Nancy tak menyukai kala sang papa menjalin hubungan dengan Dania yang dikenalkan sebagai calon istrinya. Nancy mencari tahu latar belakang Dania hingga akhirnya ia mengetahui kalau Dania masih berstatus sebagai istri orang! Ketika kebusukannya terbongkar Dania berkilah akan segera bercerai dengan suaminya yang sekarang, Putra Wardhana namun Nancy tak memercayai itu hingga akhirnya Dania dan Putra benar-benar bercerai. Selepas bercerai, Nancy mulai mendekati Putra untuk misi membuat Dania cemburu karena sang mantan suami kini dekat dengannya. Akankah misi Nancy akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dosa yang Selama Ini Terkubur
Meninggalnya Hermanto yang memang sebelumnya ada riwayat penyakit jantung tak membuat semua orang curiga dan itulah yang dimanfaatkan oleh Marita untuk merancang kematian pengacara yang sangat setia pada Hanggono itu. Marita memutuskan untuk menyingkirkan Hermanto terlebih dahulu karena ia anggap pria tua itu bisa sangat berbahaya dikemudian hari kalau ia menghabisi Hanggono saat ini. Marita kemudian membuat semua pekerja di rumah Hanggono berbaris di hadapannya dan Dania setelah semua pekerja sudah lengkap berkumpul di ruang tengah maka wanita tua itu mulai berbicara.
"Saya mau mengatakan pada kalian semua bahwa nggak lama lagi anak saya akan jadi nyonya utama di rumah ini dan saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik untuk tak membuat ulah jika kalian masih mau bekerja di sini."
Semua pekerja di rumah ini menundukan kepala mendengar intimidasi yang dilakukan oleh Marita.
"Saya juga tahu kalau tadi ada yang secara sengaja mencuri dengar apa yang saya dan Dania bicarakan dan saya tahu kalau akan ada yang membocorkan semua ini pada Hanggono sebelum saya geledah kalian satu persatu lebih baik kalian jujur!" bentak Marita.
Mereka semua saling berpandangan seperti takut pada Marita namun Marita menelisik satu persatu wajah para pekerja rumah ini.
"Jadi nggak ada yang mau mengakuinya?"
Perlahan ada seorang asisten rumah tangga yang mengangkat tangan di barisan belakang dan membuat Marita memintanya maju ke depan. Sontak yang berdiri di depannya memberi jalan supaya asisten rumah tangga itu bisa maju ke depan menemui Marita.
"Mbak Yuyun udah bosan bekerja di rumah ini? Silakan keluar dari rumah ini."
"Ampun Bu, saya masih butuh pekerjaan di rumah ini. Anak saya masih sekolah dan butuh biaya untuk bayar SPP tiap bulan."
"Mau Mbak Yuyun sendiri yang menyerahkan buktinya atau perlu saya geledah?!"
Perlahan Yuyun memberikan ponselnya pada Marita yang mana wanita itu langsung menghapus rekaman percakapan antara dirinya dan Dania barusan.
"Kamu masih menyimpan file backup-nya?!"
"Nggak Bu, hanya itu saja."
"Awas saja kalau kamu bohong sama saya, bukan hanya akan saya pecat kamu tapi keluarga kamu juga akan menanggung akibatnya!"
"Ampun, Bu. Saya nggak akan buka suara soal ini tapi tolong jangan pecat saya dan jangan apa-apakan keluarga saya," pinta Yuyun yang langsung berlutut di depan Marita.
****
Hanggono begitu terpukul dengan kepergian Hermanto yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Hermanto berjasa menyelesaikan berbagai masalah hukum yang melibatkan dirinya dan juga perusahaan dengan tulus karena Hermanto berutang budi pada Hanggono dan keluarganya yang saat itu membantunya untuk lepas dari kesulitan keuangan ketika awal mendirikan firma hukum.
"Saya tahu ini nggak mudah untuk kalian, tapi kalian jangan khawatir. Hidup kalian akan saya jamin selepas kepergian Hermanto," ujar Hanggono pada istri dan anak Hermanto yang saat ini kedua anak Hermanto masih duduk di bangku kuliah semester 6 dan 1.
"Terima kasih banyak Pak."
"Kalian nggak perlu berterima kasih pada saya. Justru suami anda yang sudah banyak membantu saya selama ini dalam menghadapi masalah hukum."
Nancy dan Putra datang tak lama kemudian dan langsung menemui keluarga mendiang Hermanto, Nancy bisa merasakan kesedihan yang mendalam dengan kepergian Hermanto di sana. Ia pun ikut menangis karena masih tak memercayai kalau Hermanto sudah tiada. Setelah itu jenazah Hermanto langsung dikuburkan di sebuah taman pemakaman umum dan Hanggono, Nancy dan Putra ikut mengantarkan sampai ke makam. Di sana suasana haru begitu terasa apalagi saat jenazah Hermanto dimasukan ke dalam liang lahat.
****
Izaz mengirimkan sebuah pesan pada Marita yang membuat Marita menjadi tersenyum, meninggalnya Hermanto membuat Izaz jadi bisa leluasa untuk mengobrak-abrik semua dokumen rahasia yang selama ini disembunyikan oleh Hermanto demi menutupi kesalahan Hanggono dan salah satu kesalahan fatal Hanggono yang ditutupi oleh Hermanto adalah Hanggono punya anak dari wanita lain selain mamanya Nancy.
"Ada apa, Ma?" tanya Dania penasaran dengan mamanya yang sepertinya senang sekali.
"Hanggono rupanya punya anak dari wanita lain selain dari mamanya Nancy."
"Mama tahu dari mana?"
"Kamu lihat ini," ujar Marita memperlihatkan apa yang Izaz kirimkan untuknya.
Dania kemudian tersenyum senang melihat dokumen itu, rupanya Hanggono punya dosa masa lalu namun pria tua itu begitu rapih menutupinya namun sekarang dosa itu tidak bisa lagi untuk ditutupi.
"Lantas apa yang akan Mama lakukan?"
"Apalagi? Mama sudah minta Izaz untuk menemukan anak itu, anak itu bisa kita gunakan untuk membuat hubungan Hanggono dan Nancy renggang."
Dania menganggukan kepalanya, ia setuju dengan ide sang mama karena pasti Nancy akan marah besar saat tahu papanya selama ini rupanya punya anak dari wanita lain selain mendiang mamanya.
"Nancy pasti akan marah dan sangat terpukul, aku nggak sabar melihat penderitaannya," seringai Dania.
****
Hanggono, Nancy dan Putra baru saja tiba di rumah dan Dania menyambut mereka di ruang tamu dengan senyum lebar. Dania langsung menghampiri Hanggono dan kemudian bergelayut manja di lengan suaminya.
"Mas nampak sedih sekali."
"Bagaimana aku nggak sedih, Dania? Hermanto itu sudah seperti adik kandungku sendiri, sudah banyak hal yang kami lalui bersama dan selama ini dia adalah orang yang bisa aku percaya."
Dania menganggukan kepalanya berusaha untuk mengerti apa yang Hanggono katakan barusan dan kemudian ia meminta suaminya untuk pergi saja ke kamar dan mandi sementara ia akan pergi ke dapur membuatkan minuman untuknya. Hanggono tak mendebat Dania dan ia pergi ke kamar sementara Dania pergi ke dapur untuk menyuruh asisten rumah tangga membuatkan teh untuk Hanggono dan di dapur rupanya ia bertemu secara tak sengaja dengan Nancy yang mau mengambil air dingin dari dalam kulkas.
"Ehem, aku turut berduka dengan kepergian Hermanto. Sepertinya dia berarti sekali untukmu dan suamiku."
"Tentu saja, dia sudah seperti omku sendiri, sejak kecil kami sudah dekat dan dia sangat baik padaku, wajar kan kalau aku merasa kehilangan."
****
Nancy baru hendak berbalik badan tapi tiba-tiba saja Dania mengatakan sesuatu yang membuat Nancy menghentikan langkah kakinya dan kembali berbalik badan menatap Dania.
"Apakah kamu yakin kalau papamu gak selingkuh selama masih menikah dengan mendiang mamamu? Bisa saja dia selingkuh sampai memiliki anak tanpa kamu ketahui."
"Bicara apa kamu ini?! Jangan sembarangan menuduh papaku yang bukan-bukan!"
"Kenapa? Kamu takut kalau apa yang aku katakan barusan adalah kenyataan? Setidaknya aku lebih beruntung dari wanita masa lalu papamu karena aku bisa resmi menjadi istrinya," seringai Dania.
"Omong kosong! Selama menikah dengan mamaku, papaku itu orang yang setia dan dia sama sekali nggak seperti apa yang kamu bicarakan barusan! Kamu hanya ingin memperkeruh suasana di antara aku dan papaku supaya kamu bisa mengambil alih harta keluarga ini saat kami lengah kan? Jangan harap rencana kamu itu berhasil!" seru Nancy seraya pergi meninggalkan Dania yang menyeringai padanya.
"Kita lihat saja nanti Nancy, kamu pasti akan sangat marah dan kecewa dengan apa yang sudah papamu lakukan selama ini di belakang mendiang mamamu."