Tampan, kaya, pintar, karismatik mendarah daging pada diri Lumi. Kehidupan Lumi begitu sempurna yang membuat orang-orang iri pada kehidupannya.
Hingga suatu hari Lumi mengalami kecelakaan yang membuat hidupnya berada ditengah garis sial atau beruntung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mesta Suntana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 - Arum Dalu
...Ayahku yang merupakan seorang anak pertama dari keluarga, maka Dia yang meneruskan perusahaan dan berlanjut padaku....
...Takdir ini seperti kutukan. Takdir ini mendatangkan hal negatif yang menyerang. Iri, dengki, opini buruk, dan kematian begitu jelas mengikuti. Itu yang Ayahku wariskan padaku....
...Kedua orang tuaku meninggal akibat mengemban takdir itu....
...Takdir terwaris....
...Itu mengikat diriku seperti tawanan. Ikatan itu membentuk rantai yang mengalir dalam darah. Bagiku tidak ada jalan untuk memutus rantai ini. Bahkan tidak ada orang yang bisa memutusnya. Hingga tanpa aku sadari aku hidup dalam kegelapan yang begitu dingin. Aku yang membangunnya untuk melindungi diriku....
...Bagiku dunia sudah runtuh. Hanya kehampaan yang memenuhi hatiku. Hati yang sudah berlubang tidak bisa kau isi kembali. Aku hidup menolak semua cahaya yang datang. Karena gelap bagiku adalah teman terbaik untuk saat ini atau mungkin bisa selamanya....
...Aku menolak semua uluran tangan yang hangat menyambutku. Karena bagiku itu akan menjadi kelemahan bagiku. Terkadang aku mencoba untuk menggenggamnya, tapi saat ku genggam semuanya hancur. Cahaya itu berubah menjadi serpihan yang melukai diriku....
...Oleh karena itu, aku berjalan sendiri agar tidak ada orang lain yang terluka....
...Jauh dari lubuk hatiku, aku ingin ada yang menemani ku. Bukan kegelapan tapi cahaya yang menerangiku....
...Aku ingin merasakan kehangatan....
...Aku ingin merasakan tersenyum bahagia yang pernah ku rasakan saat ku kecil....
...Tak bisakah aku memeluknya?...
...Tak bisakah aku memilikinya?...
......................
" Tuan kita sudah sampai. "
Suara itu memecahkan lamunan Lumi. Dia tersentak kini dia sudah sampai di rumah. Pintu mobil sudah terbuka lebar oleh Lana. Spontan Lumi langsung keluar dari mobilnya. Saat memasuki ruangan Bu Sri sudah menyambut kedatangan Lumi. Secangkir teh hangat sudah tersaji di nampan pelayan.
" Selamat datang Tuan! "
Lumi mengangguk pelan kemudian duduk di sofa. Teh hangat itu kini beralih ke tangan Lumi. Perlahan Lumi mulai menyesap teh hangat tersebut. Hangat yang menyambut tenggorokan Lumi begitu hangat dan melegakan. Setelah menyesap teh itu Lumi merasa tenang dan nyaman seketika. Entah kenapa Lumi merasa teh ini agak berbeda dari biasanya. Bahkan aromanya membuat rasa cemas Lumi sedikit menurun.
" Hmmm... teh ini begitu enak dan menenangkan. "
" Tentu saja. Ini namanya teh chamomile, teh ini terbuat dari bunga chamomile yang dikeringkan dan diseduh dengan air panas. " Jelas Bu Sri sambil meletakkan cangkir kosong itu ke nampannya. " Satu hal lagi, teh ini nak Lana yang merekomendasikan. " lanjut Bu Sri.
" Bahkan sebelum Tuan sampai ke rumah, nak Lana meminta tolong saya untuk memberikannya kepada Tuan. " Imbuh Bu Sri.
" Lalu kemana Lana? " Lumi mengedarkan pandangannya. " Harusnya Dia disini. " Ucapa Lumi kembali.
" Saya yang menyuruhnya untuk beristirahat saja. Pasti nak Lana kelelahan. " Lumi mengangguk mengerti lalu pergi menuju kamar tidurnya.
" Selamat malam Tuan! "
Saat memasuki ruang tidur, Lumi yang biasanya langsung tenggelam dalam kasurnya. Dia kini hanya terduduk di atas kasur sambil menghadap jendela kamar. Dia merasa hari ini rasa lelah dan cemas sedikit mereda.
" Sepertinya langit malam hari ini terang. " Ungkap Lumi saat bulan dan bintang terlihat menghiasi langit malam yang gelap.
Hidung Lumi berkedut, sepertinya ada yang menyapa penciuman Lumi. " Hmmm... wangi ini. " Aroma wangi yang menyapa Lumi menuntun Lumi untuk melangkah menuju jendela.
Jendela pun terbuka. Aroma bunga Arum Dalu menyeruak akibat hembusan angin yang lewat. Bunga Arum Dalu berwarna putih kekuningan atau putih kehijauan, beraroma wangi yang manis, dengan corolla berbentuk tabung yang langsing. Tinggi pohon Arum Dalu mencapai 4 meter. Daunnya berbentuk lonjong.
Lumi sengaja menanam Pohon Arum Dalu. Agar Dia tidak melupakannya. Seseorang yang memiliki harum manis dan suaranya adalah penuntun baginya di saat terpuruk. Lumi yang terfokus menikmati aroma wangi Bunga Arum Dalu tiba-tiba teralihkan. Dia tidak menyadari Lana yang sedang berdiri dengan kepala yang menengadah ke atas Pohon Arum Dalu. Mata Lana terpejam menikmati aroma wangi yang menyeruak dan terpaan angin dingin yang berhembus.
Lumi termangu melihat Lana. Mata Lana terus menjangkau Lana. Entah apa yang ingin Lumi cari tapi mata itu terus menjangkau Lana tanpa mengetahui alasannya. Rambut Lana berkibar pelan akibat hembusan angin malam, mengakibatkan samping wajah Lana terekspos. Mata yang terpejam, bibir tipis merah muda dan hidung yang mancung namun kecil.
" Manis. " Gumam Lumi tanpa sadar membuat Lumi sedikit terperanjat.
Lumi merasakan perasaan aneh itu menyapa kembali. Detak jantungnya begitu cepat. Darah mengalir begitu cepat. Lumi mencoba menyadarkan dirinya.
" Ayo sadar Lumi. " Lumi menepuk kedua pipinya.
Sinar bulan begitu terang, tanpa sadar Lumi kembali menatap Lana. Wajah Lana begitu halus saat sinar bulan menyorot tipis Lana. Panas menyapa kedua pipi Lumi. Lumi tersipu melihat Lana untuk kedua kalinya. Tanpa pikir panjang Lumi langsung menutup jendela dan menarik tirai. Lumi dengan spontan menjatuhkan dirinya ke kasur.
...Malam itu menjadi malam teraneh dalam diriku. Aroma manis bunga itu begitu manis tercium. Ada sesuatu yang mencoba mekar dalam hati ku. Hatiku bermekaran dengan seruak merah muda di pipiku, seperti Bunga Arum Dalu yang bermekaran di malam hari dan wanginya menyeruak manis. ...
...Hatiku bermekaran untuk pertama kalinya pada malam hari, seperti Bunga Arum Dalu. ...
...Begitu manis dan panas. ...