📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
G u g u p
Dhyrga Miller tertarik pada Murni?
Yang benar saja, Queen calon istrinya sangat mempesona, tiada satupun gadis yang mampu mengalihkan rasa tulus Dhyrga pada Queen.
Pertemuannya bersama Queen sepuluh tahun lalu masih terngiang dalam angan. Seberapa pun ia mengenal sisi buruk Queen tak membuat Dhyrga berpaling darinya.
Dhyrga menyukai Queen sudah dari masih anak-anak. Kelucuan gadis itu memiliki daya tarik yang berbeda.
Entah lah, rasa itu tidak mampu ia tepis, rasa itu masih setia menggelayuti bahkan setelah bertahun- tahun lamanya tak bersua.
Klik.....
Pandangan mata Dhyrga menatap ke arah layar ponsel miliknya. Ada pesan teks dari Tuan Camer. Gegas Dhyrga membukanya.
📩 "Dhyrga, kalau tidak sibuk tolong telpon Om?"
Segera Dhyrga menghubungi nomor tersebut. Sedari tadi ia memang sedang menunggu kabar dari Raka Rain. Cemas rasanya ingin tahu bagaimana kabar pujaan hatinya.
Tuuuut......
Setelah beberapa nada sambung terdengar suara Raka pun ikut menyusul.
📞 "Malam Dhyrga."
Dhyrga tersenyum, di depan sana Rachel menatapnya penasaran. "Malam Om. Bagaimana kabar Queen Om? Dia sudah di ketemukan kan?"
📞 "Sudah Dhyrga. Maaf Queen sudah mengecewakan mu. Om janji akan atur pertemuan kalian kembali, tapi untuk beberapa bulan ke depan, Queen belum bisa kamu temui dulu."
"Kenapa memangnya?" Dhyrga mengerut kening.
📞 "Queen hilang ingatan Dhyrga."
"Hah?" Dhyrga berdiri tegak saking terkejutnya, hidup ini benar-benar panggung sandiwara. "Hilang ingatan?" Kabar buruk apa lagi ini?
📞 "Yah, begitulah. Sebenarnya Om juga tidak mengerti apa penyebabnya, karena dokter tidak menemukan bekas benturan apa pun di tubuhnya terutama di bagian kepalanya. Om harap, Dhyrga mau sabar menunggu Queen sampai sehat kembali."
Dhyrga duduk perlahan. "Baiklah. Pasti Dhyrga tunggu." Masih ada guratan kecewa yang tersisa di wajah tampannya, tapi mungkin Queen terlalu dini untuk menerima perjodohan.
📞 "Sekali lagi, terima kasih atas pengertiannya Dhyrga, Om masih berharap kalian berjodoh dan menjadi pasangan hidup yang sejati."
"Aamiin."
"Bagaimana?" Rachel bertanya setelah sang Tuan menutup teleponnya.
Dhyrga menggeleng. "Queen belum bisa di temui, sepertinya dia masih trauma, dia sampai mengalami geger otak ringan setelah rencana pertemuan itu. Entah lah, aku jadi merasa bersalah." Lirihnya.
Rachel tertawa. "Kenapa aku merasa, dia menolak mu Bos?"
"Apa menurutmu ada gadis yang berani menolak ku?" Dhyrga menghunus tatapan tidak terima.
"Tidak banyak yang menolak, tapi ada, contohnya Queen." Rachel tergelak renyah di atas kesengsaraan sang Tuan.
Dhyrga hanya mendengus kesal. Sepertinya Queen memang gadis yang sedikit pembangkang. Tapi apa pun resikonya Dhyrga mantap menjadikan Queen istri.
"Aku lapar Bos." Rachel memegangi perutnya sembari menoleh ke kanan dan kiri. "Apa Murni sudah membuat makanan Bos?"
"Kamu pesan saja dari restoran, dia mungkin butuh waktu lama untuk mandi. Aku juga sudah sangat lapar, sekalian pesan untuk anak itu juga." Titahnya.
"Ok." Angguk Rachel. Tangannya meraih ponsel untuk memesan makanan siap antar.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
^^^Di lain tempat.^^^
Kamar yang di dominasi warna merah muda ini sudah mirip seperti kamar milik putri kerajaan. Gorden tinggi menjulang, hiasan langit-langit ala princess, bantal karakter lucu terpajang di setiap sisi sofa.
Kamar mandi yang bisa untuk bermain bola juga terdapat di sisi tempat.
Ruangan khusus pakaian yang berada di ujung tempat luasnya lebih dari pada ruangan tidurnya. Beraneka ragam busana lucu menggemaskan sekarang bisa Murni nikmati.
Sepatu, tas, aksesoris semua milik Queen menjadi miliknya. Ponsel mahal Queen menjadi ponselnya. Ini mengagumkan.
Saking tidak percayanya dia bisa menjadi artis papan atas dan putri Tuan crazy rich yang memiliki dua adik tampan nan rupawan.
Siang tadi Murni sempat pingsan. Entah ketiban rezeki atau musibah, yang pasti saat ini Murni harus berperan sebagai Queen dengan baik.
Bahkan mulai Minggu depan dokter sudah membolehkan Queen masuk sekolah.
Karena menurut dokter, ingatan Queen yang hilang tidak cukup serius, ini hanya bagian dari shock saja. Maka, akan lebih baik jika Queen langsung di hadapkan pada kebiasaan sehari-hari nya agar lebih cepat pulih semula.
Murni duduk bersandar di atas ranjang empuk milik Queen. Sementara di sisi ranjang Raja adik kandung Queen yang super genius menatap bingung wajah asing sang Noona.
"Nuna beneran nggak inget sama Raja? Nuna masih sering hilang ingatan gitu?" Bocah tampan itu bertanya penasaran.
Queen kakaknya ratu sejagad dalam dunia akting, mungkin saja ini juga bagian dari akting Queen supaya tidak jadi di jodohkan dengan Dhyrga Miller.
Buktinya dokter tidak bisa menemukan benturan apa pun di tubuhnya. Mustahil jika sampai hilang ingatan. Raja sangat menjunjung tinggi realita yang ada.
"Tidak semua, Nuna masih bisa mengingat tentang kita kok, hanya sedikit yang Nuna lupakan." Sanggah Murni.
Hilang ingatan bukan maksud tujuannya, Murni lebih memilih itu karena tidak mau terus menerus di cecar pertanyaan oleh Raka Rain.
"Oh. jadi enggak parah kan?" Tanya Raja kembali dan di jawab dengan anggukan kepala Murni.
"Raja masih ada PR, sekarang Nuna sama Oppa Joon." Setelah mendengar suara langkah kaki Joon, Raja pamit undur diri.
Murni menggeleng, berdua bersama pemuda setampan Joon Murni gugup. "Eh, Raja, emmh, mau kemana?" Tanyanya mencoba menghalangi.
"Kamar."
"Kenapa tidak di sini saja? Nuna mau di temani. Jangan biarkan Nuna sendiri." Kata Murni menghiba.
Raja menarik sudut bibirnya. Menurutnya Queen terlalu berlebihan. "Biasanya Nuna suka sekali ngusir Raja. Kenapa sekarang minta di temani? Aneh. Raja mau belajar. Kalo di sini berisik denger kalian ngobrol pasti." Bocah tampan itu merosot turun dari ranjang Queen kemudian keluar dari kamar tanpa peduli apapun lagi.
"Aduh." Murni menepuk jidat. Penyakit gemetarnya kumat saat Joon mendekati.
"Nuna kenapa?" Joon duduk tepat di hadapan Murni sementara gadis itu segera bangkit dan berusaha menghindari.
Brukkk!
Sayangnya kaki Murni tersandung sepatu Joon dan jatuh tersungkur.
Mengenaskan memang, dia bahkan tidak bisa memilih posisi yang baik untuk terjatuh di depan pemuda tampan.
"Aw, ..." Murni meringis tubuhnya seolah lemas tak mampu berdiri, sakit sih tidak seberapa, malu rasanya untuk bangkit hingga ia hanya pasrah menelungkup di lantai dengan posisi konyolnya.
Bukannya menolong, Joon terkikik geli. "Nuna kenapa sih hah?" Dia berjongkok di sisi Murni, melongok wajah konyol Murni yang masih melekat pada lantai marmer. "Nuna lapar?" Tanyanya lagi.
"T-tidak, aku tidak apa-apa." Sanggah Murni gugup dan selalu tebata.
"Sekarang bangun, biar Joon yang pijit kaki Nuna."
"T-tidak!" Sontak Murni bangkit dengan gerakan seperti uler keket. Seketika itu juga Murni memasang kuda-kuda.
Joon tertawa geli, sungguh gerakan Murni menggelitik. "Ya Tuhan Nuna, apa itu dance terbaru mu?"
"Jangan sentuh aku, sekarang keluar, keluar!" Murni mendorong Joon keluar dari kamar meski penolakan sempat di lakukan oleh Joon tapi akhirnya dia berhasil mengusir pemuda tampan calon CEO JM company itu.
"Nuna!"
Brakkk!
Pintu tertutup.
"Huuuff!" Napas lega pun terdengar seketika.
"Aku menyukai menjadi Queen, ini seperti mimpi, tapi satu yang tidak bisa aku kendalikan, berdekatan dengan Joon."