereka keluar kamar menuju meja makan.
"Daddy belum pulang Mom?" Tanya Zarah.
"Belum sayang, mungkin Daddy lembur." Jawab Chatlea. Ia mencoba tenang di depan anak-anaknya tapi sebenarnya perasaannya sangat khawatir. Apalagi Chatlea juga melihat saat Bella masuk ke dalam mobil suaminya. Hatinya sakit melihat Hendra bersama wanita lain, apalagi Hendra tidak perduli dengan teriakan Zidan.
"Ayo, habiskan makanannya sayang, habis itu kalian tidur ya?" Jelas Chatlea.
"Baik Mom." Ucap Zarah dan Zidan.
"Anak pinter." Ucap Chatlea mengusap kepala anak-anaknya.
Setelah makan, Zidan dan Zarah kembali ke kamar.
Zidan kembali membuka laptopnya, lalu mengecek email yang masuk lalu membalasnya.
Sedangkan di dapur, Chatlea menunggu kedatangan Hendra sambil membersihkan meja makan.
'Apa yang sedang kau lakukan mas. Pulanglah, aku masih menunggumu, menunggumu untuk kembali.' Batin Chatlea.
Chatlea berjalan keluar menuju teras dan duduk diluar, namun tanda-tanda Hendra akan pulang belum juga muncul.
Air matanya mulai berkaca-kaca, tangannya sudah keringat dingin dan wajahnya mulai pucat. Ia mengambil ponselnya lalu menelpon Hendra, namun Hendra tidak menjawabnya.
"Apa kau benar-benar akan menikahi wanita itu mas? Pulanglah, aku sangat mencemaskan mu." Monolog Chatlea
Chatlea kembali masuk dan mengunci pintu lalu berjalan menuju kamar anak-anaknya.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Tanya Chatlea saat melihat Zidan dan Zarah bermain di laptopnya.
"Lagi main games, Mom." Ucap Zarah saat main candy crush saga.
"Ooo, mainnya jangan lama-lama sayang." Ucap Chatlea lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Ia Mom." Jawab keduanya.
Setelah membersihkan diri Chatlea mulai memakai krim perawatan di wajahnya, lalu menuju tempat tidur untuk istirahat.
"Ayo kita tidur nak, mainnya sudah dulu ya." Ucap Chatlea dengan lembut.
"Mom, apa Daddy sudah pulang?" Tanya Zarah.
"Belum nak, Daddy lembur, mungkin tengah malam baru pulang." Ucap Chatlea.
"Kenapa Daddy selalu lembur?"Tanya Zidan.
"Karena Daddy cari uang untuk kita sayang." Jelas Chatlea.
"Daddy nggak cari uang Mom, buktinya Daddy nggak ngasih uang ke mama lagi, Daddy sekarang pelit, tidak kayak dulu lagi." Ucap Zidan.
"Sssstttt.. nggak boleh ngomong kayak gitu nak, nanti Daddy marah." Nasihat Chatlea.
"Sini peluk Mommy dulu baru kita tidur." Chatlea merentangkan tangannya.
Zidan dan Zarah ikut naik di tempat tidur, kemudian memeluk dan mencium pipi Chatlea.
"Kami sangaaaaat.. sayang Mommy." Ucap Zidan.
"Makasih sayang, Mommy juga sangaaaat.. menyangi kalian. Kalian sumber kekuatan Mommy, kalian berdua harus janji, jangan pernah tinggalin Mommy." Ucap Chatlea ingin mengaitkan jari kelingkingnya.
"Kami janji Mom, akan selalu bersama Mommy." Ucap keduanya mengaitkan jari kelingkingnya sambil tersenyum.
Chatlea membaringkan mereka dan menyelimutinya, lalu membacakan dongeng.
Setelah mereka tidur, Chatlea kembali bangun. Ia kembali browsing mencari usaha apa yang cocok di buka jika tidak ada panggilan kerja untuknya.
.
.
.
Author ngasih visual dulu ya!
Chatlea saat masih kuliah.
Chatlea
Visual Hendra
Visual Zidan dan Zarah
Bersambung...
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
.