Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah sampai mansion, Grace dan Delard langsung masuk kedalam kamar masing-masing. Keduanya tidak di intorogasi karena sesampainya di club pada saat Grace mengaku-ngaku sebagai pacar Delard, Delard sudah memberi tahu Mommy dan Daddy nya jika Grace pergi bersamanya.
Semenjak kejadian itu kini sikap keduanya menjadi kikuk, jika biasanya Grace sering sekali menggoda Kakaknya dengan sikap jahilnya, sekarang dia malah tak berani sekalipun untuk menatap wajah sang Kakak. Perasaannya kini bercampur aduk antara marah, malu, risih, dan perasaan yang tidak nyaman jika berdekatan dengan sang Kakak.
Delard sesekali melirik kearah Grace yang sedang pokus menatap kearah makanannya, namun Delard tahu jika saat ini yang ada dipikiran Grace bukanlah makanan yang ada dihadapannya, melainkan kejadian semalam.
"Apa kalian bertengkar lagi?" Tanya Azura kepada putra-putrinya. Karena sedari tadi dia memperhatikan sikap keduanya.
Namun keduanya bungkam, tak ada yang menjawab pertanyaan dari Azura, sehingga membuat Azura mengulang pertanyaannya.
"Tolong jawab Mommy! Apa kalian bertengkar lagi?" Azura menelisik dibalik sikap keduanya yang tak lain ialah Grace dan Delard.
"Aku telah melakukan kesalahan yang fatal, sehingga membuat Grace kini marah." Ungkap Delard berterus terang.
"Kesalahan fatal?! Apa?" Chan Ryder mulai angkat suara.
"Aku__" Delard mengumpulkan keberanian untuk bicara jujur kepada Mommy dan Daddy nya. "Aku__" Namun dia terlihat enggan untuk mengutarakannya karena merasa apa yang terjadi padanya semalam adalah hal yang memalukan.
"Apa? bicaralah dengan benar!" Ucap Chan Ryder penuh penekanan.
"Aku___"
"Kak Delard ternyata sudah putus dengan wanita yang bernama Angela, dan aku marah padanya karena dia tidak bisa memenuhi janjinya untuk memperkenalkan pacarnya kepada kita semua." Sela Grace untuk melindungi Kakaknya dia pun terpaksa harus berbohong kepada kedua orangtua angkatnya.
Delard menatap lekat wajah adiknya. "Grace, kenapa dia berbohong? apa dia sengaja melindungi ku?" Batinnya. "Tapi bagaimana dia bisa tahu jika hubungan ku dengan Angela telah berakhir? padahal aku belum memberi tahu siapapun jika aku memang sudah putus dengannya." Lanjutnya dalam hati.
"Kalau itu masalahnya, kenapa kau harus semarah itu terhadap Kakak mu! Mommy yakin Delard juga tidak menginginkan hubungannya dengan kekasihnya itu berakhir." Ujar Azura.
"Yang dikatakan Mommy itu benar! Kau tidak sepatutnya marah seperti itu kepada Kakak mu." Chan Ryder membenarkan apa yang dikatakan oleh istrinya.
Untuk mengalihkan pembicaraan, Delard mengajak Grace untuk berangkat bersama, dengan alasan jika dia juga akan melewati sekolahan Grace. Awalnya Grace sempat menolak namun karena Daddy dan Mommy nya yang meminta, akhirnya Grace mau berangkat bersama Delard.
Diperjalanan.
"Aku tahu jika kau marah, tapi kenapa kau tidak berterus terang saja dengan kejadian yang sudah aku lakukan kepadamu semalam."
"Aku tidak akan memberitahu Daddy dan Mommy tentang kejadian semalam." Ujar Grace. "Tapi dengan syarat kau harus memberitahu aku, siapa orangtua kandungku sebenarnya!"
"Kedua orangtua mu mengalami sebuah kecelakaan di jalan xx, sehingga mengakibatkan mereka meninggal dunia." Delard menceritakan secara detail apa yang pernah diceritakan Daddy nya waktu itu.
Seketika tangis Grace pun pecah mendengar cerita yang dikatakan oleh Delard, yang tak lain adalah cerita hasil rekayasa yang disampaikan Chan Ryder sebelumnya kepadanya.
"Aku ingin pergi kesana!" Grace menyandarkan kepalanya dijok mobil.
"Apa?!"
"Tolong antar aku ke jalan yang telah kau sebutkan tadi." Lirih Grace menundukkan kepalanya.
"Hari ini kau harus pergi ke sekolah." Ujar Delard kepada adiknya.
"Aku tidak perduli! anggap saja aku telah memaafkan kesalahan yang sudah kau lakukan semalam, tentunya dengan syarat! kau harus membantuku mencari tahu tentang asal-usul ku." Tegas Grace.
Delard tertegun sejenak kemudian mengindahkan keinginan dari sang adik angkat.
Sekitar kurang lebih satu jam-an mereka sampai di lokasi yang telah disebutkan oleh Delard tadi. Untuk memastikan Grace menanyakan beberapa warga yang tinggalnya tak jauh dari sekitar jalan xx, namun tidak ada yang tahu mengenai cerita yang dijelaskan Delard, tentu saja! Karena cerita itu hanyalah karangan Chan Ryder semata untuk menutupi kejahatannya.
"Kenapa tak satupun dari mereka yang mengetahui tentang kecelakaan itu? apa kau membohongiku?" Grace kembali menekan Delard untuk berkata jujur.
"Hanya cerita itu yang aku ketahui dari Daddy! Dan jika orang-orang disekitar sini tidak ada yang tahu tentang peristiwa kecelakaan itu, mungkin karena mereka sudah lupa." Jelas Delard.
"Aku tidak percaya, kau pasti membohongiku! kau itu sama saja dengan Daddy ingin menutupi semuanya dariku." Decak Grace, seraya berjalan menjauh dari mobil Delard.
Delard mengejarnya. "Grace tunggu! Kau mau kemana?" Dia memegangi pergelangan tangan adiknya.
"Aku akan mencari tahu tentang kecelakaan itu, dan aku tidak akan pulang sebelum mendapatkan petunjuk." Tegas Grace yang terus berjalan menyusuri sisi jalan.
"Grace, apa kau sudah gila! kejadiannya terjadi sekitar lima belas tahu lalu tepatnya saat usia mu baru menginjak tiga tahun, itu hanya akan sia-sia, kau tidak akan menemukan petunjuk apapun." Jelas Delard sehingga membuat Grace menghentikan langkah kakinya lalu berbalik badan menatapnya.
"Ayam saja ada induknya, mengapa aku tidak!" Sentaknya. "Kalau pun kedua orangtua ku memang sudah tiada, lalu dimana tempat pemakamannya?" Bentak Grace yang sudah berlinang air mata. "Kau tidak akan bisa memahami perasaan ku, karena kau tidak mengalaminya." Lanjutnya dengan lirih.
"Baik aku akan membantumu mencari tahu siapa orangtua kandungmu, tapi sekarang kita harus pulang karena cuaca mendung dan mungkin sebentar lagi akan hujan." Ucap Delard meminta pengertian dari sang adik.
Grace menatap kearah langit biru yang sudah terbalut awan hitam. "Baiklah, tapi kau harus berjanji jika kau mau membantuku untuk mencari tahu siapa jati diri ku."
"Iya, aku pasti akan membantumu." Ujar Delard, dia pun menggiring Grace agar masuk kedalam mobil.
Kring ...
Kring ...
Kring ...
Sebuah panggilan masuk kedalam ponsel milik Grace, Grace melihat nama si pemanggil kemudian mengangkatnya.
"Ada apa?" Tanya Grace kepada seseorang dari ujung telepon.
"Apa kau sakit? Kenapa hari ini kau tidak masuk sekolah?" Tanya seorang pria dari balik sambungan telepon.
"Aku baik-baik saja." Jawab Grace kemudian.
"Baguslah! apa kita bisa bertemu sekarang?"
Grace menoleh kearah Delard yang sedang pokus mengemudikan mobilnya. "Apa kau bisa menurunkan aku diseberang jalan?" Tanyanya kepada Delard.
"Tidak bisa! kau harus pulang." Jawab Delard dengan tegas.
"Aku tahu kalau kau itu anak kandungnya Daddy, tapi apa bisa? sikap Daddy itu tidak perlu menurun padamu." Cercahnya.
"Kalau Daddy mendengar ucapan yang barusan kau katakan, dia pasti akan sangat marah! karena walaupun kita tidak terlahir sebagai sodara kandung, tapi Daddy tidak pernah sekalipun membeda-bedakan kita, dan bukankah kau juga tahu itu."
"Aku tahu, jadi kau tidak perlu memperjelas nya lagi! aku hanya tidak suka jika kau ikut-ikutan mengekang ku sama halnya seperti Daddy." Decak Grace kepada Kakaknya.
"Berterus teranglah! kau memintaku menurunkanmu dipinggir jalan karena kau ingin bertemu dengan Daniel kan?" tanya Delard penuh penekanan.
"Jika ya, kau mau apa?" Grace balik menekannya.
"Sudah aku katakan jika Daniel itu bukan laki-laki yang baik, jadi jauhi dia!" sentak Delard.
"Jika Daniel itu bukan laki-laki yang baik, lalu kau apa? apa kau merasa dirimu itu suci?" Grace kembali memojokkan Delard. "Sekarang aku tanya, laki-laki mana yang tega melecehkan adiknya sendiri? bukankah kau itu seorang laki-laki yang sangat brengsek!" cercahnya.
"Grace!" teriak Delard membentaknya.