Fujimoto Peat, aktris papan atas yang dimanja oleh dunia glamor berlibur ke pulau tropis. Di sana ia bertemu Takahashi Fort yang merupakan kebalikan sempurna dari dunianya.
Pertemuan mereka memicu percikan antara pertemuan dua dunia berbeda, keanggunan kota dan keindahan alam liar.
Fort awalnya menolak menjadi pemandu Peat. Tapi setelah melihat Peat yang angkuh, Fort merasa tertantang untuk ‘’mengajarinya pelajaran tentang kehidupan nyata.’’
Di sisi lain, ada satu pasangan lagi yang menjadi pewarna dalam cerita ini. Boss, pria kocak yang tidak tahu batasan dan Noeul, wanita yang terlihat pemarah tapi sebenarnya berhati lembut.
Noeul terbiasa menjadi pusat perhatian, dan sikap santai Boss yang tidak memedulikannya benar-benar membuatnya kesal. Setiap kali Noeul mencoba menunjukkan keberadaannya yang dominan, Boss dengan santai mematahkan egonya.
Hubungan mereka berjalan seperti roller coaster.
Empat orang dalam hubungan tarik ulur penuh humor dan romansa, yang jatuh duluan, kalah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Pulang
Fort yang sejak tadi hanya menonton akhirnya tidak tahan lagi. Ia mendekat dan berdiri di antara Krismon dan Peat, wajahnya berubah lebih serius dari biasanya.
‘’Dengar Krismon, atau siapapun namamu,’’ kata Fort dengan nada tegas namun tetap santai.
‘’Kalau dia bilang tidak mau pergi, seharusnya kau tidak memaksanya.’’
Krismon mendengus, melipat tangan dengan sikap menantang. ‘’Siapa kau yang berhak menahan aktris kami?’’
Fort menyeringai, matanya bersinar penuh tantangan. ‘’Aku pemandunya. Aku punya hak memastikan wisatawanku menikmati liburannya tanpa gangguan. Termasuk dari orang-orang yang tidak diundang seperti kau.’’
Krismon membuka mulut hendak membalas.
‘’Hei, hei! Kalian berdua seperti pasangan yang rebutan anak anjing,’’ kata Boss.
‘’Diam kau bajingan!’’ seru Fort dan Krismon serentak ke arahnya.
Boss langsung terdiam. Kedua tangannya terangkat menyerah dengan ekspresi pura-pura takut. ‘’Oke, oke, maaf. Aku cuma penonton di sini.’’
Peat menghela napas panjang. ‘’Kalian berdua tenang. Aku yang memutuskan apa yang akan aku lakukan.’’
‘’Peat, waktu kita sangat berharga. Kau tahu betul itu,’’ kata Krismon memberi tekanan.
‘’Dan apa kau pikir dia bisa memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya, jika dia dalam kondisi stres?’’ balas Fort.
Peat menatap Fort. ‘’Kadang aku tidak tahu mana yang lebih membuatku stres, pekerjaan di kota atau kau.’’
Boss terkekeh dari belakang. ‘’Tentu saja jawabannya adalah Kak Fort. Dia sumber utama kekacauan di pulau ini.’’
Fort menatap Krismon dengan mata menyipit. ‘’Sekarang, beri dia ruang. Kau bisa tunggu dia selesai liburan, atau...’’
Ia memiringkan kepalanya dengan senyum santai namun berbahaya, ‘’...kami bisa pastikan kau pergi dari pulau ini.’’
‘’Hentikan Fort. Aku akan kembali. Waktuku di sini sudah cukup.’’
Fort langsung menoleh dengan wajah tidak percaya, berbeda dengan Krismon yang tersenyum penuh kemenangan.
......................
Lisa menatap Peat dan Krismon di hadapannya, terdiam dengan seribu pertanyaan setelah mengetahui keseluruhan cerita, sebelum akhirnya meledak.
‘’Fujimoto? Maksudnya wisatawan ekslusif waktu itu? Astaga, pantas saja nama dan wajahmu terdengar familiar! Aku penggemar beratmu! Aku sudah nonton semua dramamu! Tunggu sebentar!’’
Lisa buru-buru mengambil buku catatan dan pena dari mejanya. ‘’Boleh minta tanda tangan? Oh, dan juga selfie! Tolong, tolong, aku tidak akan melewatkan kesempatan ini!’’
Peat tersenyum sopan dan menerima buku serta pena itu.
Fort yang berdiri di sudut ruangan menghela napas panjang. ‘’Benar-benar kampungan.’’
‘’Kami datang untuk menyelesaikan administrasi dan kepulangan Peat. Mohon diterima juga, ini ucapan terima kasih dariku karena telah menjaga aktris kami selama di sini.’’
Lisa dengan cepat menerima amplop itu sambil tersenyum lebar. ‘’Tentu saja, kami senang bisa membantu. Pulau ini selalu terbuka untuk bintang besar seperti Nona Peat.’’
Krismon melirik Fort sekilas. ‘’Oh, dan mungkin ajari sedikit sopan santun pada bawahanmu agar tahu cara bersikap sopan kepada tamu.’’
Lisa melirik Fort dengan tatapan tajam. ‘’Hei bocah sialan, apa lagi yang kau lakukan sampai membuat tamu kita mengeluh padaku? Kau benar-benar mempermalukan pulau ini.’’
Ia kembali tersenyum cerah. ‘’Jangan khawatir, Tuan Krismon. Aku akan mendidik bawahanku dengan baik mulai saat ini.’’
Fort menggerutu. ‘’Ck, lihat siapa yang sebenarnya pandai menjilat.’’
‘’Diam kau anak kurang ajar, beraninya bilang begitu!’’ tegur Lisa sebelum kembali tersenyum cerah.
Sementara Boss yang duduk di sudut ruangan, mengunyah keripik yang ia ambil tanpa izin dari meja Lisa, menikmati tontonan.
