NovelToon NovelToon
My Cold Husband

My Cold Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:409.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Fitria

Sebuah rasa yang sudah ada sejak lama. Yang menjadikan rasa itu kini ada di dalam satu ikatan. Ikatan sah pernikahan. Namun sayang, entah apa masalahnya, kini, orang yang dulu begitu memperhatikan dirinya malah menjadi jauh dari pandangan nya. Jauh dari hatinya.

Alika Giska Anugrah, wanita cantik berusia 25 tahun, wanita yang mandiri yang sudah memiliki usaha sendiri itu harus mau di jodohkan dengan Malik, anak dari sahabat orangtuanya. Lagipun, Giska pun sudah memiliki rasa yang bisa di sebut cinta. Dari itulah, Giska sangat setuju dan mau untuk menikah dengan Malik.

Tapi, siapa sangka, Malik yang dulu selalu mengalah padanya. Kini, malah berbanding terbalik. Setelah menjadi suami dari Giska, Malik malah jadi orang yang pendiam dan bahkan tak mau menyentuh Giska.

Kira-kira, apakah alasan Malik? Sampai menjadi pria yang dingin dan tak tersentuh?! Yuk baca! 😁

Kisah anak dari Anugrah dan Keanu--> (Ketika Dua Anu Jatuh Cinta)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Giska memberanikan dirinya untuk mendongak menatap Malik. Sudah cukup rasanya ia ikut diam, saat sikap suaminya itu sungguh sangat menjengkelkan dan menyakiti hati.

"Lalu, apa jika suami pergi tanpa kabar itu tidak dosa?" tanya Giska dengan mata yang berembun. Malik diam, ia balik menatap netra cantik istrinya.

"Tidak pulang, tidak memberi tahu keberadaannya, tidak mau berbicara pada istrinya, tidak membuat istri nya nyaman dan ... tidak memberi nafkah batin." ujar Giska dengan suara yang semakin lirih di akhir kalimatnya.

"Apa, itu semua tidak dosa, Mas Malik yang terhormat! Aku baru saja pergi, dari mencari keberadaan seseorang yang aku khawatirkan. Mencari seseorang yang di telpon berakali-kali tapi tidak menjawab barang sekalipun. Tidak memberitahu di mana dirinya pada perempuan yang katanya istrinya." Giska masih menatap wajah tampan suaminya itu. Bahkan, Malik tak menjawab apapun. Hanya bisa diam.

"Apa sebenarnya, yang kamu sembunyikan Mas? Sampai dingin bak badai salju. Kaku seperti kanebo kering. Dan itu semua hanya saat bersamaku saja. Tidak saat bersama yang lain. Apa salah Giska Mas Malik? Jika memang aku tidak Mas Malik inginkan, Mas Malik boleh memulangkan aku pada Ayah dan Bunda." Air matanya semakin deras, seiring kalimatnya yang sudah begitu panjang terucap. Membasahi cadarnya.

Malik hanya menelan ludahnya kasar, tak kuasa rasanya dia melihat sang istri begitu menyedihkan. Namun, apa dayanya saat rasa cemburu membakar hatinya. Padahal ia hanya mendengar, tidak melihatnya sendiri. Tapi, perasaan cemburunya membuatnya berpikir macam-macam tentang istri nya itu.

Apalagi saat ia tengah pusing dengan masalahnya dan pulang tidak mendapati keberadaan istrinya.

Tadi siang, Mika menceritakan padanya tentang Gustav yang melihat punggung Giska saat istrinya itu datang ke sana. Yang ia pikir, istrinya itu datang untuk mencarinya, nyatanya Mika mengatakan kalau Giska datang hanya untuk menikmati cilok saja.

Semakin panas lah hati Malik, apalagi saat mengingat betapa tampannya Gustav dan ia ingat saat itu. Saat ia menjemput istrinya di toko, dan dua karyawan istrinya itu juga tengah membicarakan lelaki yang ia baru tahu kalau orang itu adalah Gustav.

Giska masih menatap wajah tampan suaminya itu. Namum, setelahnya, sang suami malah pergi dari hadapannya. Membalik badan dan berjalan menuju kamar. Meninggalkan Giska yang masih setia berdiri di sana dengan derai air mata.

..._-_-_-_-_-_...

Tidak ada kata 'maaf' ataupun yang lainnya. Malik-nya itu kembali ke mode awal. Diam membisu. Rasanya Giska sudah sangat lelah. Hatinya apalagi, sangat-sangat lelah. Sampai paginya ia tak melakukan apapun, selain shalat dan mengaji. Tak perduli pada perutnya yang keroncongan minta di isi.

Sampai saat Malik akan pergi ke kedai dan ia masih di rumah. Malik bahkan tak sekedar bertanya padanya. Basa-basi menanyakan kenapa ia tak berangkat, tidak sama sekali. Malik-nya itu bahkan tak melirik dirinya yang tengah duduk di sofa dengan teh hangat di tangannya.

Hingga akhirnya, Giska berdiri dari duduknya menaruh gelas dan pergi dari rumah. Bukan ia tak percaya, tapi menyelidiki boleh saja bukan?

Setelah beberapa menit, sekiranya mobil suaminya sedikit jauh, Giska mulai menjalankan motornya. Ia masih bisa melihat laju mobil Malik, karena ia tahu, suaminya itu tidak suka membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Jalanan yang di lewati sang suami membuat Giska heran, jalanan nya bukan arah menuju kedai. Tapi, ia tetap membuntuti mobil suaminya itu. Bahkan selepas melewati jalan besar, kini mobil Malik melewati jalan yang lumayan sepi, lalu berhenti di depan sebuah rumah sederhana.

Giska pun sama, ia memberhentikan laju motornya sedikit agak jauh dari mobil sang suami. Ia menoleh ke arah kanan dan kirinya, rumahnya berada di jalan lebar yang lumayan sepi, tapi rumah di sana tidak sedikit. Jalan di depan sana pun masih terlihat panjang, mungkin bukan jalan buntu.

Giska lantas turun, setelah melihat Malik juga turun dari mobilnya. Dari tempatnya, ia bisa melihat sang suami turun dan berjalan ke arah rumah sederhana itu. Rumah yang sudah bertembok permanen namun, kecil. Lebih kecil dari rumah Giska tentunya. Padahal jika Giska lihat-lihat, rumah-rumah di sana lumayan, tidak ada yang se-kecil itu.

Tiba-tiba, kelopak matanya melebar, saat keluarlah dari dalam rumah kecil itu. Perempuan cantik, dengan dress pendek di bawah lutut. Yang menjadi pusat perhatian Giska adalah perutnya yang buncit. Serta senyuman yang Malik berikan pada perempuan itu, bahkan Malik terlihat mengacak rambut perempuan hamil itu.

Cukup. Giska tak sanggup lagi untuk melihatnya. Air matanya mengalir begitu saja dari netra cantiknya. Hatinya sakit, sakit sekali. Rasanya kakinya begitu lemas, ia tak mampu untuk kembali membawa dirinya pulang. Tapi, jika ia tetap di sana, itu tidak akan mungkin.

Perlahan, dengan hati yang remuk, perasaan yang hancur, ia melangkahkan kakinya mundur. Selangkah demi langkah, menjauh dari pemandangan yang membuat tubuhnya kehilangan tulang. Kehilangan harapan serta rasa.

Kini, ia tahu apa alasan suaminya. Kenapa dia begitu dingin, kenapa ia tak pernah memberi nafkah batin padanya. Giska sangat yakin kalau Malik tengah menjaga perasaan seseorang yang ada di sana.

Akhirnya dengan gemetaran juga lemas, ia bisa menjalankan motornya memutar balik arah. Melewati jalanan yang ia lupa. Sampai kini, ia tak tahu ada di mana.

..._-_-_-_-_-_...

Sementara itu, Malik tengah duduk di kursi teras. Menanti Sarah yang tengah membuatkan teh. Ya, perempuan itu bernama Sarah. Gadis yang sudah ia nikahi secara siri, karena suatu tragedi yang belum bertemu dengan jawabannya.

Sarah kembali dengan secangkir teh panas, lantas menaruhnya di atas meja. "Silakan, Lik," ucapnya mempersilakan.

"Makasih, ya Sar." katanya sembari mengambil cangkir dan meminumnya.

"Sama-sama. Bagiamana, hubungan kamu sama istrimu?" tanya Sarah yang kini sudah duduk di kursi di sebelah Malik, hanya terhalang meja bundar.

"Aku, masih bingung Sar. Aku takut dia kecewa, kalau aku memperbaiki hubunganku dan bicara sejujur-jujurnya." ujar Malik dengan raut yang sendu. Terbayang di matanya wajah sedih istrinya yang berurai air mata. Sesaat setelah ia kesal hanya karena rasa panas yang membakar hatinya.

"Maaf, ya Lik. Gara-gara aku, kamu jadi belum bisa bersatu dengan orang yang kamu cintai." ujar Sarah dengan pelan.

"Bukan salah kamu, kok Sar. Ini salah aku yang belum bisa mengetahui segalanya." ujar Malik. "Seandainya saja, aku tidak ceroboh mungkin kita tidak akan ada di waktu yang seperti ini." sambung Malik.

"Padahal, aku yakin kalau bukan kamu orangnya Lik. Tapi, kenapa kamu maksain?"

Malik menatap Sarah, "karena nyatanya saat itu, aku yang ada di sana, Sar. Aku memang bukan lelaki baik, tapi aku jelas tidak bisa pergi begitu saja, saat bukti nyata ada di depan mata."

Sarah mengangguk, "makasih, ya Lik. Seenggaknya, sekarang aku jauh dari orang-orang yang hanya bisa menyakitiku." Sarah mengusap perutnya yang buncit, entah Malik entah bukan sang ayah dari anak yang di kandungnya, yang jelas ia bersyukur karena ada Malik mau bertanggungjawab padanya.

1
Nurhayati Nia
mampir thorr
Joelie Anasca
Luar biasa
Rosmaliza Malik
takut pulak kalau terserempak dengan giska dan keluarga malik
Rosmaliza Malik
lantaklah mahal ke murah janji dapat selesaikan masalah.
giska boleh nampak effort kamu tu untuk selesaikan masalah
Rosmaliza Malik
jangan sampai alika mati rasa sama kamu Malik.... komunikasi itu penting dalam rumahtangga
Rosmaliza Malik
ingat kan Mika panggil 'lik' tu Malik 🤭😁
Lsari
baik sih baik, tp kok sama istri malah jahat
Mazzahir 9
gak ada lanjutannya thor
Lienda nasution
ini suami kurang ajar namanya tinggalin saja ngapain hidup sama orang yang gak tau kewajiban dan tanggung jawab
Lienda nasution
Lumayan
Lienda nasution
trus Giska gak punya anak kandung gitu
Lienda nasution
alah...Thor kasian Sarah sudah merana di dunia tidak diterima juga di akhirat kasian Sarah yang baik malah hidupnya kok jadi mengenaskan begitu 😔
Lienda nasution
Laras seharusnya dipaksa untuk minta maaf ke Sarah dan serahkan kasusnya ke polisi biar tahu rasa dia
Lienda nasution
bagus itu Giska jangan hub Malik salah dia kenapa berani nikahi kami ee...setelah itu malah cuek sama istri emang gak sakit apa dicueki selama masa perkawinan. biarkan saja di Malik itu biar ngerasain juga dicuekin
Lastri Naila
Luar biasa
Lienda nasution
ah....gak seru lah Thor cepat x si Giska berbaikan dgn si oon Malik itu enak sekali dia bukan sedikit waktu yang diberikannya ke Giska dgn sikap dan gaya yang cuek + dingin pembacanya kecewa Thor ,😜
Lienda nasution
Malik ....Malik ...sewaktu orangnya ada disampingmu tidur kamu gak pernah mau bersuara giliran sudah pergi e....dikejar kejar.....apa sudah Hank kamu Malik gak normal n gak jelas banget termasuk kategori idiot kamu
Lienda nasution
dzalim ini Malik mau untuk sendiri main didua sisi, jika terbukti anakmu dan Sarah terus cerai gitu dan jika tidak terbukti terus pernikahanmu lanjut gitu, memang Giska sebodoh kamu...dasar laki laki plin plan gak bisa dipercaya
Rini Maryani
lanjut reina
Jusmiati
harus Nya cerita klau ada masalah bukan diam.....
nolong orang justru menyusahkan diri sendiri dan menyakiti keluarga.... hedeeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!