"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misterius....
Elham mengajak Aisyah keluar dari kamarnya, ia ingin menunjukkan kepada Aisyah tempat-tempat diasrama ini yang belum Aisyah ketahui.
"Tapi kita akan pergi menjemput Ishtar dulu untuk sekalian mengajaknya bersama sarapan pagi", kata Elham sembari mengunci kamar tidurnya.
"Apa kita akan sarapan dikantin asrama lagi ?", tanya Aisyah.
"Tidak, asrama hanya menyediakan makan siang dan makan malam untuk anak-anak diasrama !", kata Elham sambil membetulkan letak pakaian panjangnya.
"Kita akan sarapan dimana ?", tanya Aisyah penasaran.
"Aku akan mengajakmu makan dikedai langgananku sekalian mengenalkan suasana kota dinegara ini kepadamu, Aisyah !", kata Elham seraya tersenyum manis.
Gadis cantik itu berjalan sejajar bersama-sama dengannya sembari menggandeng tangannya.
"Oh, iya dimana letak kamar tidur Ishtar ?", tanya Aisyah lagi sambil menolehkan kepalanya kearah samping kanan dan kiri.
"Disebelah tangga menuju kamarku", sahut Elham.
"DEG... !!!", tiba-tiba jantung Aisyah terasa berhenti mendadak mendengar ucapan Elham.
"Didepan sana bukannya hanya sebuah lorong ?", kata Aisyah.
"Apa ?", kata Elham sambil menoleh kearah Aisyah dan menghentikan langkah kakinya.
"Emm...!?", gumam Aisyah pelan.
"Lorong ? Apa maksudmu, Aisyah ???"
"Ahk, tidak, tidak apa-apa, mungkin karena aku kurang tidur semalam jadi mengira aku tengah melewati sebuah lorong panjang !", kata Aisyah mengalihkan perhatian Elham.
"Benarkah !?", kata Elham ragu.
Aisyah tidak akan mengatakan apapun lagi pada kawannya itu, Elham akan menganggap dirinya tidak waras jika ia mengatakan tentang lorong panjang itu lagi dan ia akan dikeluarkan dari asrama ini karena dianggap berbicara ngelantur tanpa bukti nyata yang jelas.
Hal Itu tidak boleh terjadi karena Aisyah harus menyelesaikan sekolahnya dan ia tidak ingin membuat baba kecewa padanya.
Aisyah tersenyum semanis mungkin pada Elham ketika gadis itu memandangi dirinya dengan penuh tanda tanya, dan Aisyah takut Elham akan mengaitkan lorong panjang itu dengan kamar mandi asrama yang berada didekat kamar tidurnya.
Akhirnya Aisyah mengambil keputusan bahwa sebaiknya ia tidak berbicara apapun lagi.
"Ayo kita pergi sarapan dan menjemput Ishtar !", katanya semangat sembari menggandeng tangan Elham dan menariknya untuk berjalan.
"Baiklah !", jawab Elham tersenyum kecil.
Aisyah melihat lorong panjang itu telah berubah menjadi deretan kamar dan didepan kamar-kamar itu telah berubah menjadi deretan jendela kayu yang tertutup, ruangan ini bentuknya sama persis dengan ruangan yang menuju kearah jalan kamar Elham.
Apa yang terjadi pada dirinya hari ini, kemana menghilangnya lorong panjang itu dan mengapa bisa berubah menjadi deretan kamar dan jendela kayu.
"Apakah aku baik-baik saja saat ini !?", gumam Aisyah dalam hatinya.
Elham menghentikan langkah kakinya didepan kamar yang letaknya beberapa langkah dari letak tangga. Lalu Elham mengetuk pintu kamar itu sebanyak tiga kali dan memanggil nama Ishtar.
Mereka berdua menunggu disamping pintu kamar Ishtar dan menunggu gadis itu keluar dari kamar tidurnya.
Pintu kamar terbuka dan muncul Ishtar dari dalam kamar.
"Assalamualaikum... !!!", mereka berdua mengucapkan salam bersama-sama.
"Waalaikumsalam... !!!", jawab Ishtar. "Selamat datang !! Silahkan masuk !!"
Aisyah dan Elham lalu masuk kedalam kamar tidur, mereka berdua berdiri didalam kamar itu menunggu Ishtar mempersilahkan mereka berdua untuk duduk.
"Duduklah ! Jangan sungkan !", kata Ishtar sambil menutup pintu kamarnya.
"Tidak, Ishtar ! Terimakasih!", kata Elham.
"Kenapa kawanku tersayang !?", kata Ishtar seraya tersenyum.
"Aku berniat mengajak kalian berdua untuk sarapan dikedai langgananku karena itu aku mengajak Aisyah kemari untuk menjeputmu pergi bersama", kata Elham menyunggingkan senyumannya yang manis.
"Baiklah, mari kita segera berangkat !", kata Ishtar.
"Aku juga berencana mengajak Aisyah berkeliling asrama agar dia mengenal asrama ini", kata Elham.
"Jadi kita berkeliling asrama terlebih dahulu kemudian kita berangkat kekedai itu ? Baiklah, itu ide yang bagus menurutku !", kata Ishtar.
"Oh iya, kata Aisyah, dia melihat sebuah lorong ketika menuju kelantai atas ini, apakah kamu mengetahuinya Ishtar ?", tanya Aisyah dan membuatnya terkejut.
Tiba-tiba Aisyah memegangi dadanya mendengar perkataan Elham, ia berharap mereka berdua tidak menanyakan lorong panjang itu lagi tapi sepertinya Elham penasaran.
"Lorong ?", tanya Ishtar menoleh kearahnya.
"Ahk... Tidak ! Tidak !", kata Aisyah sambil mengibaskan kedua tangannya.
"Kami tidak pernah melihat sebuah lorong panjang dilantai atas ini, Aisyah", kata Elham dan Ishtar kompak.
"Iya..., aku mungkin masih mengantuk tadi ketika naik kelantai atas ini, semalam aku tidak bisa tidur karena nyamuk menggigit mukaku !", kata Aisyah mencoba berdalih.
"Hmph...!?", gumam Ishtar seraya memiringkan kepalanya.
"Aku mengira jalan disini adalah sebuah lorong panjang karena jalannya agak mirip dengan lorong mungkin", ucap Aisyah.
"Aku rasa kamu harus memeriksakan kedua matamu, Aisyah !", kata Ishtar padanya.
"Bukankah dia sudah memakai kacamata, Ishtar ?", kata Elham sambil memandanginya.
"Oh, iya...!", sahut Ishtar.
"Apa yang perlu Aisyah periksakan lagi ?", tanya Elham heran.
"Kemungkinan minus mata dia bertambah, Elham", jawab Ishtar melihat kearah Aisyah cemas.
"Benar juga, Aisyah ! Kamu lebih baik segera memeriksakan kedua matamu, aku akan membantumu mendapatkan kartu kesehatan dari asrama", kata Elham serius.
"Besok saja kamu mengantarkan ke eama untuk membantunya mengurus kartu kesehatan, Elham !", kata Ishtar menoleh kearah Elham dan gadis cantik itu menganggukkan kepalanya.
"Bagaimana acara kita untuk berkeliling asrama ini, apakah jadi kita mengelilingi asrama ini ?", tanya Aisyah kepada kedua seniornya yang ada dihadapannya ini.
"Jadi !", jawab keduanya bersamaan. "Ayo, kita berangkat sekarang !"
Elham dan Ishtar mengajaknya berjalan-jalan mengelilingi asrama ini, mulai dari bangunan asrama dilantai bawah.
Mereka berdua menunjukkan kamar tidur yang lainnya dan letak kamar-kamar itu terpisah jauh dari kamar tidurnya, ia melihat deretan kamar-kamar yang didepannya terdapat jendela kayu, ruangan ini hampir sama dengan ruangan yang ada dilantai atas.
Rata-rata bentuk ruangan diasrama ini hampir mirip, hanya ruangan kamar tidurnya yang agak berbeda karena didepan kamar tidur Aisyah tidak ada jendela dan sebelah kamar tidurnya adalah sebuah ruangan besar berisi buku-buku, dipojok lorongnya adalah tangga yang menghubungkan kelantai atas.
Benar-benar suasananya sangat sepi dan tenang, tidak ada kamar lainnya disana tapi untungnya anak-anak diasrama ini sering berkunjung keruangan besar itu untuk membaca, itu yang membuat suasana diruangan itu agak sedikit ramai.
"Itu bangunan untuk para eama asrama ini, Aisyah !", kata Elham sambil menunjuk kearah bangunan disebelah asrama.
"Oh...iya, aku melihatnya", kata Aisyah sambil menoleh kearah bangunan itu. "Lumayan jauh, ya !?"
"Kita tidak boleh kesana karena hanya para pengurus asrama dan petugas asrama yang piket yang diijinkan kesana", kata Elham lagi.
"Kenapa kita tidak boleh kesana ?", tanya Aisyah penasaran. "Aneh !"
"Aku juga tidak mengerti, kenapa anak-anak diasrama ini dilarang kesana tapi itulah peraturan asrama ini", kata Elham sambil mengangkat kedua bahunya.
"Bangunan itu diperuntukkan untuk para eama asrama dan petugas asrama yang lainnya yang belum berkeluarga", kata Ishtar.
"Apakah kamu pernah pergi kesana, Ishtar ?", tanya Aisyah.
"Tidak pernah ! Aku hanya mendengar dari anak-anak lainnya tentang bangunan itu", jawab Ishtar.
"Karena itu peraturannya maka kita hanya bisa mematuhinya saja !", kata Elham sambil memandangi bangunan disebelah asrama itu.
Aisyah melihat kearah bangunan itu, memang aneh jika kita tidak diperbolehkan kesana. Bagaimana kita bisa menghubungi Eama asrama jika kita tidak boleh kesana, pikirnya.
"Lalu jika kita ingin mencari Eama asrama bagaimana caranya ?", tanya Aisyah.
"Kita bisa bertemu Eama asrama dengan menuliskan catatan didepan loket asrama, nanti petugas loket asrama yang akan mengantarkannya kepada Eama asrama", kata Ishtar menimpali.
"Kita akan menulis dikertas apa saja kebutuhan yang kita perlukan dan menaruhnya didalam kotak didepan loket asrama", kata Elham.
"Apa kita tidak boleh menghubungi lewat ponsel ?", tanya Aisyah lagi.
"Aku tidak tahu dan aku belum menanyakannya pada Eama Fatimah mengenai hal itu, Aisyah !?", kata Elham.
Mereka bertiga melanjutkan acara mereka pagi ini mengelilingi asrama, mereka melewati bangunan lainnnya diasrama ini seperti masjid tempat mereka beribadah berjamaah, dan bangunan kantin asrama serta kamar mandi diasrama ini.
Aisyah melihat kamar mandi asrama ini berada di satu ruangan, dimana terdapat beberapa kamar mandi asrama yang bersekat-sekat dan didepan kamar mandi hanya terdapat meja. Dan Aisyah melihat tidak ada bak untuk berendam hanya ada toilet dan shower mandi serta sebuah bak untuk menampung air.
Lama Aisyah melihat kearah Elham tapi gadis cantik itu tidak memperhatikan dirinya, ia juga melihat dinding kamar mandi ini tidak berlapis marmer.
"Apa kamu percaya sekarang ?", bisik Elham tiba-tiba dari arah belakang.
Aisyah terkejut ketika Elham berbisik kepadanya, ia hampir terjatuh karenanya, dan untungnya ia segera berpegangan dipintu kamar mandi.
"Elham ! Jangan muncul tiba-tiba seperti itu !?", kata Aisyah kaget.
"Aneh bukan ?", kata Elham.
"Iya, kamar mandi diasrama ini ternyata aslinya seperti ini sangat sederhana dibandingkan dengan kondisi ruangan kamar mandi didekat kamar tidurku !?", jawab Aisyah.
"Nah ! Itu yang sangat aneh !", kata Elham lagi.
Aisyah mulai berpikir tentang kejadian ini mungkinkah ini semua saling berkaitan dengan lorong panjang dan kamar mandi mewah itu dengan mimpi yang ia alami.