Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.
Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.
⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 16 Echa Dan Yesha Ditodong
Hari mulai sore, dan matahari perlahan tenggelam di balik bukit. Langit yang tadinya biru cerah kini berubah menjadi jingga keemasan, menciptakan suasana yang romantis sekaligus dramatis. Echa sedang mengayuh sepeda pelan-pelan di jalan setapak menuju warung es kelapa di dekat villa. Angin semilir pegunungan meniup rambutnya yang diikat rapi.
Tapi, tanpa Echa sadari, dari kejauhan ada seseorang yang terus mengawasinya. Younghoon.
Sebenarnya, dia sudah mencoba menghubungi Echa sejak tadi siang. Pesannya nggak dibalas, teleponnya nggak diangkat. Younghoon nggak menyerah, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti Echa diam-diam. Dengan langkah pelan, kadang lari kecil, kadang berhenti sejenak, dia memastikan tetap menjaga jarak.
Saat Echa hampir sampai di warung es kelapa, Younghoon memberanikan diri menghentikannya.
“Echa, tunggu!” serunya sambil melambai, napasnya sedikit terengah karena mengejar Echa dari villa.
Echa kaget mendengar suara itu. Dia segera menginjak rem sepeda dan menoleh ke belakang. “Younghoon? Ngapain lo di sini?” tanyanya dengan nada heran, alisnya berkerut.
Younghoon tersenyum kecil, berusaha menenangkan diri meski dadanya masih naik turun. “Gue nyari lo. Kenapa lo nggak balas pesan gue? Kenapa cuma read aja?”
Mampus!!!
Ternyata Younghoon mau tanya soal ajakan party beach club. Auto fall mau pingsan karena deg-degan.
Daripada keliatan salting banget, Echa pura-pura belum baca pesan.
“Lo kirim pesan? Aduh sorry handphone gue dari tadi dipinjem Nikita. Mungkin dia yang tadi read pesan lo” Echa ucap Echa sambil menggaruk rambutnya.
Younghoon tiba-tiba melangkah lebih dekat, menatapnya dengan serius.
“Cha, gue ada yang mau gue omongin. Sekarang”
Echa mendesah pelan, menatap ke arah warung es kelapa yang tinggal beberapa meter lagi. “Bentar aja, ya? Gue haus banget. Abis beli es kelapa, kita ngobrol”
Tapi Younghoon langsung menggeleng. “Enggak. Ini penting. Gue nggak bisa nunggu lagi!”
Echa menghela napas panjang, akhirnya menyerah. “Oke, oke. Ngomong apa?”
Younghoon diam sejenak, matanya tetap terkunci pada Echa. “Gue pengen ngajak lo ke party beach club malam ini.”
Echa terdiam. Matanya masih membulat, menatap Younghoon dengan campuran kaget dan bingung. "Apa?" tanyanya, memastikan dia nggak salah dengar.
Younghoon menggeser langkahnya lebih dekat, membuat jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah. “Gue pengen ngajak lo ke party beach club malam ini” ulangnya dengan nada lebih lembut, tapi tetap penuh keyakinan.
Echa menelan ludah. Jantungnya berdebar kencang, seperti genderang perang. “Kok tiba-tiba ngajak gitu sih? Lagian gue…” Dia menggantungkan kalimatnya, mencoba mencari alasan yang masuk akal untuk menolak tanpa membuat suasana jadi aneh.
“Karena gue nggak mau nunda-nunda lagi” potong Younghoon, matanya masih terkunci pada Echa. “Lo sering banget ngilang, Cha. Gue capek harus ngejar-ngejar lo terus”
Echa terpaku. Kata-kata itu menusuknya, membuat dadanya terasa sesak. Dia tahu Younghoon nggak salah. Selama ini, dia memang sering menghindar, terutama kalau suasana mulai terasa canggung antara mereka.
“Tapi, Hoon… gue nggak terlalu suka suasana ramai. Beach club, apalagi party, itu bukan tempat gue” jawab Echa akhirnya, mencoba mengalihkan.
Younghoon menghela napas panjang, tapi kali ini dia tersenyum kecil. “Gue tau. Gue nggak maksa lo buat suka. Tapi gue pengen lo ada di sana. Sama gue”
Kata-kata itu membuat wajah Echa memerah seketika. Dia merasa seperti kehilangan kendali atas lidahnya sendiri. Nggak ada jawaban yang terlintas di kepalanya selain sebuah pertanyaan kecil: Kenapa dia kayak gini ke gue?
“Kalau gue bilang nggak mau, lo tetep bakal maksa?” tanya Echa akhirnya dengan nada pelan.
Younghoon tersenyum tipis, lalu menggeleng. “Nggak. Gue nggak maksa. Tapi gue bakal nunggu lo sampai lo bilang iya”
Keduanya terdiam beberapa detik. Angin sore berhembus lembut, meniup rambut Echa yang terlepas sedikit dari ikatannya. Younghoon masih menatapnya, sementara Echa menunduk, mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya.
“Gue pikirin dulu, ya” kata Echa akhirnya, suaranya hampir seperti bisikan.
Younghoon mengangguk, meskipun dia jelas berharap jawaban yang lebih pasti. “Oke. Gue tunggu sampai nanti malam. Kalau lo datang, gue bakal seneng banget”
Senyum kecil muncul di wajah Younghoon sebelum dia melangkah mundur. “Sekarang lo beli es kelapa dulu. Gue nggak mau bikin lo dehidrasi gara-gara gue” katanya dengan nada sedikit bercanda, berusaha mencairkan suasana.
Echa tertawa kecil, meski jelas masih ada kebingungan di matanya. “Lo ini aneh banget, tau nggak?”
“Gue aneh cuma buat lo, Cha,” balas Younghoon sambil berbalik dan berjalan kembali ke arah villa, meninggalkan Echa yang berdiri terpaku dengan perasaan campur aduk.
Disisi lain
Pohon-pohon bergoyang pelan diterpa angin lembut. Di salah satu sudut taman, Yesha sedang melakukan peregangan setelah berlari ringan. Ia mengenakan set olahraga ketat berwarna hitam yang membuat setiap gerakannya terlihat anggun, meski ia sendiri tak menyadarinya.
Sementara itu, Jacob berdiri agak jauh, memperhatikan Yesha. Jantungnya berdebar kencang, bukan karena lari, melainkan karena rasa gugup yang menyerangnya. Jacob bukan tipe orang yang mudah memulai pembicaraan, apalagi dengan seseorang yang membuatnya terpikat seperti Yesha. Tapi sore ini, dia memutuskan untuk memberanikan diri.
“Yesha…” Jacob memanggil dengan suara pelan saat ia mendekat.
Yesha menoleh, ekspresi wajahnya berubah sedikit terkejut. “Jacob?”
Jacob menggaruk tengkuknya, gugup. Ia mencoba tersenyum meski jelas terlihat canggung. “Hei, lo sendirian aja? Masih semangat olahraga?” tanyanya, berusaha membuka percakapan.
Yesha mengangguk sambil mengusap keningnya yang sedikit berkeringat. “Iya nih. Abis, gue nggak bisa diem. Harus gerak terus biar nggak kaku”
Jacob tertawa kecil. “Khas lo banget”
Yesha mengernyitkan alis, sedikit bingung. “Khas gue gimana maksudnya?”
Jacob hampir tergagap, tapi buru-buru menjawab, “Maksud gue… ya, lo selalu energik. Itu keren”
Yesha tersenyum kecil, merasa tersanjung, tapi ia mencoba tetap santai. “Thanks, Cob. Btw lo sendiri ngapain ke sini? Biasanya kan lo di teras main gitar”
Jacob mengambil napas dalam-dalam, seolah mencari keberanian untuk mengatakan sesuatu. “Sebenernya… gue mau ngajak lo ke party beach club malam ini”
Yesha membulatkan mata, terkejut dengan ajakan itu. “Hah? Lo ngajak gue?”
Jacob mengangguk, berusaha menahan rasa gugupnya. “Iya. Gue pikir… mungkin lo mau ikut. Ya, biar rame aja”
Di dalam hati Yesha, pertanyaan besar langsung muncul. Kenapa Jacob? Kenapa bukan Kevin?
Yesha menatap Jacob, mencoba mencari tanda-tanda di wajahnya. Tapi Jacob hanya berdiri dengan gugup, matanya sesekali melirik tanah. Jacob ini aneh juga ya… pikir Yesha sambil mencoba memahami situasinya.
Tapi seperti biasa, Yesha yang santai nggak mau memperpanjang kebingungan itu. Ia memutuskan untuk menerima ajakan Jacob. “Oke deh. Gue ikut”
Mata Jacob langsung berbinar, meski ia mencoba menyembunyikan kegembiraannya. “Serius?”
“Yes, serius.” Yesha tersenyum lebar, lalu melanjutkan, “Tapi jangan nyesel ngajak gue. Gue bisa bikin suasana jadi chaos loh!”
Jacob tertawa kecil, akhirnya merasa sedikit lebih rileks. “Gue nggak nyesel. Malah gue seneng lo mau ikut.”
Yesha mengangkat alis. “Tumben lo bawel. Biasanya pendiem banget”
Jacob menggaruk tengkuknya lagi, malu. “Ya… kadang gue bisa bawel juga, kok. Sama orang yang bisa bikin gue nyaman”
“Oh ya?? Wow berarti gue termasuk cewek yang bikin lo nyaman dong" jawab Yesha sambil tertawa kecil. “Ya udah Jac, kalau gitu gue balik ke villa dulu ya, siap-siap buat malam ini. Bye..."
"Bye.. See you" ucap Jacob sambil menatap Yesha yang mulai berjalan menjauh. Di hatinya, dia merasa seperti baru memenangkan lotre. Tapi dari jauh, seseorang memperhatikan mereka dengan pandangan yang berbeda.
Seseorang itu Kevin.
Kevin berdiri di balik salah satu pohon besar, menyaksikan interaksi antara Jacob dan Yesha. Dia tak mendengar percakapan mereka, tapi melihat senyuman di wajah Yesha dan ekspresi gugup Jacob sudah cukup untuk membuatnya mengerti.
Jacob suka Yesha.
Kevin menghela napas panjang. Rasa cemburu mulai merayap di dadanya, tapi dia tahu dia tidak punya hak untuk marah. Jacob adalah sahabatnya, dan dia tahu sejak awal di villa, Jacob menaruh hati pada Yesha.
Kalau dia bahagia, gue harus terima, pikir Kevin, meski hatinya terasa sedikit perih.
Namun, bayangan Yesha tersenyum pada Jacob terus terngiang di pikirannya. Kevin hanya bisa menunduk, menahan rasa cemburunya dalam diam.
Bersambung
Bagaimana tanggapan kalian?
■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏
GOMAWO CHINGU💙😉