"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
"Aku cuman takut, kelak aku bakalan ngerasa capek dan akhirnya menyerah tanpa alasan yang pasti."cicit gadis itu pelan dan mulai menyuapkan beberapa sendok ice cream masuk kedalam mulutnya.
Tanpa ia sadari, tak jauh dari tempatnya duduk seseorang mengambil beberapa foto dan terus menatap gadis itu.
"Aku juga butuh mas, rasanya aneh kalau tiba tiba sikap mas berubah cuman karna seorang perempuan lain."cicit Zahra mengusap perutnya.
***
***
Sementara di tempat lain..
Terlihat Zayn masuk kedalam sebuah rumah sakit. Ada beberapa berkas tentang kesehatan Miska yang harus ia selesaikan.
Jika saja bisa, mungkin ia akan berhenti dan memberikan semuanya pada Xavier. Tapi, zayn tau Zahra butuh sosok Xavier dan tidak mungkin dia memberi tugas tugas itu pada Xavier.
Yang ada nanti Zahra bakalan salah faham lagi sama dia.
"Ngomong ngomong soal itu, keadaan pasien bernama Miska gimana yah sekarang?"tanya Zayn
"Owh keadaannya sudah lebih baik, dan kemungkinan pasien akan segera di pulangkan lusa nanti."jelas seorang perawat
"Keadaannya semakin hari semakin membaik pada saat Mr.Xavier terus datang dan mengunjunginya."
"Terus datang, maksudnya Xavier datang terus menerus untuk menemui gadis itu?"tanya Zayn tak habis fikir
"Benar tuan, bahkan sekarang ini anak dari pemilik rumah sakit ini juga lagi ada di sini. Sekitar siang tadi dia datang menjenguk"jelas sang perawat
"Umm, terima kasih sus."ujar Zayn berlalu pergi dan berjalan mencari ruangan Miska
Ia berdiri diam saat mendapati seorang Xavier sedang tertawa dengan seorang gadis.
"Assalamualaikum"salam Zayn. Tatapannya yang dingin langsung tertuju pada Xavier
"Waalaikumsalam"balas Xavier
Zayn berjalan mendekat ke arah brangkar Miska dan memberikan berkas berkas yang tadi sudah ia tanda tangani.
"Pantas aja tadi gak hadir di acara kajian. Ternyata lagi di sini toh mas."ujar Zayn
"Zahra tau soal ini gak?"tanya Zayn membuat Xavier mengepalkan tangannya kenapa setiap ia bertemu dengan Zayn selalu saja pemuda itu menbahas tentang istrinya.
"Bisa stop bahas istri aku gak, masalah kamu di sini itu apa sih?"tanya Xavier
"Masalah, ada banyak kayaknya. Misal aja kalau kemarin aku gak mundur apa sekarang kamu bakalan barengan sama Zahra?"
"Kamu giniin dia di belakang, terus dia tau gak?"tanya Zayn lagi
"Mas Avi yang aku kenal gak kayak gini. Idola aku yang sekarang berada di hadapan aku seolah sekarang bukan dirinya lagi."
"Wajar gak, seorang suami lebih mentingin dan nge habisin waktu sama orang lain di banding istrinya?"
Zayn terus mengeluarkan isi dalam hatinya.
Sungguh ia tak percaya Xavier akan menjadi orang yang sejahat itu pada gadis yang di cintainya.
"Aku lepas dia buat kamu, karna aku yakin kamu bakalan jagain dia. Tapi apa?"tanya Zayn dengan mata yang berkaca kaca.
"Hmm, aku gak bisa bayangin gimana Zahra kalau dia tau soal ini. Apalagi mengingat keadaannya yang saat ini lagi hamil."
"Dan kamu Miska, aku minta sama kamu jangan jadi orang ketiga antara pasangan yang dulu begitu sangat bahagia."pinta Zayn menintikkan air matanya.
"Aku gak bakalan larang apapun yang mau kamu lakuin mas Avi. Tapi, jika kelak Zahra pergi aku berharap kamu gak bakalan ngerasa bersalah atau ngerasa kehilangan. Karna pada dasarnya yang mulai duluan itu kamu."ujar Zayn dan akhirnya keluar dari kamar rawat Miska. Meninggalkan dua orang manusia yang kini sudah sama sama terdiam
...ΩΩΩΩΩΩ...