Dia terlahir dengan dantian cacat. Meski demikian tekadnya kuat untuk menjadi yang terkuat. Sayangnya, ia diremehkan oleh anggota Klan-nya sendiri.
Dengan latihan fisik dan tehnik pernafasan Alam yang diajarkan oleh kakeknya, ia tumbuh menjadi Naga yang ditakuti langit dan bumi, membuat para tetua ingin menyingkirkannya.
Kemudian para tetua memutuskan mengirimnya ke Benua Qingyun untuk menjalani kontrak pernikahan.
Di sinilah kisah legenda dimulai ....
***Season Dua***
Xiao Yue secara tidak sengaja mencapai Ranah Tidak Diketahui, sehingga ia naik ke Domain Dewa meninggalkan Fang Yuan dan Putrinya.
Apa yang akan dilakukan oleh Fang Yuan? Akankah ia akan menuju Domain Dewa juga untuk membawa Xiao Yue kembali ke Dunia atau membawa Putrinya ke Domain Dewa dan hidup bersama dengan Xiao Yue di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puncak Keempat Gunung Persik
“Kenapa kita tidak boleh ke puncak keempat Yue‘er?” Fang Yuan penasaran, Kepala Akademi melarang murid baru ke sana.
“Kan, guru Su Bimbing telah mengatakan kalau di Akademi Kekaisaran hanya berlaku hukum rimba, yaitu yang kuat menindas yang lemah agar para murid berlomba-lomba menjadi kuat. Bayangkan saja bila ada murid luar atau dalam memasuki puncak keempat, pasti murid senior menindas mereka dan mengambil semua Poin prestasinya, padahal di Akademi Kekaisaran apa-apa butuh Poin prestasi; baik itu makan, membeli Pill atau membeli gulungan ilmu beladiri,” sahut Xiao Yue dengan sabar memberikan penjelasan.
Fang Yuan mengangguk, Poin prestasinya saat ini adalah 1250, seribu Poin prestasi jatah bulana dan 250 hadiah mendaki tangga seribu.
“Kalau begitu aku akan mengumpulkan Poin prestasi dulu, kalau kamu ingin jalan-jalan—ajak saja Jing Jie, Xiao Xue atau Wu Jingmi.” Fang Yuan meninggalkan Xiao Yue yang sedang mandi di asrama mereka.
“Jangan membuat keributan!” Xiao Yue khawatir Fang Yuan akan memeras murid-murid lain. Namun, suara Fang Yuan sudah tak ada lagi. “Kenapa aku merasa khawatir, ya?” gumam Xiao Yue.
Fang Yuan meninggalkan gedung asrama dan memicingkan mata menatap Puncak keempat. Dia merasa panen sesungguhnya itu ada di sana, sedangkan murid baru hanya memiliki sedikit Poin prestasi dan ia juga merasa kasihan karena mental mereka masih lemah, sedangkan murid-murid senior di sana, sudah terbiasa menjalani kehidupan yang keras.
Fang Yuan berjalan dengan santai menapaki tangga yang menuju puncak keempat Gunung Persik, sehingga murid-murid baru yang kebetulan melihatnya terkejut.
“Hei bro, jangan ke sana! Apakah kamu ingin bunuh diri?”
“Mungkin ia sudah tak waras!”
“Sudah biarkan saja, mungkin murid senior dari Klan-nya yang memanggilnya ke sana, karena kakakku yang murid dalam pernah ke sana katanya diajak oleh murid senior dari Klan kami,” kata murid yang berasal dari Klan besar.
Fang Yuan tak menoleh kebelakang, ia mengabaikan peringatan dari mereka dan terus melangkah dengan tenang.
Puncak keempat Gunung Persik tidak memiliki bangunan megah seperti di puncak ketiga. Di sini hanya ada gua-gua kecil di tebing-tebingnya, bahkan ada beberapa rumah pohon juga. Cukup sederhana, karena hanya digunakan sebagai tempat berkultivasi saja, kecuali sebuah Paviliun misi yang berdiri kokoh di tempat paling tinggi di puncak keempat Gunung Persik.
Murid-murid senior akan mengambil misi sesekali apabila mereka bosan berkultivasi atau kehabisan Poin prestasi, karena mereka sudah tidak mendapatkan Poin prestasi jatah bulanan seperti murid dalam atau murid luar.
Menurut Xiao Yue hanya ada dua murid senior dari Klan Xiao. Mereka adalah anak Penatua Xiao Chen dan bibi Xiao Xinran, adik bungsu Patriark Xiao Yan.
“Hmm, lupakan saja tentang mereka, aku bukan sedang bersilaturahmi ke sini, tetapi sedang memanen Poin prestasi,” gumam Fang Yuan mencari perkumpulan yang memiliki anggota paling banyak.
Baru melangkah ratusan langkah saja, tiba-tiba Fang Yuan dicegat oleh murid senior dengan Kultivasi Ranah Alam Langit.
Tingkat Kultivasi-nya masih rendah, makanya ia berada di area terluar puncak keempat Gunung Persik.
“Hei, bocah! Apakah kamu tersesat?” Dia menyeringai menatap Fang Yuan dan mengeluarkan energi spiritual untuk menekan Fang Yuan. “Hehehe ....”
“Aku tak ada urusan denganmu. Apabila kau membiarkan aku lewat, maka aku akan mengampunimu!” sahut Fang Yuan tetap berjalan dengan santai—padahal ia sedang diserang energi spiritual murid senior itu.
“Bocah kurang ajar!” umpat murid tersebut, terkejut Fang Yuan tidak terpengaruh oleh serangan energi spiritual-nya. “Hmm, ini pertama kalinya aku bertemu murid Ranah Penempaan Tubuh Tahap Huang dengan leluasa berjalan tanpa tertekan oleh serangan energi spiritualku.” Dia merasa tertantang dan menarik Pedang kelas Kuning dari punggungnya.
Fang Yuan mengerutkan keningnya dan langsung meninju dada murid senior itu hingga menghantam dinding tebing.
“Hmm, kurasa ia hanya luka ringan saja, karena aku sudah menekan kekuatanku,” gumam Fang Yuan melanjutkan perjalanannya.
Para murid senior yang Kultivasi-nya Ranah Alam Langit terkejut melihatnya, apalagi murid senior yang dilawan oleh Fang Yuan jatuh pingsan dengan mulut mengeluarkan darah.
“Apakah dia mati?”
“Kurasa dia cuma pingsan saja, karena jantungnya masih berdetak.”
“Siapa murid baru itu? Dia seperti Siluman saja, kekuatannya sungguh mengerikan, padahal Kultivasi-nya sangat rendah!”
“Lebih baik kita jangan mencari masalah bila bertemu dengannya lagi.”
Fang Yuan tersenyum mendengar percakapan mereka dan melihat gua berukuran cukup besar. Dia yakin di dalam sana adalah murid senior dari Klan besar.
Mulut gua itu tidak dijaga dan Fang Yuan langsung memasukinya.
Dia sangat terkejut, di dalam sangat luas, bahkan tertata dengan rapi seperti didalam asrama saja. Namun, tempatnya terbuka tidak ada kamar-kamarnya, sehingga tampak puluhan murid senior yang duduk bersila sedang berkultivasi.
“Hei, bocah!” seru murid senior dengan Kultivasi Ranah Alam Inti Jiwa, jauh lebih kuat dari murid yang tadi ia singkirkan. “Kau mencari siapa? Sepertinya kamu bukan murid dari Klan Meng, apakah kau tersesat atau ....”
“Aku meminta jatah keamanan, setiap orang harus memberikan seribu Poin prestasi saja,” sahut Fang Yuan dengan seringai tipis diwajahnya.
Meng Yun, nama murid senior itu terkejut mendengarnya. Dia berpikir apakah bocah tampan ini sedang mengigau atau disuruh kelompok dari Klan lain untuk memprovokasi kelompoknya.
“Hahaha ... bocah ini bernyali tinggi juga. Lihatlah wajahnya tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi ketakutan!”
Murid-murid senior Klan Meng lainnya tertawa, mereka berhenti berkultivasi setelah mendengar Meng Yun marah.
“Aku mengenal lambang dijubahnya itu, bukankah itu sama dengan lambang si pelacurr Xiao Xinran?” Meng Duan mendekati Fang Yuan untuk melihatnya dari dekat. “Ya, bocah ini satu Klan dengan pelacur Xiao Xinran hahaha ....”
“Ouh, jangan-jangan pelacurr itu membual di Klan-nya kalau ia adalah murid senior terkuat di Akademi Kekaisaran hahahaha ....”
“Setahuku setelah ia menjadi murid senior ia tidak pernah pulang ke Kota Houshan, karena malu Kultivasi-nya mandek di Ranah Alam Langit selama lima tahun ini, padahal usianya sudah 25 tahun.”
Murid-murid senior Klan Meng itu mengejek Xiao Xinran yang menjadi anggota kelompok mereka. Dia dipanggil Pelacurr karena membayar jatah keamanan sebesar setengah Poin yang ia miliki setiap bulannya, bukan menyerahkan tubuhnya—karena itu melanggar aturan Akademi Kekaisaran.
Murid-murid Klan kecil sudah biasa berlindung pada kelompok Klan besar. Karena bila mereka tidak bergabung, maka Poin prestasi mereka akan dikuras habis dan tentu saja itu seperti bunuh diri, karena Poin prestasi itu adalah mata uang di Akademi Kekaisaran.
Xiao Xinran yang sedang berkultivasi mengerutkan keningnya, setelah mendengar murid senior dari Klan Meng menghina Klan-nya. Dia terkejut ada murid baru dari Klan-nya yang berani mencari masalah dengan kelompok Klan Meng.
aneh nih otor nya..
salah mulu ngitungnya
jaman asu ra enak kok ada air mineral...
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/