Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.
Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.
"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di secara negara," janji Dallas.
"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.
Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
Di kantor Dallas
Letnan Harimurti melangkah menuju ruangan Kapten Dallas. Sebagai panitia penerimaan bintara tahun ini, tentu saja hari ini hari yang sibuk baginya dan bagi yang lain.
"Siang Kapten," sapanya sembari memberi hormat. Letnan Harimurti tetap memberi hormat dan menggunakan bahasa yang formal ketika di dalam ruangan Kapten Dallas, sebab di dalam ruangan ini masih ada yang lain, tidak hanya Kapten Dallas saja.
Letnan Harimurti duduk di depan Dallas, dia kini sedikit lebih santai. "Abang sudah tahu peserta Catam yang tidak lulus kemarin yang wajahnya persis Abang, ternyata dia mengikuti penerimaan bintara tahun ini," lapor Harimurti menatap wajah Dallas, menelusuri reaksi apa yang akan diperlihatkan Dallas.
"Oh, ya? Dia ikut lagi? Syukurlah, semoga tahun ini dia lolos jadi bintara dan semua tes mampu dia lewati dengan baik," balas Dallas terlihat kaget.
Letnan Harimurti tersenyum, dia menduga kalau Kapten Dallas baru mengetahuinya saat ini.
"Nilai dia masih bagus dan menonjol dari pada yang lain. Dari mulai tes kesehatan dan sampai psikotes, nilai dia masuk ke dalam lima besar tertinggi," bongkar Letnan Harimurti lagi merasa takjub.
Dallas tersenyum dalam hati, dia merasa senang mendengar berita yang membahagiakan dari Letnan Harimurti kali ini.
"Keren dong. Kecerdasannya sudah bisa kita lihat saat pertama kali dia daftar tamtama. Walau pertama kali dia mengikuti tes ketentaraan, tapi dalam setiap menjalankan soal-soal tes, dia paling menonjol dan paling menguasai daripada teman-temannya," klaim Dallas sembari menyunggingkan senyum bahagia.
"Betul banget. Bangga banget kedua orang tuanya memiliki anak yang cerdas seperti Caba Sakala," ujar Letnan Harimurti mengakui.
Dallas menganggukkan kepalanya. Dia senang mendengar perkembangan Sakala sejauh ini. Kali ini, Dallas berusaha tidak memperlihatkan rasa antusiasnya di hadapan Letnan Harimurti, salah-salah nanti ia dicurigai yang tidak-tidak. Walau seandainya pada kenyataannya ternyata Sakala darah dagingnya. Namun hubungan darah itu tetap saja tidak bisa dibuka ke dalam kedinasan, Dallas tetap harus menyembunyikannya dari mata kedinasan.
"Baiklah Saka, semua ini kesalahan papa di masa lalu. Karena keegoisan kedua orang tua papa, kini yang jadi korban adalah kamu. Kamu tidak bisa papa akui secara hukum dan tercatat di dalam kartu keluarga papa sebagai anak kandung papa," sesalnya dalam hati.
"Bang Dallas, Abang tidak sedang melamun, kan?" Letnan Harimurti menggoyah bahu Dallas pelan, karena ia melihat Dallas bengong.
"Ya ampun, maafkan abang. Abang jadi teringat perjuangan bintara dahulu yang terasa berat saat pendidikan," ucap Dallas gugup.
"Itu semua sama Bang, siapapun akan merasakan hal berat saat pendidikan." Letnan Harimurti terkekeh, lalu berdiri dan berpamitan untuk kembali ke ruangannya. Dallas menatap kepergian adik letingnya itu dengan tatap nanar.
***
Siang menjelang, tes jasmani yang dilakukan para calon siswa bintara sudah selesai dilaksanakan. Hal ini mengundang kegirangan di hati Dallas. Dia segera meraih Hp nya, lalu mengirimkan pesan WA kepada Sakala.
"Saka, sebelum pulang, temui saya di dekat kafe Lotus."
Pesan itu telah sampai dan dibaca Sakala. Dallas segera bangkit dan bersiap pulang. Tanpa berlama-lama Dallas segera menuju mobilnya di parkiran lalu melajukan mobil itu segera dan keluar dari lingkungan kesatuan.
Mobil Dallas sudah tiba di kafe Lotus. Sakala yang sudah diberikan pesan WA, juga sudah berada di sana. Sayang sekali, saat Dallas mau memasuki kafe Lotus, beberapa anggota satu kantornya, memasuki kafe yang sama.
Untuk menghindari kecurigaan mereka, terpaksa Dallas mengurungkan masuk ke kafe Lotus.
"Saka, tolong ikuti saya. Saya mohon. Ini masih siang, kamu tidak terburu-buru untuk pulang, bukan? Saya ada informasi penting untuk kamu," ucap Dallas memutuskan supaya Sakala mengikutinya. Dallas mengalihkan pertemuan mereka ke rumahnya sendiri.
Sebelum tiba di rumah, Dallas segera menghubungi Daisya sang kakak.
"Mbak, Bi Asti saat ini sedang sibuk atau tidak? Kalau tidak sedang sibuk, Als mau minjam Bi Asti untuk masak di rumah Als. Als bawa tamu spesial ke rumah. Kalau Mbak tidak sibuk, Mbak juga boleh ke rumah Als bersama Amira. Bahan-bahan makanan sudah ada di kulkas, Bi Asti tinggal eksekusi," beritahu Dallas mengirimkan pesan WA kepada Daisya sang kakak.
Tidak lama kemudian sebuah balasan dari Daisya masuk.
"Bi Asti tidak sedang sibuk. Dia baru saja membuatkan makanan untuk Amira. Mbak juga tidak sibuk, Mbak baru pulang dari toko kue sambil menjemput Amira dari TK. Memangnya tamu spesial siapa Als, bikin teka-teka saja?" Daisya mengirimkan balasan dengan nada penasaran.
"Pokoknya kalau penasaran, Mbak datang saja ke rumah. Als tunggu," balas Als.
Tidak ada balasan lagi dari Daisya, sepertinya ia kini sedang membicarakan permintaan Dallas pada Bi Asti ART nya.
Dallas melajukan mobilnya perlahan, di belakangnya Sakala masih mengikuti. Tidak lama dari itu, mobil Dallas sudah tiba di kediaman Dallas.
Dallas segera memarkir mobilnya dengan benar, setelah itu ia pun menuruni mobil.
"Bawa masuk saja motornya Ka," titahnya. Saka yang terlihat canggung, mau tidak mau mengikuti ajakan Dallas.
Dallas tersenyum gembira saat melihat ada sebuah motor milik sang kakak. Itu artinya Daisya sudah berada di dalam. Bahkan dari dalam rumah, sudah mulai tercium wangi makanan.
"Masuk, Ka," suruh Dallas lagi mempersilahkan Saka masuk. Saka masuk mengikuti Dallas, meskipun ia terlihat malu-malu.
"Duduklah, saya akan menyuruh orang untuk membuat minuman untuk kamu. Kamu suka minum kopi?" tanya Dallas seraya menatap Sakala dengan lekat.
"Mohon maaf, Pak. Saya jarang minum kopi. Saya lebih suka teh tawar," ujarnya malu-malu.
"Oh ya? Tapi sebentar, sepertinya panas-panas begini lebih baik kita minum yang dingin-dingin. Kamu suka jus buah-buahan? Kalau kamu suka, lebih baik kita minum jus buah saja, bagaimana?"
"Boleh, Pak. Tapi, mohon maaf, sebaiknya Bapak tidak perlu repot-repot. Air putih saja, saya suka," balas Saka malu-malu.
"Jangan sungkan, anggap saja di rumah orang tua kamu sendiri. Sebentar, ya, saya kasih tahu asisten dulu." Dallas berdiri menuju dapur.
Dallas meminta dua gelas jus jeruk kepada Bi Asti. "Bi Asti tolong buatkan dua gelas jus jeruk tanpa gula," titah Dallas. Bi Asti mengangguk dan segera mengeksekusi permintaan Dallas.
Sebelum Dallas ke dalam, Daisya mencegatnya. "Siapa Als?" Daisya penasaran.
"Kalau Mbak mau tahu, lihat saja sendiri," ucap Dallas seraya berlalu. Daisya merasa penasaran, untuk menghilangkan rasa penasarannya, Daisya meraih baki yang sudah ada dua gelas jus jeruk, dan membawanya ke depan. Di belakangnya Amira mengekori.
"Silahkan diminum airnya, Dik." Daisya meletakkan gelas yang isi jus itu di depan Dallas dan Sakala.
Mata Daisya hampir terbelalak ketika ia melihat ke arah Sakala. Wajahnya benar-benar mirip Dallas.
"Ini, siapa? Mirip kamu Als," ceplosnya sembari menutup mulutnya tidak percaya.
jejak dlu ka ya Lina, iklan mndarat salam dari Sebatas Istri Simpanan.. 🤗