Kazuya tak pernah merasa lebih bersemangat selain saat diterima magang di perusahaan ternama tempat kekasihnya bekerja. Tanpa memberi tahu sang kekasih, ia ingin menjadikan ini kejutan sekaligus pembuktian bahwa ia bisa masuk dengan usahanya sendiri, tanpa campur tangan "orang dalam." Namun, bukan sang kekasih yang mendapatkan kejutan, malah ia yang dikejutkan dengan banyak fakta tentang kekasihnya.
Apakah cinta sejati berarti menerima seseorang beserta seluruh rahasianya?
Haruskah mempertahankan cinta yang ia yakini selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiiiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Fakta menyayat hati
"Kenapa, Yekkk? Lo mau apa biar gue bantu," Eyrine yang duduk di sofa kamar Kazuya bangkit mendekati sahabatnya itu dengan penuh kekhawatiran.
Melihat kondisi ini hatinya ikut tersayat. Tak tega melihat Kazuya yang biasanya selalu mengomel manja kini terbaring lemah. Tatapannya kosong, tubuhnya terkulai lesu.
Bagaimana dirinya bisa di apartemen sahabatnya itu? Tentu bisa! Sebuah kebetulan yang sangat ia syukuri. Tadi malam ia disuruh sang ibunda ratu—ibunya—untuk memberikan lauk kepada Kazuya. Sang bunda sedang masak banyak karena kebetulan ada acara kecil-kecilan dirumahnya biasa ibu-ibu mengadakan arisan. Awalnya Eyrine malas sekali mengantarkan makanan tersebut ke apartemen Kazuya langsung mengingat jaraknya lumayan jauh. Ia berniat menyuruh Kazuya untuk kerumahnya saja sekalian menginap Dishana. Makanya ia menghubungi perempuan itu udah meminta persetujuan.
Namun apa yang didapatnya? Suara tangisan memilukan Kazuya yang terdengar ketika panggilannya terangkat. Siapa yang tidak panik, apalagi ia pun tahu ada trauma yang diderita sahabatnya itu. Tanpa berpikir panjang ia segera meluncur ke apartemen Kazuya. Dan yahhh benar ketakutannya! Kondisi Kazuya ketika ia temui sudah sangat mengenaskan. Memeluk dirinya sendiri di lantai kamar, dengan banyak beling yang berserakan, ada sisa-sisa tangisan yang masih terdengar. Meskipun sudah menelan berganti dengan tubuh yang terdiam kaku dengan tatapan kosongnya.
Ada kekesalan yang terpendam di hati Eyrine kepada Aronio kekasih sahabatnya itu ketika mengetahui tidak ada sosok lelaki tersebut dalam kondisi Kazuya seperti ini. Terlihat dari panggilan dan pesan di handphone Kazuya yang sudah berulang kali menghubungi Aronio, namun lelaki tersebut tidak jelas keberadaannya.
Eyrine berusaha memaklumi mungkin lelaki tersebut tidak sempat memegang handphone, sibuk dengan kerjaannya. Namun apa? Hingga saat ini Aronio belum juga ada kabar ataupun kehadiran lelaki tersebut.
Meskipun berulang kali Kazuya membela lelaki dengan berbagai alasan tak masuk akalnya, tetap saja Eyrine tidak bisa menerimanya.
"Mau minum," lirih Kazuya siap turun untuk mengambil air putih di meja nakas.
"Udahh.. Lo diem di situ aja, biar gue ambilin." Dengan cekatan Eyrine menuangkan air dari teko kedalam gelas lalu membantu Kazuya untuk minum.
"Makasih, yin.. Lo sampai nggak pergi magang karena gue," sesal Kazuya melihat pengorbanan Eyrine hingga izin dari tempat magangnya.
"Ihhh apaan sih, Yekk!! Kayak sama siapa aja, udah seharusnya dong temen saling bantu kalo sakit gini. Lagian kalo bukan gue, siapa yang bakalan nemenin Lo di sini. Cowok yang bangga-banggakan aja ntah mana orangnya." Sindir Eyrine diakhir kalimat.
Kepercayaan perempuan itu terhadap Aronio perlahan memudar. Sosok yang dilihatnya begitu dewasa, bisa mengayomi Kazuya yang terkadang seperti anak-anak manja, penuh perhatian itu seakan berganti dengan spekulasi negatif di otaknya. Banyak kecurigaan yang muncul akan sosok itu.
"Mas Nio pasti sibuk kerja, lagi banyak deadline kerjaan di kantor." Ucap Kazuya, terdengar membela lelaki tersebut namun sisi lain terlihat lebih ke meyakinkan dirinya sendiri untuk mengelakkan ucapan Eyrine yang terdengar fakta tersebut.
"Sesibuk apa sampe nggak ngabarin sampe sekarang, dia tahu nggak Lo telponin terus semaleman? Mustahil nggak denger, kecuali kalo handphonenya jatoh ilang di jalan." Sarkas Eyrine emosi. Masih terbayang dikepalanya bagimana rapuhnya Kazuya ketika di temuinya.
Bagaimana jika Eyrine tidak menghubungi Kazuya? Sepertinya perempuan itu akan terkapar hingga tidak sadarkan diri di lantai.
"Mungkin nyatanya begitu," Kazuya mengucapkan kata yang dirinya sendiri pun merasa ragu dan tidak yakin dengan ucapannya.
"Bulshitt!!! Emang sekarang masih zaman purbakala yang nggak bisa ngehuhubungi selain gunain handphone!" Maki Eyrine lagi.
"Dia tahu nggak Lo lagi sakit? Tahu kan? Dia yang nyiapin makan dan obatan ini!! Tapi tololnya malah ninggalin orang sakit tanpa kabar apapun. Manusia kok nggak punya hati nurani!! Nggak punya rasa kemanusiaan!!!"
"Dia ada ala—"
"NGGAKK!!! gue nggak menerima alasan apapun itu!!!" Potong Eyrine cepat menolak mentah-mentah pembelaan Kazuya.
Disini terlihat seperti Eyrine lah yang kekasih Aronio, mengamuk tidak terima. Memang harusnya seperti bukan berdalih berusaha membela orang yang kenyataannya salah besar.
"Gue ngantuk!!" Tak ingin berdebat lebih lanjut Kazuya kembali merebahkan badannya. Lalu membungkus tubuh kedalam selimut tebal.
"Yaudahh Lo tidur aja, tenangin pikiran nggak usah mikir aneh-aneh dan panik. Gue ada di sini, Lo nggak sendirian." Eyrine berubah lembut. Di benarkannya selimut yang tidak menutupi tubuh Kazuya dengan sempurna. Diusapnya lembut kepala yang sudah tertutup selimut. Seakan menyalurkan energi kepada Kazuya, dan menjelaskan bahwa ada keberadaannya di sana, jadi Kazuya tidak perlu takut lagi.
•••
Sudah hampir sejam Kazuya tertidur, kini ia terbangun karena dentingan notifikasi beruntun dari handphonenya. Dengan cepat ia berusaha bangkit, berharap sosok Aronio yang menghubunginya.
"Lo hati-hati," peringat Eyrine ketika melihat Kazuya hampir terjatuh. Apalagi tubuhnya yang masih lemas dan kepalanya pening membuat tidak stabil ketika berdiri. "Mau ngambil apa, biar gue ambilin."
"Gue bisa kok, Yin. Mau ambil handphone ada chat dari tadi ribut."
"Udah nggak usah main handphone dulu, biarin aja mungkin itu chat nggak jelas." Larang Eyrine seperti ibu-ibu yang menasehati anaknya karena main handphone terus.
"Takut dari kantor Rin. Ahhh iya! Bahkan gue belum ngabarin orang kantor kalo gue izin nggak masuk," Terlihat raut panik Kazuya setelah tersadar kebodohannya. "Padahal gue baru magang beberapa hari."
"Tenang orang kantor pasti paham akan kondisi Lo kalo udah Lo kasih tau. Kalo emang mereka nggak terima biar gue yang turun tangan." Ucap Eyrine berlagak punya kuasa di kantor sahabatnya itu. Ia berbicara seperti itu tentu agar Kazuya tidak panik.
"Nohh kasih tau orang kantor," Eyrine akhirnya memberikan handphone tersebut kepada Kazuya. "Jangan lama-lama ntar gue sita lagi, Lo belum boleh main hp kelamaan." Peringat Eyrine.
Kazuya membuka handphonenya, pertama-tama ia langsung menghubungi pak Bejo memberitahu alasan ketidakhadirannya. Sebelum memastikan apa yang penimbul keributan notifikasi tadi.
Kazuya
Permisi pak, maaf sekali saya baru menghubungi bapak jam segini dan baru memberitahu ketidakhadiran saya di kantor
Kondisi saya sedang drop pak sejak semalam dan tidak sempat memegang handphone sama sekali
Sekali lagi maaf ya pak 🙏
^^^Pak Bejo manager riset^^^
^^^Tidak masalah mbak^^^
^^^Saya pun sudah mendapatkan konfirmasi ketidakhadiran mbak Zuya dari mas Antar^^^
^^^Saya paham kondisi mbak yang baru bisa menghubungi saya^^^
^^^Semoga cepat membaik^^^
Sempat tercengang dengan balasan pak Bejo, Kazuya tidak menyangka bahwa Antar sebegitu perduli dengan sikap yang terlihat dinginnya itu.
Namun belum sempat berpikir lebih, ia membaca notifikasi dari grup dirinya dan kedua seniornya—hana dan Eli. Segera ia buka karena sudah banyak notifikasi grup yang masuk.
Prangggg!!
Handphone itu terjatuh begitu saja setelah ia membaca isi chat dalam grup tersebut
"UYEKKK!!! Ada apa?" Panik Eyrine. Dengan cepat ia mengambil handphone Kazuya yang terjatuh.
"Nggakk!!! Nggakk mungkin!!" Racau Kazuya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berulangkali.
"Kenapa, kazuyaa?" Eyrine yang melihat Kazuya kembali kacau merasa khawatir.
"Itu semua nggak mungkin kan, yin?" Tanya Kazuya kepada Eyrine dengan wajah memohon berharap semua yang dilihatnya hanya halusinasi karena dirinya sakit.
"Apaan, yek?" Wajah bingung Eyrine tersadar ketika melihat Kazuya menunjuk handphonenya. Dengan cepat Eyrine mencari penyebab kondisi tidak baik sahabatnya itu.
"LELAKI BAJINGANNNN!!"
Teriak Eyrine emosi. Wajahnya memerah penuh amarah. Kecurigaannya benar, sosok ramah itu tidak sebaik itu kenyataannya.
••••
Awas aja yah, kalau sampe Yaya kenapa-kenapa...
ada-ada saja nih Aronio