seorang gadis manja yang lahir di keluarga miskin dengan serba kekurangan, tak ubahnya menjadikan ia sebagai sosok wanita yang tangguh dalam menjalani kehidupan yang penuh rintangan dengan tekad yang kuat demi mengubah nasib keluarganya.
"kamu gadis manja yang tidak berguna di keluarga ini, sekolah tinggi di perantauan hanyalah membuat makin susah orang tua, di tambah kita ini serba kekurangan, biaya kuliah sangatlah mahal" hardik ayah gadis tersebut
"coba kamu lihat anak tetangga sebelah kita, kamu mau seperti mereka ? yang katanya pergi mau nuntut ilmu, eeh pulang malah bawa anak heh"😏
akankah gadis manja tersebut dapat mewujudkan impian nya dengan bermodalkan tekad saja dan uang yang hanya mencukupi biaya transportasinya ?
yuk, di simak kisahnya yang penuh konflik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 23
Sementara itu ditempat lain terlihat seorang gadis dengan gembiranya bersorak meneriakkan dukungannya untuk tetap semangat, walaupun di tahu suara dia tidak akan kedengaran pada orangnya tetapi dia tidak pedulikan itu namanya juga bersorakkan ikut meramaikan saja.
Yah perempuan itu adalah Killa, dia sangat menikmati harinya itu jika di lihat dia seperti seseorang yang baru keluar dari rumah tahanan selama beberapa tahun, dilihat dari caranya dia mengekspresikan diri dan menikmati kebebasan sementara ini yang seakan malam sebentar dan hari hari esok ia akan di kurung lagi.
"wah kayaknya pemain dari desa kamu akan kalah tuh, siap siap yah traktir aku"ucap Killa pada orang di sampingnya yang menemani nya nonton dari tadi yang kebetulan juga desa mereka berdua sedang bertanding di babak final ini
"kita lihat saja, ini masih ada waktu untuk mengejar poin" ucapnya tak mau kalah
"hhahah baiklah tuan" jawab Killa seakan mengejek nya
"ayoo semangaaat, rebut piala nya ayooo ayoo,,, go go gooo" lagi lagi Killa bersorak walau kecil kemungkinan teriakkannya terdengar langsung
Sedang asyik asyiknya bersorak Killa segera di buat bungkam dengan suara pemilik hp yang terlihat lebih memilih menonton benda pipih itu di genggamannya di bandung dengan pertandingan yang ada di hadapannya
"emm maaf yah sat" tiba tiba saja Killa meminta maaf kepada orang di sampingnya yang tak lain adalah Satya, mereka tanpa sengaja bertemu di lapangan yang sedang masing masing bertujuan untuk menonton pertandingan desa mereka
"hmm buat"dengan kebingungan Satya bertanya juga merasa heran kenapa tiba tiba Killa meminta maaf padanya, kesalahan apa yang telah dia lakukan
"umm itu aku telah bersorak dari tadi" ucapnya lagi kemudian sedikit menunduk, menyesali perbuatannya
"hey, semua manusia memiliki sifat yang periang seperti itu, sudah sewajarnya jika kita khilaf ataupun berlebihan dalam mengekspresikan sesuatu hal, jadi kamu tidak perlu meminta maaf kepada saya. Cukup sesali dengan niat tidak mengulanginya lagi. Ok" ucapnya dengan nada penuh kelembutan dan mencoba memberikan pengertian kepada perempuan di sampingnya itu
Killa mendengarkan penuturan Satya tertegun sejenak dan menatap manik mata itu tetapi hanya sepersekian detik kemudian dia kembali menunduk tidak berani menatap laki laki seintens itu
"iya, dan terima kasih sudah menegurku dengan cara yang baik, kamu tidak menghakimi maupun menegur di keramaian seperti ini" ucapnya lagi
"seharusnya saya yang meminta maaf karena saya tidak berniat membuat kamu tersindir seperti ini, hanya saja mungkin ini jalan yang sudah di takdirkan untuk menyadarkan mu dari kekhilafan dan menjadikan sebagai perempuan terhormat dan terjaga"ucap Satya lagi dan lagi yang seakan menghipnotis Killa dan seketika membuat Killa merasa begitu nyaman dengan kalimat yang keluarkan oleh Satya
Killa tidak menyangka laki laki yang jadi dantonnya itu setahunya dia sedingin kutub ternyata bisa sehangat ini dalam menegur dan menjaga seorang wanita. Padahal bisa di bilang jika anak seusia mereka itu adalah jiwa yang sedang gencar gencarnya untuk mendekati wanita. Tetapi dia malah sebaliknya, ini sih limited edition kata Killa dalam hati
"kamu memang sering menonton hal seperti ini yah"tanya Killa penasaran sejauh mana dia mempelajari agamanya, atau hanya sebagai pancingan untuk menarik perhatian Killa semata. Biasakan ada cowok yang berdalih dengan agama hanya untuk mendekati cewek yang jadi targetnya. Apalagi cewek yang di targetkan itu mendalami agama seperti Killa walau tidak begitu mendalami agama tetapi dia sangat menjaga batasannya dengan laki laki. berinteraksi boleh asal tidak ad sentuhan fisik dan juga di tempat keramaian seperti posisi mereka saat ini.
"saya memang suka menontonnya dan sebenarnya di tempat keramaian seperti ini saya tidak begitu suka, karena banyak perempuan yang bersorak seakan tidak menghargai dirinya yang telah di ratukan dan di perjuangkan oleh Baginda nabi. Maaf bukan maksud saya menyinggung" ucapnya tiba tiba meminta maaf takut Killa tersinggung
"aku tidak Maslaah kok, selagi demi kebaikan bagi diri saya di marahi di tempat umum seperti ini pun saya rela" jawabnya sambil tersenyum manis menghadap Satya
Blush' seketika wajah Satya memerah dan menjadi salah tingkah di senyumin oleh perempuan yang akhir akhir ini menarik perhatiannya
"dooor, hayooo kalian lagi ngomongin apa" ucap teman Killa itu yang menjemputnya tadi, tiba tiba datang mengacaukan pembicaraan mereka.
"astaghfirullah, kamu yah bikin kaget aja tau nggak. Untung jantung masih aman"ucap Killa yang mulai cerewet menurut Satya.
"jadi kapan mau balik nih, sudah sore keburu malam lagi nanti sampenya kita kalau masih mau lanjut pacarannya. Lagian juga pertandingannya sudah selesai" ucap nya lagi sembari menunjukkan wajah cemberutnya
"hah, selesai sejak kapan" tanya Killa dengan penuh rasa terkejut karena tidak menonton pertandingan di menit terakhir
"apa jangan bilang tadi kamu tidak fokus nonton selama pertandingan tapi malah asik pacaran sama kanebo kering ini" tatapan dengan penuh selidik temannya itu menjawab pertanyaan Killa dengan pertanyaan juga
"ish siapa yang pacaran sih, aku tadi emang asik ngobrol aja sama dia, lagian kenapa kamu panggil dia kanebo kering seperti itu orang punya nama juga" protes Killa
"lah dia kan emang kanebo kering, apa dong namanya dia selalu itu dan tidak pernah tersenyum, bicara pun seperlunya aja"sambil melirik sinis Satya yang hanya diam sedari tadi
"iiih kamu yah, lupakan saja itu. Jadi tadi siapa yang menang desa kita atau desa dia" tanya Killa tidak sabaran
"yah desa kita lah"jawabnya dengan nada yang tidak semangat
"yes, Alhamdulillah kita menang"soraknya lagi dengan wajah ceria Killa kembali menghadap Satya dan mengucapkan
"ingat sesuai janji yah, aku tunggu traktiran besok"sambil mengangkat jari kelingkingnya dan menautkan dengan jari kelingkingnya yang lain sekarang mengingatkan bahwa Satya tidak bisa lepas dari janji yang telah mereka bahas sebelumnya
"iya, pulanglah ini sudah mau malam" jawabnya kemudian menyuruh mereka untuk segera kembali
"what jadi sedari tadi kalian itu taruhan"tanya temannya tidak menyangka bahwa kanebo kering itu bisa membuat janji dengan Killa, entah bagaimana caranya Killa bisa berbicara dengan manusia kaku seperti itu
"hiiish kamu yah, jangan teriak gitu kenapa sih, pelan saja bicaranya"protes Killa lagi
"hehehe, iya maaf tapi bagaimana bisa kamu buat janji taruhan seperti itu dengan kanebo kering ini" heran temannya
"diakan manusia biasa juga, hanya bedanya dengan kamu dia lebih irit bicaranya" jawab Killa
"waah tidak bisa ini, masa sama kamu bicaranya lancar lancar saja, giliran ada aku dia nggak bicara sama sekali maksud dia apa"sambil melirik sinis Satya
"haaiish kalau begini terus kita tidak akan sampai rumah sebelum matahari terbenam. Sudahi tantrummu sekarang kita balik"ajak Killa yang tidak mau lama-lama menyaksikan ketantruman temannya itu
"tidak bisa, nanti saya tidak bisa tidur kalau belum mendapatkan jawaban yang pas Killa" masih dengan mode tantrum ya
" ya sudah besok sjaa kalau begitu kita ketemu di kantin sekolah karena dia akan mentraktir saya oke" jawab Killa yang berusaha menenangkan jiwa tantrum teman nya itu
"owh oke baiklah kamu janji, akan kutagih besok. Ingat saya tidak akan lupa" jawabnya sembari melenggang pergi meninggalkan mereka berdua
"huuuf, resiko punya teman kayak dia." gumam Killa yang masih bisa di dengar oleh Satya
"asal kamu tidak ikutan gila seperti dia, tidak masalah" balas Satya
"kesanalah sebelum temanmu itu tantrum lagi. Assalamualaikum "kemudian pergi bersamaan dengan Killa yang ikut beranjak menuju parkiran di mana temannya berada