Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Mariska
Semalaman Dewa tak bisa tidur, entah apa penyebabnya, dia hanya tertidur sebentar sebentar. Hal tersebut tak luput dari pantauan Keyra, akhirnya Keyra bangun dan bertanya.
"Mas kenapa gelisah?" tanya Keyra.
Dewa pun bangun, dia dalam posisi duduk sekarang. Dia menarik nafas kasar lalu menghembuskannya perlahan.
"Entahlah Mas tidak tahu, tapi perasaan Mas sungguh tidak enak," jawab Dewa.
Di lihatnya jam baru menunjukkan pukul satu dinihari, lalu Keyra mengarahkan kepala Dewa agar berbaring di pangkuan Keyra yang sudah di alasi bantal.
Dewa tak membantah, lalu dia merebahkan kepalanya di pangkuan Keyra. Dewa mencari kenyamanan dalam posisi tidurnya, Keyra mebelai rambut Dewa menyalurkan kenyamanan untuk suami tersayangnya.
Tak berapa terdengar suara dengkuran halus yang menjadi nyanyian di keheningan malam mereka. Keyra menjatuhkan bantal yang di tiduri Dewa dengan perlahan karena dia takut membangunkan Dewa yang baru saja terlelap.
Keyra ikut merebahkan dirinya dalam pelukan Dewa, dia mencari posisi ternyamannya. Lalu ikut memejamkan kedua matanya.
Akhirnya mereka tidur saling memeluk, hingga suara alarm membangunkan mereka. Keyra membuka kedua matanya, lalu melihat jam yang tergantung di dinding.
Pukul lima pagi, Keyra segera bangun untuk membersihkan diri. Dia harus membantu menyiapkan sarapan pagi, meski Dewa tak menuntut apa pun, namun Keyra tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Tepat jam tujuh pagi semua orang sudah selesai sarapan termasuk Dewa, hari ini Keyra sengaja ikut naik motor Dinda. Sedangkan Dewa harus ke mansion Ferdi sebelum ke kantor, dia penasaran dengan apa yang terjadi di mansion Airlangga.
Sesampainya di kantor, Keyra segera membuka helm yang menutupi kepalanya. Dia terlihat merapikan rambutnya, begitu pun dengan Dinda, dia juga berusaha merapikan penampilannya.
"Din, Mbak masuk duluan ya," ucap Keyra setelah memastikan penampilannya rapi.
"Iya Mbak, aku juga harus ke pantry dulu memeriksa ruangannya," jawab Dinda.
Keyra tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah Dinda, dia terlihat bersemangat sekali hari ini.
Tiba di lobi Keyra melihat Mariska dengan penampilannya yang tak biasa, Mariska mengenakan pakaian yang benar benar ekstrim yang bisa membuat semua laki laki bereaksi melihatnya.
Keyra melewatinya sambil menggelengkan kepalanya, dia tak menyangka dengan apa yang di katakan oleh Mariska kemarin, bahwa dia akan menyingkirkan Keyra dari sisi Dewa.
Dengan penampilan menjijikan seperti itu, Keyra yakin Dewa akan menendangnya jika Mariska sampai mencoba menggoda Dewa.
"Heh ja*ang baru datang rupanya," ucap Mariska.
Keyra tak menggubris perkataan Mariska, dia berlalu begitu saja membuat Mariska murka, lalu dia menarik kerah baju Keyra hingga membuat Keyra hampir saja terjengkang ke belakang.
Namun gerakan Keyra dengan tenaga penuh malah membuat keadaan menjadi berbalik, Mariska kesakitan kala tangannya di pelintir oleh Keyra.
"Oppss maaf sengaja, lagi pula ini masih pagi seharusnya lo sibuk nyari sarapan biar tenaga lo kuat, ini malah sibuk nyari masalah," cibir Keyra.
"Akhh, sia*an lo ja*ang!" teriak Mariska.
Mariska yang di pelintir tangannya hingga dirinya ikut terjatuh, membuat Keyra senang mengolok oloknya. Entah mengapa tubuh Mariska seperti kapas ketika Keyra menarik tangannya lalu memelintir tangannya dan menjatuhkan tubuh Mariska.
"Pede banget lo panggil gue ja*ang, apa begitu cara wanita baik baik berpakaian? Kayanya lo perlu ngaca ya," ledek Keyra sambil menatap Mariska dari atas ke bawah dengan tatapan sinis.
Mariska berusaha menutupi bagian tubuhnya yang terekspos, dia berusaha menutupinya agar bagian bagian sensitifnya tidak tercetak jelas.
Hal tersebut membuat Keyra tertawa dalam hati, dia menggeleng gelengkan kepalanya karena merasa lucu dengan kelakuan Mariska.
Para karyawan yang datang nampak shock melihat cara Mariska berpakaian, ada yang memandang penuh ke kaguman, ada juga yang memandang penuh hasrat, namun tak sedikit dari mereka memandang jijik ke arah Mariska.
"Gue beliin kain warna putih mau enggak? Sekalian di bungkus tubuh lo biar di kuburin orang orang," ucap Keyra.
"Sia*an lo!" teriak Mariska sambil berlalu pergi dari hadapan Keyra.
Semua orang yang menyaksikan keributan antara Keyra dan Mariska tertawa terbahak, kala Keyra mengatakan agar Mariska di kubur, bahkan ada sebagian dari mereka yang bertepuk tangan karena keberanian Keyra.
Selama ini tak ada yang berani mengur Mariska, karena semua orang tahu kalau Mariska adalah keponakan dari pak Roni, orang yang cukup berpengaruh di divisi pemasaran.
Keyra hanya mengangguk saja, lalu dia segera berlalu ke ruangan divisi keuangan, di ikuti Inggit dan Irna yang juga menyaksikan keributan Keyra dan Mariska.
"Key lo enggak lawan deh pokoknya," ucap Inggit.
Keyra menolehkan pandangannya, dia melihat Inggit dan Irna sudah berjalan di belakangnya dan tersenyum ke arahnya.
"Kata katanya udah kelewatan banget deh, gue cuma nyentil dia dikit doang kok," jawab Keyra.
"Tapi lo keren banget Key," ucap Irna.
Keyra hanya tersenyum saja, dia meneruskan langkahnya menuju ruangannya. Mereka sudah siap dengan tugas hari ini.
**
"Tuan ini laporannya," ucap Mariska dengan suara yang terdengar sensual.
Dewa mengangkat wajahnya, dia kaget melihat gunung kembar Mariska menyembul seolah ingin melepaskan diri.
Lekuk tubuhnya terlihat jelas dengan bokong sintal, juga paha putihnya terekspos karena rok mini yang di pakainya benar benar di atas tempat yang tak wajar.
Dewa melotot marah, membuat nyali Mariska sedikit menciut. Namun dia harus bisa membuat Dewa menyentuhnya, jadi dia berusaha sekali menggoda bosnya.
" Ke mana Wita?" tanya Dewa.
"Dia sedang tidak masuk karena anaknya sakit," jawab Mariska.
"Ya sudah kalau begitu kamu keluar," usir Dewa dengan nada dingin.
"Apa anda tidak ingin melakukan sesuatu dengan saya?" tanya Mariska dengan nada menggoda.
Dewa menatap nyalang ke arah Mariska, berani beraninya dia berusaha menggoda Dewa. Mariska terlihat mendekat ke arah Dewa, dia benar benar terlihat berani.
"Apa yang kau lakukan?" teriak Dewa ketika Mariska berusaha mendekatinya.
"Ayo kita lakukan seperti kau melakukannya dengan si ja*ang Keyra itu, tentu anda tahu maksud saya bukan?" ucap Mariska.
Mendengar Mariska mengatai istrinya dengan kata kata tidak pantas, membuat Dewa naik pitam. Dewa berdiri dari duduknya lalu mendorong tubuh Mariska hingga terjengkang ke belakang.
"Jangan pernah menghina istriku!" desis Dewa sambil melotot marah dengan penuh penekanan di setiap kata katanya.
Mariska melotot, dia terkejut dengan fakta yang baru saja Dewa katakan. Namun dia tak ingin percaya, Mariska berusaha menyangkalnya.
"Itu tidak mungkin, kapan kalian menikah? Sudah pasti dia adalah ja*ang yang kau bayar untuk menuntaskan hasratmu!" teriak Mariska.
Dewa tertawa meremehkan, Mariska benar benar pembuat masalah. Dan kali ini Mariska salah memilih lawan rupanya. Dewa memperlihatkan poto pernikahan mereka beberapa tahun lalu.
Mariska melongo tak percaya, dia menggelengkan kepalanya, hancur sudah harapannya untuk memiliki Dewa, namun dia bisa apa?
"Fahriiiii!"
Dewa berteriak, teriakannya menggelegar hingga menggetarkan sudut ruangan. Dewa benar benar geram dengan Mariska, sudah sejak lama dia ingin memecat Mariska, namun karena pak Roni di mempertahankan Mariska.
"Saya Tuan," ucap Fahri.
"Bereskan ja*ang ini sekarang juga, tendang dia keluar dari perusahaan dan masukkan ke dalam daftar hitam semua perusahaan!" teriak Dewa murka.
Mendengar apa yang di katakan oleh Dewa, seluruh tubuh Mariska bergetar hebat. Dia benar benar menyesal dengan apa yang di lakukannya, namun Dewa sudah memberi perintah, Mariska menggigil ketakutan sambil memohon ampun.
Entah bagaimana nasib dirinya ke depannya, menjadi pengguran dan tak berpenghasilan bahkan bisa saja dia menjadi miskin dan hal itu benar benar menakutkan buat Mariska.
Dia benar benar menyesal kali ini.