NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Remaja

Kisah Klasik Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.

mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.

Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.

Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ucapan Terimakasih Tissa

Ketika keluar dari Ruangan Pak Guntur Maria dicegat oleh Tissa dan gengnya.

"ikut gue!" ucap Tissa tegas.

"hufhh..." Maria mengehela nafasnya lelah. 'apa lagi ini?'

mereka tiba di sebuah bangku di lorong kelas 12, Tissa laku menyuruh Maria duduk dan Maria hanya menurut.

"lo pacaran sama Sepupunya Darren? Si ketos itu?"

Maria mengangguk pelan.

"sebenarnya gue ga mau banyak orang tau tentang urusan pribadi gue. Bagi gue itu privasi yang ge perlu di umbar" jawab Maria sekenanya. Ia merasa di sekolah dia harus fokus belajar.

Tissa tersenyum senang

"bagus, gue seneng dengernya. Sorry pas pemilihan ketua OSIS kemarin gue sempet jahatin lo."

"its okay, gue maklum. Gue emang lebih cantik dan lebih bersinar jadi wajar aja Lo iri sama gue" Balas Maria sombong.

"cihhh!! Sombong juga ternyata lo! Dan ya emang gue akuin Lo lebih cantik dari gue.. pali itu ga penting lagi buat gue. Yang penting, Darren ga mungkin deketin Lo karena lo pacar sepupunya. Lo juga ga pernah bales pesan dari Darren kan?"

"pesan? Pesan apa? Darren siapa?" Maria bingung.

"waahh ga mungkin sih dia ga tau Darren.." ujar salah satu teman geng nya Tissa

"sini liat HP lo!" Tissa lantas Merebut Handphone Maria yang kebetulan sedang dipegangnya.

Tissa lalu mengarahkan Handphone itu ke wajah Maria untuk membuka kuncinya dan mulai memeriksa isi WhatsApp nya.

"Lo ga hapus kan?"

"engga, ngapain gue hapus? Darren siapa sih?" jawab Maria, lalu menatap gengnya Tissa meminta penjelasan.

"pacarnya dia.." jawab salah satu gengnya Tissa.

"ouh.. Sekarang gue ngerti.." Maria mengangguk mengerti, jadi waktu itu Tissa bully dia gara gara dia takut pacarnya ngegoda Maria, dan ketika dia tau ternyata Maria punya pacar Tissa senang dan minta maaf udah gangguin Maria dulu.

"mana sih kok ga ada?" Tissa masih menscorll.

"udah siniin hape gue. Emang pacar lo ga pernah hubungin gue kok!"

"masa sih? Orang jelas jelas gue liat di handphone nya dia sering hubungin lo, tapi lo ga pernah jawab. Bentar"

Tissa lalu membuka HP nya dan menscroll lalu menempelkan hp nya di telinga .

"kok ga nyala? Itu nomer lo bukan sih?"

Maria hanya menggedikan bahunya tak tahu.

"udah deh waktu gue habis buat ngurusin hal ga penting kaya gini" Maria merebut Handphone nya lalu beranjak pergi.

"ehh tung..."

"kalo nomer itu bukan Nomor dia, terus nomer siapa?" Salah satu gengnya Tissa berkomentar.

"nanti kita cari tahu. Pertama kita harus tau dulu Darren dapat nomer itu dari mana" Balas Tissa.

Sedangkan setelah meninggalkan Tissa, Maria kembali ke kelasnya. Seperti biasa semua teman temannya sedang berusaha mengerjakan soal soal OSN. Ada juga yang menghafal beberapa materi atau rumus yang memang perlu di hafal.

Simon melihat kedatangan Maria tersenyum.

"Marr, sini aku bingung sama konsep yang ini" ia hanya modus sebenarnya, tapi tak apalah aku ingin mendengar suaranya. Akhir akhir ini Maria sedikit pendiam dari biasanya mungkin efek sudah dekat OSN tapi dana dari sekolah belum cair juga. Begitu pikir Simon.

"yang mana kak? Oh inii.. Ini tinggal dicari aja turunan nya berapa terus nanti di bagi sama ini." jawab Maria,

"terus.. Eh bentar bentar .. " Maria terus membolak balikan kertas itu dan menulis beberapa rumus. Sedangkan Simon hanya memandangi wajah Maria sambil senyum senyum. 'aihh akhirnya bisa curi curi pandang tanpa ada Raffi' ucapnya dalam hati.

"kak?" Maria yang sadar bahwa Simon hanya memandanginya tanpa memperhatikannya akhirnya mencebikan bibirnya kesal, hal itu justru membuat Simon semakin gemas.

"aihhh cantik banget sihh pacar akuu" kini Simon sedikit berbisik karena takut orang lain mendengar.

Maria yang mendengar itu tentu saja salting.

"kak Mon yaa.. Mentang mentang ga ada kak Raffi" balasnya pelan juga.

"biarin kan kapan lagi?" kini Simon tersenyum menggoda.

"astaghfirullah kak! Allah tau lohhh" ucapan dari Maria langsung membuat senyum Simon menghilang. Ia langsung memasang wajah datar.

"duhh ngambekk..." kini Maria gantian menggoda Simon.

"jangan terlalu banyak liatin aku kak, kata Papa semuanya berawal dari.." belum sempat Maria mengakhiri kalimatnya Simon sudah memotong nya

"mata.. hihi" kini Simon tertawa lagi. Maria lega karena Simon tidak benar benar marah.

"yaudah aku ngecek dulu Clara ya.." Maria beranjak

"Marmar kuuh lihat ini, gue udah masukin ke aplikasi dan nilai gue 78!! aaakkkk.. Ini nilai tertinggi gue !! " Clara bersorak senang

"Alhamdulillah akhirnya lo dapet nilai diatas 50.." Maria tersenyum senang.

"Marr liat punya gue dong" Cintia sengaja mengeraskan suaranya agar didengar Simon namin yang di tuju tidak menoleh sedikitpun.

Maria menghampirinya.

"ini udah bagus kak hasilnya udh 85. Kalo OSN mungkin bisa emas" jawab Maria ketika melihat aplikasi yang ada dilayar tablet Cintia.

"oke guys, gue pesenin makan ya! Biasa isi link yang ada di grup!"

Maria melihat jak tangannya lalu pergi ke kantin.

Dikantin ia bertemu dengan Raffi,

"Maksi Marr?" tanya Raffi basa basi

Maria hanya mengangguk sebagai jawaban.

"OSN berapa lama lagi Mar?"

"2minggu lagi kak, tapi dana belum juga turun" lagi Maria mengeluh. Raffi sudah dia anggap seperti kakak nya sendiri,

Raffi tersenyum,

"gapapa kalo gagal kan ada alesan"

Maria mengondak menatap Raffi tajam

"ya ga gitu lah! kalau kalah ya kalah berarti banyak yang harus diperbaiki lagi"

"dan salah satunya ya dana" potong Raffi.

Maria sangat manja sebenarnya, tapi jabatan dan kontrak itu yang membuatnya harus kuat dan berjuang sendiri .

"yuk kak, duluan.. Nanti makanannya dianter kok" Maria pergi setelah menggesek kartu tim OSN untuk pembayarannya.

Raffi hanya mengangguk dan menatap kepergian Maria.

"2 Minggu lagi Mar, sabar ya.." gunamnya.

...****************...

Esoknya, Maria sedang merekap progress teman temannya untuk mengfix kan siapa yang ikut OSN dan siapa yang ikut lomba cerdas cermat.

sedangkan teman temannya yang lain berkutat dengan video pembelajaran yang ditayangkan di proyektor kelas.

Brakk!!

Suara pintu yang dibuka dengan kasar membuat semua orang kaget..

"ups, sorry.. Gue mau ketemu sama ketos!" ujar orang tersebut yang ternyata Tissa.

"ikut gue!" ucapnya arogan

Diluar kelas tepatnya di lorong kelas,

"kak, lain kali kalo mau manggil yang sopan. Malu lahh kakak kan udah kelas 12. Masa sopan santun aja harus diajarin?" tegur Simon

"duhh mentang mentang ketos udah berani ya nasehatin gue"

"jadi mau apa? harusnya kaka buat janji dulu ke Raffi kalo mau bicarakan masalah OSIS. Kaka tau kan aku ga bisa diganggu kalau bukan urusan urgent?"

"sok sibuk banget sih,

Gue mau nanya. Darren dapet nomor Maria dari lo kan?" lanjut Tissa.

Simon mengangguk.

"nomor siapa yang lo kasih? Kemarin gue cek ternyata itu bukan nomor Maria"

Simon tetawa kecil.

"nomor gue, "

"ha? Gila lo!!" ucap salah seorang gengnya Tissa, namun Tissa malah tertawa dan hendak menepuk bahu Simon yang langsung dihindari olehnya.

"oh iya gue lupa lo paling anti disentuh cewe. Haha"

"kenapa lo ngasih second number lo?"

"ya lo pasti tau jawabannya apa"

"karena Maria pacar lo?"

"itu lo tau, Udah ya. Gue pergi dulu. Sibuk.." Simon hendak berbalik namun dicegah Tissa.

"Lo harus tau kelo cewe lo di bully"

Deg.

Simon langsung mengingat Maria sempat membahas bullying dan toilet. Apa pada saat itu?

"udah gue tebak pasti tu cewe ga mau bilang ke lo!"

Simon berbalik dan menatap Tissa.

"siapa yang bully dia?" tanyanya kemudian

"gue ga bisa bilang sekarang, tapi gue yakin Maria punya alasan kenapa dia ga cerita ke lo. Tapi sebagai tanda terima kasih gue karena lo jauhin Maria dari Darren, gue bakal lindungin dia sampe dia berani ungkapin semuanya ke lo!"

Simon termenung, bullying adalah masalah serius, tapi kenapa Maria tidak mau cerita? Terlebih kepadanya.

1
Muslimah 123
👍👍👍👍👍
Muslimah 123
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Muslimah 123
🌷🌷🌹🌹
Nakayn _2007
Saya terhibur dengan ceritanya, semangat terus!
Arjuna Cakra
Makin penasaran! 🤔
Roxy-chan gacha club uwu
Cepat update dong, seru banget ni ceritanya! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!