apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 5
Saat aku sudah selesai merapikan buku-buku sesuai jadwal pelajaran esok hari, aku bersiap untuk sekadar membaca baca ulang materi pelajaran yang tadi pagi aku peroleh, tetiba pintu kamar terbuka, "nduk pijetin ayah, barusan ngeluh kalau badannya capek semua" ibu melongokkan kepala dari balik pintu sambil memberi perintah padaku. Ku lirik mbak Diaz yang tiduran sembari mendengarkan lagu dari headset walkman. Aku ingin meminta biar mbak Diaz saja yang memijat ayah , tapi ibu sudah kembali bersuara, "ayah mintanya yang mijetin kamu nduk" sembari pandangan matanya menuju padaku. Aku menghela napas, ya sudahlah.
Dulu aku pernah protes ke ibu, kenapa ibu selalu membiarkan mbak Diaz memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai dan melalaikan tugasnya dirumah. "Mbakmu itu juara kelas nduk, kalau mbakmu ga fokus terus dalam belajar, terus nanti nilai raportnya menurun, mbakmu akan malu, kasihan." ibu menjelaskan padaku, "kalau kamu kan nilaimu dari dulu standar aja, Ndak yg bagus banget atau yang jelek banget, pokok kamu naik kelas ibu sudah bersyukur ". Astaghfirullah ya Allah, kalau mengingat itu di masa sekarang, rasanya kecewa banget. Tapi d masa lalu, saat aku mendengarnya yaa aku terima aja karena mungkin ya Ndak ada pikiran negative ke siapapun.
Setelah selesai memijat ayah, aku kembali ke kamarku. Kulihat mbak Diaz sudah tertidur pulas, saat kutengok jam dinding, ternyata jarum jam menunjukkan pukul 10 malam. Pantas mataku pun terasa berat untuk dipaksa membaca buku-buku pelajaran. Akhirnya aku memutuskan untuk memejamkan mata.
Begitulah rutinitas keseharianku secara garis besarnya, tak ada yang menonjol yang bisa dibanggakan, hanya rutinitas yang selalu hampir sama dalam situasi kondisi setiap harinya. Dan kekuatan terbesarku saat aku merasa lelah hanya ayahku, yang walaupun hanya menenangkanku dengan kata sabar. Aku melalui masa sekolah dasarku dengan latihan menempa diri dengan tanggungjawab pekerjaan rumah sedini mungkin .
Saat masuk usia sekolah menengah pertama, aku mendapatkan datang bulan perdanaku saat kenaikan kelas 2 SMP. Pertama kali melihat bercak darah yang ada di rok yang kupakai, aku panik, nangis, bingung. Mbak Diaz yang memberitahuku bahwa itu darah haid. Kemudian mbak Diaz melapor ke ibu tentang kondisiku, ibu memberikan pembalut dengan mengajari cara memakainya dan cara membersihkannya.
Mood ku hari itu benar-benar kacau, kukira disaat seperti ini akan ada toleransi untukku agar aku bisa istirahat sehari dari rutinitas harian di rumah. Ternyata, "Yayang, itu gimana ceritanya kok cucian piring dan alat masak masih belum bersih? Malah enak-enakan rebahan?" teriak ibuku dari dapur. "maaf buk, aku kan lagi haid, minta tolong mbak Diaz buat kerjakan hari ini ya Bu? Perutku sakit ini" jawabku. "Ga bisa, mbakmu baru selesai cuci pakaiannya, pasti capek. Kamu jangan manja, sudah kerjakan sekarang, ga ada alasan gara-gara haid kog ga mau kerjakan tugas" sergah ibuku. "tapi buk, ini beneran ga nyaman banget rasanya, aku baru perdana ini juga, kasih waktu buat adaptasi " pintaku memohon, "ga ada, kalau kamu turuti nanti jadi kebiasaan, jadi males" ibuku masih bersikeras. "tapi buk, mbak Diaz tiap hari pertama haid juga selalu ibu bebaskan dari semua tanggungjawab pekerjaan rumah, kenapa aku ga boleh sekadar istirahat sebentar?" jawabku, "kamu itu yaaa bisanya bantah aja. Ga usah iri sama mbakmu bisa ga? Sedikit-sedikit kok iri, ga berkah hidupmu" ucap ibuku. Astagfirullah ya Allah, ingin rasanya teriak yang kenceng untuk protes. Tapiiiii....
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi