Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27.
Sementara itu di lain tempat di rumah mewah milik Respati dan Hani. Kini di rumah itu baru saja selesai acara pesta tujuh bulan kehamilan Hani. Acara diadakan sangat mewah dan meriah, mengundang para tamu tamu pejabat, teman kerja Hani, para keluarga. Dan Respati mengundang para petinggi di tempat dia bekerja, sedang yang karyawan biasa seperti dirinya tidak diundang nya apalagi karyawan dengan status sosial di bawah nya seperti petugas cleaning service, satpam, sopir.
Setelah semua tamu undangan sudah pulang..
“Mas aku capek banget mau istirahat..” ucap Hani sambil memegang perut besar nya dan pinggangnya..
Sementara Respati masih berbincang bincang dengan Papa Mertua nya, Papa nya dan Anton, mereka berempat terlihat berbincang bincang sangat serius..
Respati sesaat menoleh ke arah Hani, wajah Hani memang terlihat sudah sangat lelah..
“Ooo iya Sayang.. mau aku antar atau jalan sendiri ke kamar, ke kamar bawah dulu saja ya.. ini masih omong omong serius dengan Papa..” ucap Respati..
Mama nya Respati yang mendengar segera melangkah mendekati sang menantu idaman..
“Ayo Sayang sama Mama saja, Mama juga sudah capek mau istirahat.. kita ke kamar bawah dulu saja.. sambil menunggu mereka selesai diskusi nya..” ucap Mama nya Respati dan segera merangkul menantu tersayang nya..
“Ayo, kasihan kamu dan cucu ku kalau istirahat menunggu mereka selesai diskusi. Itu Mama Widagdo juga masih sibuk menyuruh pelayan mengantar makanan ke saudara saudara yang tidak sempat datang.. acara luar biasa. Mama sangat puas.. besok kalau acara kelahiran kita adakan pesta satu bulan penuh ya Sayang.. untuk menyambut cucu ku ini...” ucap Mama nya Respati lagi sambil melangkah dan mengusap usap perut besar menantunya..
“Iya Ma, Mama dan Papa Wi juga punya rencana mengadakan pesta syukuran besar besaran untuk menyambut cucu yang sudah mereka tunggu tunggu kedatangan nya.. aku sangat bahagia sekali Ma.. rasa rasa nya sudah tidak sabar untuk menimang nimang nya..” ucap Hani yang juga mengusap usap perut besar nya.. Mereka berdua berangkulan berjalan menuju ke kamar yang ada di lantai satu.
Di sofa ruang keluarga tampak empat laki laki dewasa itu masih berbincang bincang dengan serius..
“Itu saran ku Res, kamu harus terjun ke dunia politik, kamu harus jadi anggota partai politik itu adalah kendaraan untuk menjadi orang penting dan orang kaya.. mumpung Papa masih punya kursi, masih punya pengaruh..” ucap Papa Mertua Respati sambil menatap Respati.
Bibir Respati tersenyum lebar, sorot mata berbinar binar dan kepalanya mengangguk angguk tanda setuju dengan yang disarankan oleh Papa Mertua..
“Kalau menurut Papa Wi, saya ikut partai politik yang dikuti Papa Wi, atau ikut partai lain?” tanya Respati dengan sangat antusias.
“Ya terserah kamu, kamu lihat lihat saja dulu visi misi partai partai yang ada, mana yang cocok sama kamu. Ikut partai kecil atau partai besar ada plus minus nya.. satu keluarga dalam satu partai juga ada plus minus nya..” ucap Papa Mertua Respati lagi..
“Iya Pa, saya tadi juga sudah kenalan dengan teman teman Papa Wi, yang orang orang penting itu, beberapa dari mereka juga mengajak saya untuk ikut gabung di partai nya, bahkan ada yang menawarkan saya bisa jadi kader di partai nya katanya akan diberi pembekalan..” ucap Respati dengan nada serius.
“Aku juga tertarik akan ikut jadi anggota partai politik tidak terlambat kan meskipun usia ku sudah tidak lagi muda..” ucap Papa nya Respati yang juga ingin jadi orang penting dan orang kaya seperti besan nya.
“Tidak ada yang terlambat Pak, gabung saja dan ikut aktif di kegiatan partai jadi kader partai, siapa tahu dijadikan jago saat pemilu ha... ha... ha... “ ucap Papa Mertua nya Respati sambil tertawa. Sedangkan Anton tampak diam dan berpikir pikir, sesaat kemudian..
“Kalau saya sudah jadi PNS tidak bisa masuk jadi anggota partai kalau ketahuan bisa dipecat dari PNS nya..” ucap Anton kemudian ekspresi wajah nya tampak masih berpikir pikir.
“Iya, tapi kamu pikir saja untung mana jadi guru PNS atau jadi penjabat .. jadi anggota DPRD gaji 45 juta perbulan masih ditambah dengan tunjangan tunjangan yang item nya banyak sekali, ada tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan transportasi, tunjangan perumahan, tunjangan reses, tunjangan komunikasi, tunjangan beras, tunjangan alat kelengkapan, tunjangan... Meski pun anggota DPRD tidak mendapat pensiun seperti anggota DPR tapi masih mendapat hak keuangan setelah masa pensiun..” ucap Papanya Hani sambil tersenyum lebar.. membuat ketiga laki laki dewasa itu ngiler mendengar gaji dan tunjangan tunjangan yang dia dapat.
“Apalagi kalau bisa melenggang masuk ke senayan.. gaji dan tunjangannya sangat fantastis...” ucap Papa Mertua nya Respati lagi kedua sorot mata nya berbinar binar, dia pun di pemilu depan ingin bisa melenggang ke senayan menjadi anggota DPR.
“Maka Papa dengan sangat mudah membelikan rumah mewah aku dan Hani, gaji nya puluhan juta ditambah tunjangan tunjangan dan cepretan cepretan proyek pasti uang nya banyak banget.. aku harus mengikuti jejak nya..” gumam Respati dalam hati.. kepala masih mengangguk angguk dan bibir tersenyum membayangkan dia jadi pejabat dan punya rekening rekening nya gendut gendut dan gembrot.
“Padahal gaji sudah 45 juta kok masih dapat tunjangan macem macem ya.. sampai tunjangan beras juga dapat..” gumam Papa nya Respati tampak sedikit heran.
“Ya sudah kalian pikirkan, aku mau istirahat capek banget aku..” ucap Papa Mertua Respati lalu bangkit berdiri..
Ketiga laki laki dewasa itu masih duduk duduk di sofa sambil berpikir pikir untuk ikut partai mana. Namun beberapa menit kemudian Anton yang mentok tidak bisa berpikir lagi karena PNS dilarang masuk anggota partai menepuk paha Respati..
“Eh.. Res, ada kabar terkini tentang mantan istri kamu loh.. kini dia punya kerjaan sampingan baru menjadi teman tidur orang kaya.” Ucap Anton sambil menatap Respati
“Ha.... ha... ha... ha... ha...” Respati dan Papa nya tertawa terbahak bahak sampai orang orang di dalam rumah itu mendengar nya, termasuk Hani dan Mama Mertua nya yang ada di dalam kamar.
“Aku sudah menduga sebelumnya, paling lama lama dia akan menjadi psk untuk hidup nya. Cih! Perempuan sangat menjijikan!” ucap Respati
“Selain dia cari uang untuk hidup juga cari kehangatan dari laki laki Res.. dia kan perempuan normal dan masih muda. Mama kamu yang sudah tua saja kalau dua hari tidak kusentuh sudah mbingungi...” ucap Papa nya Respati
Namun tiba tiba tiba laki laki itu dikaget oleh suara..
“Heiiii.. ternyata kalian ngomong i perempuan ya, maka nya tertawa terbahak bahak. Pakai ngomongin aku juga, siapa perempuan yang kalian omongi awas nya kalau Papa macem macem..” Suara keras Mama nya Respati yang sudah berdiri di dekat mereka..
"itu Tan, Ariana sekarang pekerjaan sampingan baru nya jadi teman tidur orang kaya." ucap Anton lagi.
"Hah! yang benar?" tanya Mama nya Respati kepo
. Dan mereka pun akhirnya membicarakan Ariana .
Sedangkan Ariana yang sudah selesai makan malam. Dia kembali masuk ke dalam kamar. Bu Hajjah Khasanah sudah berbaring di tempat tidur dan tivi masih menyala.. Arumi juga sudah memejamkan kedua matanya.
Ariana mendekati dia elus pipi Arumi dengan lembut..
“Untung wajah Arumi sangat mirip aku, jadi aku melihat wajah nya tidak ingat Ayahnya..” gumam Ariana.
Akan tetapi kedua mata Arumi tiba tiba terbuka mungkin dia belum tidur pulas, ekspresi wajah Arumi pun tampak kaget..
“Bun.. Bunda ingat Ayah? Bunda kangen Ayah?” suara imut Arumi.. mungkin hanya mendengar dua kata belakang saja yang terucap dari mulut Ariana..
“Sayang kamu terbangun, maaf kan Bunda kalau sudah mengagetkan kamu.. tidak sayang.. Bunda tidak kangen Ayah.. tidak boleh kangen Ayah karena dia sudah tidak lagi mencintai kita, sudah menjadi milik orang lain. Kita harus melupakan Ayah.. Bunda tadi bilang untung wajah Arumi mirip Bunda.. “ ucap Ariana lalu mencium wajah Arumi lagi..
“Aaahhh aku juga senang jika wajahku mirip Bunda..” ucap Arumi dan kedua tangan mungilnya mengelus elus wajah Bunda nya pelan pelan, mengelus kedua mata Ariana, hidung Ariana, pipi Ariana, bibir Ariana, dagu Ariana.. seperti ingin bisa tahu seperti apa wajah cantik Bunda nya..
“Sudah sekarang Arumi bobok lagi ya.. ingat kata Pak Dokter, Arumi harus cukup tidur tidak boleh tidur malam malam.. “ ucap Ariana kemudian.
“Bun keloni Arumi sebentar ya.. Rumi ingin tidur memeluk Bunda.. “ suara imut Arumi lirih..
“Iya tapi sebentar ya.. Bunda masih ada pekerjaan dan Bunda juga belum kirim chat ke kakek untuk mengabari kalau kamu besok ingin tinggal di sini saat Bunda kerja..” ucap Ariana lalu dia membaringkan tubuhnya di samping Arumi.. Ibu dan Anak itu pun saling berpelukan..
Ariana yang sangat capek dan letih pun akhirnya juga tertidur dengan pulas.... tidak hanya sepuluh atau lima belas menit saja Ariana tertidur tetapi Ariana tertidur berjam jam....
Dan sesaat kemudian Ariana terbangun dan terlonjak kaget...
“Astaghfirullahaladzim... “ ucap Ariana yang terbangun karena telinga nya mendengar suara langkah kaki di ruang yang bersekat oleh lemari besar..
“Aku kenapa jadi ikut tidur pulas banget.. “ ucap Ariana dan segera bangkit dari tidurnya.. jantung nya berdetak lebih kencang karena ingat ada pekerjaan yang belum dia kerjakan dan harus diserahkan pagi hari di sekolahnya.
hatinya tenang adem ayem gk tertekan kayak waktu hidup bareng loe..