Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketiduran
Happy reading
Semakin lama hubungan antara alex dan luna menjadi lebih dekat apalagi kini luna sudah bekerja sebagai asisten alex setelah beberapa hari yang lalu pria itu turun tangan langsung untuk meminta luna bekerja dengannya tentu atasan luna dengan senang hati kehilangan pekerja seperti luna bukan karena kinerjanya yang buruk tetapi alex sendiri yang meminta dan willy langsung mengiyakannya apalagi dia bisa berbincang secara langsung dengan pria tersebut.
Selama beberapa hari menjadi asistennya alex, luna bahkan tidak pernah menyentuh pekerjaan kecuali menyiapkan makan siang dan menyuapi bayi besar itu.
"Aku ini asisten pribadi atau baby sister sih." luna menggerutu kesal saat berada di pantry yang memang dibuat khusus agar luna bisa memasak untuk alex.
"Aissss bosen sekali." luna menelungkupkan kepalanya di meja yang ada dipantry setelah membersihkan tempat makan siang alex sedangkan pria tersebut langsung pergi sebab ada kerjaan mendadak diluar.
Plug
Seseorang menepuk bahunya membuat tubuh luna tersentak kaget dan menegakkan tubuhnya menatap si pemilik tangan. "Astaga, sekretaris ellea kirain siapa?" luna mengelus dadanya dengan pelan ketika melihat sosok yang mengagetkannya.
"Wah...aku perhatikan kerjaanmu enak sekali ya, bikin menu makan siang setelah itu bersantai....ckckck." ellea melipat kedua tangannya didada menatap tak suka pada gadis kecil yang menurutnya tidak berguna itu.
Beruntung jam masih menunjukkan waktu istirahat jadi ellea menghampiri luna.
Luna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dirinya tidak tahu harus merespon bagaimana.
"jadi perempuan jangan mencari perhatian sama tuan, tapi memang sih tuan tampan dan kaya raya pasti semua wanita menginginkannya jadi..." ellea menjeda ucapannya lalu tersenyum sinis memandang luna dari atas hingga kebawah dengan dandanan sederhana.
"Sebaiknya kamu lupakan tujuanmu untuk menggoda tuan alex, karena wanita sepertimu tidak pantas bersanding dengannya."
Ellea mengangkat dagunya dengan angkuh lalu meninggalkan luna yang masih terpaku mendengar ucapannya.
Ellea tidak menyukai keberadaan luna semenjak billy memberitahukan tentang luna yang menjadi asisten pribadi alex, padahal sudah ada billy yang menjadi asisten pribadi tuannya itu.
Luna mendengus kesal lalu melipat kedua tangannya sembari berkomat-kamit menirukan gaya bicara wanita seksi tersebut.
Dengan langkah gontai luna meninggalkan pantry, berjalan menyusuri koridor dan membuka pintu darurat, selagi alex belum kembali sebaiknya dia berdiam diri di sini karena memang tidak ada yang bakal keluar masuk menggunakan tangga darurat apalagi lantai disini yang paling tinggi.
Luna mengambil ponselnya lalu menonton video lucu dengan menyandarkan kepalanya dipembatas tangga.
Sesekali luna terkekeh pelan melihat video tersebut bahkan luna tidak sadar dirinya sudah berada disana berjam-jam.
Sedangkan didalam sebuah mobil, alex menyandarkan tubuhnya disandaran kursi penumpang, dirinya sedikit lelah karena baru saja memantau perkembangan proyek terbarunya.
"Ed, kembali kekantor." titahnya sambil mengurut pelan dahinya yang terasa berdenyut.
Dirinya memutuskan untuk kembali kekantor karena ada file yang tertinggal dan dia yakin luna sudah pulang kerumah karena jam pulang para karyawannya sudah lewat setengah jam yang lalu.
Pria paruh baya tersebut menganggukkan kepalanya. "Baik bos."
"Oh ya ed, besok pagi daddy dan mommy datang, jangan lupa jemput mereka karena nanti malam saya akan keluar kota bersama billy, besok siang baru kembali." jelasnya sambil menutup kedua matanya.
"Siap bos."
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, hingga tak terasa kini mobil yang dikendarai oleh edwin sudah sampai didepan gedung smith group.
Petugas keamanan sontak berlari kecil ketika melihat mobil yang sangat dikenalinya untuk membuka pintu sang pemilik perusahaan.
"Selamat sore tuan muda." sapanya ketika alex sudah keluar dari mobil.
"Hem...apa luna sudah pulang?" tanyanya sambil berjalan memasuki kantor.
"Emm...sepertinya saya belum melihat nona luna keluar tuan muda." jelasnya seraya mengingat gadis yang sering mengantarkan makanan kekantor ini namun sudah beberapa hari gadis tersebut sudah menjadi asisten tuannya dan dirinya pun tidak berkewajiban untuk bertanya serta ikut campur masalah sang tuan.
Sontak langkah kaki alex berhenti dan dirinya menoleh menatap petugas tersebut.
Kemudian alex segera mempercepat langkah kakinya untuk segera menuju lantai atas dan semoga saja luna sudah pulang apalagi dirinya tidak membawa ponsel karena tadi terburu-buru hingga ponselnya pun tertinggal diatas meja.
"Kau...segera pergi ke ruang CCTV dan pastikan luna sudah pulang apa belum." titahnya pada pria yang kini menganggukkan kepalanya lalu segera menuju lift yang dikhususkan untuk para karyawan menuju ruang CCTV yang berada dilantai 3.
Ting.
Alex bergegas keluar dari lift dan berlari agar segera sampai diruangannya, dirinya sekilas melihat meja sekretarisnya dan ternyata sudah kosong jelas saja karena jam pulangan sudah 1 jam yang lalu otomatis sudah sepi hanya terlihat beberapa orang yang masih berada dikantor mungkin mereka lembur.
Ceklek
Pintu ruangan dibuka sedikit kasar dirinya segera meraih ponsel pribadi miliknya yang tergeletak diatas meja.
Tut.
Tut.
Tut.
"Aiissss si*l..." umpatnya saat teleponnya tidak tersambung ke nomor luna hanya suara operator yang menjawab dan dipastikan ponsel luna tidak aktif.
Alex kemudian mencari luna kepenjuru ruangannya, kamar pribadi kosong, kamar mandi kosong, bahkan dia memeriksa ruangan billy juga kosong dan langkah kakinya menuju ke pantry yang ternyata juga kosong.
"Apa luna sudah pulang?" tanyanya pada diri sendiri sambil berkacak pinggang, kemudian tangannya terulur untuk melonggarkan dasi yang dia kenakan.
Alex melangkah keluar dari pantry dengan sedikit lesu.
Ting.
Suara pintu lift terdengar membuat alex mengangkat wajahnya untuk melihat siapa kah gerangan dan ternyata petugas keamanan tadi.
"Lapor tuan muda, nona luna terpantau masuk kepintu darurat itu." tunjuknya pada sebuah pintu yang tertulis Tangga darurat tepat disamping alex berdiri.
Tak butuh waktu lama alex segera membuka pintu dan terlihat sosok yang dicarinya sedang terlelap bersandarkan pagar pembatas seketika perasaannya lega, lalu alex memberi kode agar petugas tersebut pergi dari sana.
Petugas tersebut paham dan segera berlalu meninggalkan tuannya disana.
Dengan pelan alex berjalan menuju luna, bibirnya tertarik keatas membentuk senyuman dan saat sudah berada didepan luna, alex merendahkan tubuhnya agar bisa menatap luna yang terpejam.
Alex bernafas lega melihat luna baik-baik saja, tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut luna agar terlihat wajah cantik gadisnya dan mengusapnya dengan lembut.
Pandangan alex tertuju pada ponsel luna yang berada dipangkuan gadis itu dia raih dan ternyata ponsel luna kehabisan daya.
"Astaga pantas saja ditelfon tidak tersambung." lirihnya sembari menggelengkan kepalanya dna memasukkan ponsel luna kedalam saku jas.
Dengan pelan alex meletakkan kedua tangannya dileher dan lipatan lutut luna dengan hati-hati alex mengangkat tubuh mungil luna untuk pergi dari sana.
Kekhawatirannya serta rasa lelahnya seolah hilang begitu saja ketika melihat luna dalam keadaan baik-baik saja.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😘
Lalu pandangannya