NovelToon NovelToon
Beginning And End : Dynasty Han.

Beginning And End : Dynasty Han.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Time Travel / Mengubah Takdir / Perperangan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

cerita sampingan "Beginning and End", cerita dimulai dengan Kei dan Reina, pasangan berusia 19 tahun, yang menghabiskan waktu bersama di taman Grenery. Taman ini dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah, menciptakan suasana yang tenang namun penuh harapan. Momen ini sangat berarti bagi Kei, karena Reina baru saja menerima kabar bahwa dia akan pindah ke Osaka, jauh dari tempat mereka tinggal.

Saat mereka duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam dan mengingat kenangan-kenangan indah yang telah mereka bagi, suasana tiba-tiba berubah. Pandangan mereka menjadi gelap, dan mereka dikelilingi oleh cahaya misterius berwarna ungu dan emas. Cahaya ini tampak hidup dan berbicara, membawa pesan yang tidak hanya akan mengubah hidup Kei dan Reina, tetapi juga menguji ikatan persahabatan mereka.

Pesan dari cahaya tersebut mungkin berkisar pada tema perubahan, perpisahan, dan harapan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Persiapan demi keadilan.

Langit Chang'an diselimuti awan gelap, seakan mencerminkan kegelapan yang mencengkeram negeri itu di bawah kekuasaan tirani Dong Zhuo. Namun, di balik kegelapan itu, sebuah cahaya harapan mulai menyala. Di halaman belakang rumah mewah Wang Yun yang kini sunyi, Kei, Reina, Hanna, Kenzi, Lu Bu, Lu Lingqi, Zhang Liao, dan Chen Gong bersiap untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Dong Zhuo. Malam ini, bukan hanya tentang balas dendam, melainkan tentang pembebasan Chang'an dari cengkeraman kekejaman.

Reina, dalam gaun perang putihnya yang berkilauan seperti cahaya bulan, berdiri di tengah-tengah para ninja cahaya. Jubah putih mereka berkibar lembut tertiup angin malam, seakan menari-nari dalam irama bisikan harapan. Wajah mereka, yang biasanya tersembunyi di balik topeng, kini terlihat jelas, dipenuhi tekad yang membara. Reina, bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai simbol harapan, mengangkat tangannya. Cahaya emas yang lembut, namun kuat, memancar dari tubuhnya, mengalir ke seluruh tubuh para ninja, mengisi mereka dengan kekuatan dan keberanian.

"Para ninja cahaya," suaranya mengalun lembut namun tegas, menggema di tengah kesunyian malam, "misi kita malam ini bukan sekadar penyusupan dan pencurian. Kita adalah bayangan, mata, dan telinga di jantung kegelapan. Kita akan menaburkan benih-benih kekacauan, membingungkan musuh, dan membuka jalan bagi serangan utama."

Para ninja mengangguk, cahaya emas di tubuh mereka semakin bersinar, seakan merespon kata-kata Reina. Mereka adalah bayangan maut, bergerak cepat dan senyap, ahli dalam penyamaran dan pencurian. Malam ini, mereka akan menjadi duri dalam daging Dong Zhuo, menghancurkan kepercayaan dan menggoyahkan kekuasaannya dari dalam.

Di sisi lain halaman, Kenzi, dengan senyum jahil yang terukir di wajahnya, memanggil elang api merah menyala. Burung raksasa itu melebarkan sayapnya, bulu-bulunya berkilauan di bawah cahaya bulan. "Pergilah, kawanku," bisik Kenzi, "mata kita di langit, sayap kita di kegelapan. Laporkan setiap pergerakan Dong Zhuo, setiap celah dalam pertahanannya." Elang itu melesat ke langit, menghilang dalam kegelapan, meninggalkan Kenzi dengan tatapan penuh keyakinan.

Kei, dengan kedua pedang kegelapannya yang mengeluarkan aura dingin menusuk, berdiri di depan ribuan prajuritnya. Pasukan baja zirah hitam itu berdiri tegak, aura kegelapan yang pekat mengepul di sekitar mereka, menciptakan pemandangan yang menakutkan. Kei, dengan wajahnya yang datar, namun matanya yang menyala-nyala, mengangkat tangannya. "Pasukan," suaranya bergema, "malam ini, kita akan menunjukkan kepada Dong Zhuo arti dari kehancuran! Kita akan membantai setiap musuh yang menghalangi jalan kita!"

Para prajurit bersorak, suara gemuruh mereka mengguncang bumi. Mereka adalah pasukan maut, terlatih dan disiplin, siap untuk menghadapi kematian. Mereka adalah bayangan kematian, siap untuk menghancurkan setiap rintangan yang menghalangi jalan mereka menuju kemenangan.

Hanna, dengan anggunnya, menari di tepi kolam koi. Dua cakram beragi tajamnya berputar dengan cepat, menciptakan pusaran air yang semakin membesar. Air kolam itu bergolak, membentuk gelombang yang semakin tinggi, siap untuk membanjiri istana Dong Zhuo. "Dalam dua jam," katanya, suaranya lembut namun penuh keyakinan, "istana Dong Zhuo akan tenggelam dalam banjir besar! Kekacauan akan menjadi senjata kita!"

Dari balkon lantai atas, Lu Bu, Lu Lingqi, Zhang Liao, dan Chen Gong mengamati. Lu Bu, terkesima, bergumam, "Mereka... luar biasa. Kecepatan dan ketepatan ninja itu... Strategi Hanna yang berani... Kekuatan Kei yang menakutkan... Bahkan Kenzi, si ceroboh itu, terlihat serius."

Lu Lingqi, matanya berbinar, menambahkan, "Reina... dia memancarkan aura kepemimpinan yang luar biasa. Keanggunannya, kekuatannya... Dia seperti dewi perang."

Zhang Liao, seorang jenderal yang dikenal karena ketenangannya, pun terkesan. "Ketepatan dan efisiensi persiapan mereka luar biasa. Setiap gerakan terencana dengan baik. Ini bukan sekadar keberanian, tetapi strategi yang brilian."

Chen Gong, ahli strategi yang cerdas, mengamati dengan seksama. "Lihatlah koordinasi mereka. Setiap unit bekerja sama dengan sempurna. Ini menunjukkan latihan dan kepemimpinan yang luar biasa. Mereka sudah siap untuk menghadapi apapun."

Lu Bu kembali bersuara, suaranya dipenuhi kekaguman. "Aku telah melihat banyak prajurit dan jenderal, tetapi... ini berbeda. Mereka bukan hanya kuat, tetapi mereka memiliki semangat yang tak tergoyahkan. Semangat untuk keadilan, untuk pembebasan. Mereka adalah pahlawan sejati, masa depan Chang'an."

Lu Lingqi mengangguk setuju, "Mereka pantas mendapatkan kekaguman kita. Keberanian mereka, strategi mereka, dan semangat mereka... semua itu menginspirasi."

Zhang Liao menambahkan, "Kita harus belajar dari mereka. Keberanian mereka, kerja sama tim mereka, dan strategi mereka yang brilian... semua itu patut kita contoh."

Chen Gong menyimpulkan, "Mereka adalah generasi baru pahlawan. Mereka akan membawa perubahan besar bagi Chang'an dan Tiongkok. Kita beruntung bisa menjadi saksi dari kebangkitan mereka."

Para pelayan wanita, yang dulunya adalah pelayan Wang Yun, kini berdiri di belakang Reina, wajah mereka dipenuhi kekaguman dan harapan. Mereka menyaksikan dengan mata berbinar, bagaimana Reina dan Hanna, dengan kecantikan dan kekuatan mereka yang luar biasa, memimpin pasukan menuju kemenangan. Para penjaga pria, yang dipersenjatai dengan lengkap, juga mengamati dengan rasa kagum dan lega. Mereka tahu, dengan Kei dan Kenzi memimpin, kemenangan pasti akan berada di pihak mereka.

Saat semua persiapan selesai, Reina kembali berdiri di depan pasukan ninja. "Kita akan mengubah sejarah malam ini!" Suaranya bergema, penuh semangat dan keyakinan. "Kita akan menunjukkan kepada Dong Zhuo bahwa keadilan akan selalu menang!"

Kei, dengan kedua pedang kegelapannya, melangkah maju. "Ikuti aku! Kita akan menghancurkan Dong Zhuo dan membawa kembali kedamaian ke Chang'an!"

Para ninja dan prajurit bersorak, semangat mereka membara. Mereka melangkah maju, menuju gerbang istana Dong Zhuo, siap menghadapi segala rintangan. Mereka adalah pasukan harapan, pasukan pembebasan, yang akan menghancurkan kegelapan dan membawa kembali cahaya ke Chang'an.

Serangan dimulai dengan keheningan yang mencekam. Para ninja cahaya, seperti bayangan, menyusup ke dalam istana Dong Zhuo, menyebarkan informasi palsu dan mencuri persenjataan. Kenzi, dengan bantuan elang apinya, memata-matai setiap pergerakan di dalam istana, melaporkan informasi penting kepada Kei dan Reina. Kei memimpin pasukannya, membantai setiap pengawal yang menghalangi jalan mereka. Hanna, dengan cakram beraginya, menciptakan banjir besar yang menghancurkan pertahanan istana.

Pertempuran sengit terjadi di setiap sudut istana. Pedang beradu dengan pedang, tombak beradu dengan tombak. Teriakan, jeritan, dan suara senjata beradu memenuhi udara. Namun, pasukan Kei dan Reina, dengan strategi mereka yang cerdik dan semangat yang membara, berhasil mengalahkan pasukan Dong Zhuo.

Dong Zhuo, yang terjebak dalam kepanikan dan kekacauan, berusaha melarikan diri. Namun, ia dikejar oleh Kei dan Reina. Pertempuran antara mereka berlangsung sengit. Kei, dengan kedua pedang kegelapannya, menyerang dengan cepat dan tepat. Reina, dengan katananya yang berkilauan, membela diri dengan anggun dan mematikan. Akhirnya, Dong Zhuo jatuh di tangan Kei, kekuasaannya berakhir.

Kemenangan telah diraih. Chang'an dibebaskan dari cengkeraman kekejaman Dong Zhuo. Kei, Reina, Hanna, Kenzi, Lu Bu, Lu Lingqi, Zhang Liao, dan Chen Gong berdiri di tengah-tengah Chang'an yang merayakan kemenangan mereka. Mereka adalah pahlawan sejati, yang telah membawa kembali cahaya dan harapan ke negeri yang telah lama menderita. Malam itu, di bawah langit yang cerah, mereka merayakan kemenangan mereka, berjanji untuk membangun Chang'an yang baru, Chang'an yang damai dan sejahtera. Malam itu, Chang'an menyaksikan lahirnya pahlawan-pahlawan baru, yang akan melindungi negeri itu dari kegelapan selamanya. Malam itu, Chang'an menjadi saksi bisu atas berakhirnya era kegelapan dan dimulainya era baru yang penuh harapan.

1
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪😊
secret: makasih kak.... aku mah selalu semangat menyampaikan semua ide ku 🥰
total 1 replies
Momo🦀
awal yang bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!