" Aldara kamu dipindahkan Kerumah Sakit Jiwa Cabang dengan merawat Tuan Gracio Adyson"..
Sontak membuat Aldara terkejut saat Kepala Rumah Sakit mengatakan perpindahan Lokasi kerja..
Siapa yang tak mengenal Gracio Adyson? Pria yang bertahun-tahun sakit dengan gangguan mentalnya, yang tak suka melihat orang tiba didepannya..
Hal itu membuat Aldara menjadi sedikit menciut karena dia tau dengan rumor yang ada..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Satu bulan telah berlalu, dimana hidup Aldara mulai tenang dan damai.. Wajahnya selalu ceria dan tersenyum terus..
Namun, membuatnya bahagia adalah kehadiran Gracio didalam hidupnya hubungan mereka menjadi membaik dan mereka selalu saja bertemu disaat Aldara pulang lebih awal atau disaat Aldara sedang berlibur..
Disaat keesokkan harinya dimana Aldara yang sedang presentasi kepada Profesor Julian serta Aresha, semenjak kejadian waktu itu Aresha berubah menjadi baik namun diantara Aldara dan Aresha belum ada satupun sama lainnya berbicara..
Bukan karena Aldara dendam, namun hanya saja mereka memang sangat sibuk..
" Aldara dan Aresha kalian berdua berkelompok ya carilah sesuatu yang menarik".. Ucap Julian diangguki oleh mereka berdua..
" Aldara kamu kapan ada libur??.".. Tanya Aresha
" Minggu ini aku gak ada libur, karena aku sedang menyembuhkan satu pasien".. Ucap Aldara
" Pasian yang mana??".. Tanya Julian
" Pasien yang minggu lalu, dia berumur sekitar 15tahun mengalami gangguan kejiwaannya akibat dibully oleh teman-temannya, dia udah beberapa kali ingin bunuh diri namun ditahan oleh orang tua sampai akhirnya dia menjadi begini".. Ucap Aldara
" Apa kamu kesulitan?? ".. Tanya Julian
" Tidak, aku tidak kesulitan aku hanya perlu membagi waktu untuk mengerjakan tugas dari Profesor saja".. Ucap Aldara
" Kalau begitu kabarin saja aku jika kamu ada waktu luang".. Ucap Aresha
" Baiklah nanti aku kabarin ya".. Sahut Aldara sambil tersenyum
Namun, tiba-tiba Aldara dikagetkan seseorang yang datang secata tiba-tiba..
" Aldara".. Panggil seseorang itu
Aldara menoleh kearah yang memanggil dia, Aldara terkejut bahwa itu adalah Elika dan Samuel..
Elika dan Samuel menghampiri Aldara dengan wajahnya yang sangat sedih..
" Tolong Aldara, bantu sembuhkan Vana".. Ucap Elika dengan memohonnya
" Aldara tolong sembuhkan Vana, dia sangat ketakutan jika melihat orang".. Sambung Samuel
Dugkk!!!...
Dada Aldara terasa sangat sesak saat mendengarnya, ternyata apa yang dikatakan Aldara itu adalah benar bahwa Vana akan mengalami Gangguan Mental dan Kejiwaannya..
Elika dan Samuel kini didepan Aldara dengan memohonnya, namun hati Aldara tidak bergerak sama sekali..
" Oh.. Ada Profesor Julian dan Dokter Aresha yang akan menyembuhkan Nona Vana, jadi silahkan kalian berdua konsultasi kepada mereka".. Ucap Aldara dengan dinginnya
Seketika membuat mereka terkejut, terutama Julian dan Aresha mengapa dia tidak untuk mengobatinnya??..
" Aldara kenapa bukan kamu yang harus mengobatinnya??".. Tanya Julian
" Maaf aku tidak bisa".. Ucap Aldra dengan santainya
" Aldara mereka adalah keluargamu".. Sahut Aresha
" Mereka bukan keluargaku Aresha, aku hanya seorang yang dibuang oleh mereka, jadi tolong kamu gantikan aku".. Ucap Aldara dan pergi
" Aldara".. Teriak Elika dan Samule saat Aldara pergi
Julian dan Aresha menatap Aldara yang pergi meninggalkan mereka, mungkin karena terlalu sakit sehingga Aldara tidak tergoyang untul menyembuhkan Vana..
" Baiklah Tuan dan Nyonya, apa saya bisa melihat Nona Vana??".. Tanya Julian dengan lembutnya
" Tentu Dokter, dia ada dimobil ayo".. Ucap Elika dengan nada khawatirnya
Julian mengikuti Elika dan Samuel, namun Aresha menatap punggung Aldara yang sedang pergi itu.. Kini Aresha menyusul Julian..
Saat tiba dimobil mereka, Julian dan Aresha terkejut saat melihat tampilan Vana sangat berubah daratis.. Elika hanya menangis saja didalam pelukkannya..
Julian dan Aresha mencoba untuk mendekat ke arah Vana namun mereka berdua sebenarnya sangat takut hal ini seharusnya Aldara yang menangani..
" Aaarrrghhhhh".. Teriak Vana didalam mobil itu
Julian dan Aresha saling menatap satu sama lainnya karena mereka tidak bisa mendekat ke arah Vana, sehingga mereka memutuskan untuk memanggil para Dokter lainnya..