NovelToon NovelToon
Batal Nikah

Batal Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Pernikahan yang sudah didepan mata harus batal sepihak karena calon suaminya ternyata sudah menghamili wanita lain, yang merupakan adiknya sendiri, Fauzana harus hidup dalam kesedihan setelah pengkhianatan Erik.

Berharap dukungan keluarga, Fauzana seolah tidak dipedulikan, semua hanya memperdulikan adiknya yang sudah merusak pesta pernikahannya, Apakah yang akan Fauzana lakukan setelah kejadian ini?

Akankah dia bisa kuat menerima takdirnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Belas

Satu tahun telah berlalu

Tak terasa telah satu tahun Ana bekerja di kantor pusat perusahaan tempatnya bekerja saat ini. Tak ada kesulitan berarti yang dia temukan. Dengan keramahan dirinya, banyak karyawan yang langsung menyukai.

Ana juga tak segan bertanya jika ada yang salah. Dia langsung dapat teman akrab bernama Meyda. Mereka tinggal di satu kamar kost yang sama. Tepatnya rumah untuk karyawan single yang disediakan perusahaan.

"Ana, nanti makan siang di kafe depan kantor yuk! Bosan kalau di kantin terus, ajak Meyda pagi ini.

"Mey, mikirin makan melulu. Baru aja nyampe. Belum mulai kerja, dah mikirin makan siang," jawab Ana.

"Harus dong, kan moto hidupku, "hidup untuk makan"," ucap Meyda sambil tertawa.

Kedua gadis itu lalu tertawa. Walau sambil becanda, mereka tetap melakukan pekerjaan. Sehingga tak ada pekerjaan yang terbengkalai.

Ana dan Meyda telah menjadi teman baik sejak dia bekerja di kantor ini. Setiap hari, mereka selalu menyempatkan diri untuk pergi makan siang bersama. Kali ini, mereka memutuskan untuk pergi ke kafe yang terletak di depan kantor mereka.

Ana dan Meyda tiba di kafe tersebut. Mereka menemukan meja yang nyaman dan duduk bersama.

"Wah, akhirnya makan siang juga di kafe ini. Sudah lama aku pengin makan siang di sini," ucap Ana.

"Iya, Ana. Saking sibuknya dengan pekerjaan, aku lupa betapa enaknya makan siang di kafe ini. Kemarin-kemarin aku sering makan di sini," balas Meyda.

Tak berapa lama keduanya duduk, datangnya pelayan restoran tersebut. Dia memberikan daftar menu, untuk dipilih dan di pesan.

"Selamat siang! Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu dengan ramah.

"Bisa kami lihat menu terlebih dahulu?" Ana balik bertanya.

"Tentu saja, Mbak. Silakan! Ini menu-menu yang tersedia hari ini," jawab pelayan itu.

"Ana, kamu mau pesan apa?" tanya Meyda.

"Hmm, sepertinya aku ingin memesan salad sayur dan sandwich telur, jawab Ana, setelah membaca daftar menu yang tersedia.

"Bagus, aku akan memesan sup dan spaghetti," balas Meyda.

Ana lalu menyebutkan pesanan mereka pada palayan dan di catatnya.

"Baiklah, pesan diterima. Ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Tidak, terima kasih," jawab Ana.

Pelayan pergi mengantarkan pesanan mereka ke dapur. Ana dan Meyda melanjutkan percakapan mereka.

"Meyda, apakah kamu sudah menyelesaikan laporan yang diberikan oleh atasan kemarin?" tanya Ana

"Aku baru saja menyelesaikannya pagi tadi. Kamu?" Meyda balik bertanya.

"Aku sudah menyelesaikan semalam, supaya bisa tidur lebih awal."

"Kamu selalu begitu rajin, Ana. Aku kadang terlalu santai sehingga pekerjaanku menumpuk," balas Meyda lagi.

Ana tersenyum menanggapi ucapan Meyda. Dia menyibukkan diri dengan pekerjaan sebenarnya untuk melupakan semua masalah yang dia hadapi. Sudah satu tahun berlalu, dia masih belum sepenuhnya bisa melupakan kisah cintanya yang kandas. Bukannya belum ikhlas, tapi melupakan begitu saja bukanlah hal yang mudah. Dia juga tak ada keinginan untuk kembali ke daerah asalnya. Di sini sudah begitu menyenangkan baginya.

"Apa rencanamu untuk akhir pekan ini, Ana?" tanya Meyda.

"Aku belum punya rencana spesifik. Mungkin hanya ingin bersantai di rumah dan menonton film," jawab Ana.

"Bagaimana jika sesekali kita keluar ke mall dan menonton di bioskop. Dari pada kamu mengurung diri di kamar terus," ujar Meyda.

"Jika aku pergi denganmu, pacarmu mau dikemanakan?" tanya Ana sambil tersenyum.

"Sesekali biar aku pergi denganmu saja. Aku yakin Rendi tak masalah," jawab Meyda.

"Bolehlah, nanti aku pikirkan lagi."

"Kita tak boleh lama-lama makan, Ana. Nanti jam dua atau jam tiga ada CEO baru yang akan datang. Dia anaknya Pak Sandi, yang akan menggantikan posisinya. Aku dengar kabar, dia agak galak. berbeda dengan Pak Sandi," ucap Meyda lagi.

"Semoga saja tidak seperti yang mereka omongkan. Yang penting kita melakukan semua tugas, tak akan ada atasan yang akan memarahi," jawab Ana.

Obrolan mereka terhenti karena pelayan datang membawa pesanan mereka.

"Mbak, ini makanan yang Anda pesan. Silakan menikmati!" ucap Pelayan setelah meletakkan semua pesanan ke atas meja.

"Terima kasih!" balas Ana.

"Terima kasih banyak," ucapan selanjutnya dari Meyda.

Ana dan Meyda menikmati hidangan mereka sambil bercerita tentang pengalaman kerja dan kehidupan pribadi lainnya.

"Meyda, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu," ucap Ana.

"Apa itu?" tanya Meyda.

"Selama ini, sejak aku pindah ke sini, kita selalu pergi makan siang bersama. Apa kamu merasa bosan dengan rutinitas ini?" tanya Ana.

"Tentu aja nggak, Ana! Aku selalu senang bisa menghabiskan waktu denganmu. Kita selalu punya topik yang menarik untuk dibicarakan."

"Oh, baguslah. Aku juga merasa senang bisa bersama kamu setiap hari. Sejak pertama mengenalmu aku sudah merasa klop," ujar Ana.

Ana bersyukur karena dipertemukan dengan sahabat sebaik Meyda. Sejak awal kepindahannya, setahun lalu, mereka sudah sangat akrab. Hal itu membuat Ana merasa memiliki keluarga. Selama ini tak ada tempatnya berbagi, berbeda dengan Meyda, sahabatnya itu selalu saja mengerti dengannya.

"Kita memang teman yang baik, bukan hanya di kantor, tetapi juga di luar kantor. Semoga selalu begini," ujar Meyda dengan semangat.

"Betul sekali. Aku beruntung memiliki teman seperti kamu, Meyda."

"Sama-sama, Ana. Kita akan terus menjadi teman yang baik dan selalu mendukung satu sama lain."

Mereka menyelesaikan makan siang mereka dengan senyum di wajah mereka. Mereka tahu bahwa kebersamaan mereka takkan pernah pudar meskipun rutinitas makan siang ini terus berlanjut.

Setelah makan siang, Ana dan Meyda kembali ke kantor. Mereka kembali ke meja masing-masing. Tiba-tiba Ana memegang perutnya yang terasa sakit. Entah karena apa. Mungkin juga karena mau datang bulan.

Meyda yang melihat temannya memegang perut sambil meringis lalu bertanya.

"Perutmu sakit?" tanya Meyda dengan suara pelan, takut mengganggu yang lain.

"Melilit sekali. Aku pamit ke toilet dulu. Jika ada yang mencari, tolong katakan," ucap Ana.

"Pergilah. Bawa nih minyak kayu putih. Oleskan ke perut," balas Meyda. Dia menyodorkan botol minyak kayu putih miliknya.

"Terima kasih," jawab Ana.

Ana langsung berjalan dengan cepat menuju kamar mandi. Gadis itu masuk tanpa memperhatikan ke sekeliling. Tak menyadari jika ada orang di dalamnya. Saat dia mengangkat bajunya ke atas, dan ingin memberikan minyak kayu putih, Ana terkejut ketika melihat dari kaca ada pria di dalam kamar mandi. Gadis itu langsung berbalik dan menghadap ke pria itu.

"Siapa kamu? Kenapa ada di kamar mandi wanita?" tanya Ana dengan suara penuh penekanan.

1
Entit Subadriah
kepin jalani saja dengan ikhlas sebagai bawahan apa kata. bos turuti saja
Maulida Hayati
Luar biasa
Khaliz11 Satrian
tempat suami ku dinas dlu....pantai di Bintan memang sangat bagus pasir putih dan halus pantai bersih tidak ada sampah
Entit Subadriah
si ayu ko ga momodal banget maunya enak saja dasar muka tembok
Entit Subadriah
Si ayu mulutnya nyinyir ga tau malu sudah merampok juga ih
Entit Subadriah
ini lagi seru serunya......., ih bapak ana kenapa ga bela anaknya malah diam
Entit Subadriah
Ana harus kuat jangan sampai kelihatan lemah sama si Erik pecundang
Entit Subadriah
adik tiri atau pun ibu tiri pasti berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan petaka
Irene Susanti
Luar biasa
Dita Suriani
kalau aku jadi ana pergi dari rumah itu,
Entit Subadriah
kesian ana ibarat di sambar petir
Dita Suriani
ayahnya PAOK kali GK tegas
Entit Subadriah
semoga ana kuat menghadapinya lanjut
Entit Subadriah
awal2 baca sudah panasaran
Fitri Yastuti
disini ana kurang tegas, jd greget aqu thor, di injek trus harga dri si ana.. tp mungkin karakter si ana disini lemah x ya.. ya mau di blg apa.. pdhl bagus ceritanya. tp karakter si ana kurg greget..
Marni Noho
wahhh😯
Netri Novia
/Drool//Drool//Drool//Drool/
Dwi Vella
Luar biasa
Dwi Vella
Lumayan
Tiwik
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!