"Karena kamu yang menggagalkan acara pernikahan ini, maka kamu harus bertanggung jawab!" ucap pria sepuh didepannya.
"Bertanggung jawab!"
"Kamu harus menggantikan mempelai wanitanya!"
"APA?"
****
Bagaimana jadinya kalau seorang siswi yang terkenal akan kenalan dan kebar-barannya menjadi istri seorang guru agama di sekolah?!?
Yah dia adalah Liora Putri Mega. Siswi SMA Taruna Bangsa, yang terkenal dengan sikap bar-barnya, dan suka tawuran. Anaknya sih cantik & manis, sayangnya karena selalu dimanja dan disayang-sayang kedua orang tuanya, membuat Liora menjadi gadis yang super aktif. Bahkan kegiatan membolos pun sangatlah aktif.
Kalau ditanya alasan kenapa dia sering bolos. Jawabnya cuma satu. Dia bolos karena kesetiakawanannya pada teman-teman yang juga pada bolos. Guru BK pusing. Orang tua juga ikut pusing.
Ditambah sikapnya yang seenak jidatnya, menggagalkan pernikahan orang lain. Membuat dia harus bertanggung jawab menggantikan posisi mempelai wanita.
Gimana ceritanya?!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 : Tawuran
"Li," panggil seorang anak laki-laki pada Liora yang tengah bercanda dengan Dora dan Sinta.
Gadis yang dipanggil itu pun langsung menoleh ke sumber suara. Matanya nampak berbinar-binar melihat sahabatnya Tito, berdiri dengan teman-temannya sambil melambaikan tangan. Tito adalah sahabat kecil Liora, teman seperbolosan. Dan tetangga di perumahan kompleknya.
Saking senangnya ngeliat Tito, Liora langsung berlari ke arah sahabatnya itu. Sementara dua cewek cantik yang tadinya sedang mengajak bersenda gurau, langsung cemberut. Karena pasti mereka akan dicueki begitu saja.
"Eh, Tito. Lo kemana aja? Gue cariin juga....!"
"Alah, gue sakit, Lo nggak jenguk. Giliran Lo yang sakit, mintanya seabrek. Minta dibawain buah, martabak, kue cucur, empek-empek. Ini dan itu, buanyak banget....!"
"Oh, Lo sakit tah. Pantesan nggak keliatan," ujarnya sambil nyengir, "Lo sakit lagi gih! Nanti gue jenguk....!"
"Lo doain gue sakit?" mata Tito langsung melotot.
"Hehehehe, ya nggak lah. Tapi seneng bisa liat Tito sehat kembali, nggak kekurangan apapun! Eh, tapi rambut kriwilnya kayaknya nambah....!" kekeh Liora. Di susul tawa Sinta dan Dora.
"Aish, Sialan, Lo....!" pria bernama Tito langsung cemberut.
"Tito katanya sakit. Tapi kok nggak kurusan?" tanya Dora ikut nimbrung dengan para laki-laki dan Liora juga. Lalu kemudian disusul Sinta mengekor di belakangnya.
"Iya," timpal Sinta.
"Kurusan kok. Nih jari gue kurusan!" jawab Tito memperlihatkan jarinya.
Mereka semua pun terbahak, sementara Dora dan Sinta menjep, sebel dikerjain.
"Titooooo! Liora! Mau ikut nggak?" teriak salah satu teman mereka.
"Kemana?" tanya keduanya barengan.
"Tawuran. Itu anak Bangsa Sehati nantangin sekolah kita!" serunya.
"Oh, nggak bisa dibiarin nih!" Tito berapi-api, "Li, Ayo ikut tawuran!" ajaknya pada Liora.
"Duh, gue nanti dimarahi bokap dan nyokap!"
"Alah, itu urusan belakangan. Yang terpenting kita harus satu hati, satu jiwa, dan satu perbolosan. Mereka nantangin, gue gak bisa diemin!"
Liora nampak berpikir.
"Ya udah, gue duluan. Takut gerbangnya ditutup sama pak satpam!" Tito buru-buru pergi dari sana, disusul oleh ke empat best friend-nya.
"Sin, Dor, Kalian mau ikut?" tanya Liora pada dua sahabatnya.
"Ogah. Nanti gue dapat masalah kalau ikut-ikutan tawuran!" jawab keduanya.
"Idih, nggak setia kawan, Lo! Ya udah gue pergi dulu, mau nyusulin Tito!"
"Titoooooo, Tunggu......!"
"Eh, Liora. Nanti kamu dapat hukuman lagi loh!" seru Sinta dan Dora serempak.
*****
"Buset dah. Berani sekali bikin pipi gue penyok gini!" teriak Liora pada seorang pemuda, salah satu anak Bangsa Sehati.
"Kenapa nggak berani? Lo salah satu dari mereka!" balasnya.
"Oh, beraninya sama cewek, Lo! Dasar banci!"
"Sialan Lo ngatain gue banci!" marah pemuda itu karena dikatai banci.
"Napa? Lo nggak suka? Sini maju....!" teriak Liora sudah menggenggam balok kayu, yang ia temukan di sampingnya.
Nyali pemuda itu rada menciut, apalagi melihat Liora yang lebih galak dan serem dari dugaannya. Bahkan gadis itu tak berhenti berteriak dan mengumpat sambil mengacung-acungkan balok kayu, siapa yang tidak ngeri.
Si pemuda sampai terbengong-bengong melihat gadis itu mengangkat kayu balok yang lumayan berat. Padahal tubuhnya kecil, lengannya juga tidak berotot, tapi bagaimana bisa seorang gadis bisa mengangkat balok berat itu.
"POLISI.....!" teriak salah satu anggota.
Tito berteriak keras, menyuruh teman-temannya untuk segera lari dari sana. Tentu saja dia tidak mau sampai tertangkap polisi, bisa-bisa dia kembali dihajar oleh bokapnya gara-gara ikut tawuran. Lebam-lebam kemarin saja belum sembuh dan kering, masa iya lukanya tambah dua kali lipat.
Melihat Tito berteriak agar segera lari, Liora pun pasang ancang-ancang ikut lari juga. Tito menstater motornya, dan menyuruh Liora untuk segera naik ke boncengan.
Gadis itu tidak meninggalkan kesempatan, ia lekas naik ke boncengan motor Tito. Begitu Liora sudah naik, Tito pun langsung melajukan motor sport nya dengan kecepatan tinggi.
Seperti Valentino Rossi, Tito melajukan motor tersebut hingga masuk ke gang gang sempit untuk menghindari mobil polisi.
"Lo mau bikin gue mati muda?" omel Liora begitu motor Tito berhenti mendadak. Kepala Liora sampai membentur helm yang Tito kenakan, sampai bunyi bugh terdengar keras sekali.
"Hehehehe, sorry." Kekeh Tito, "Ya Ampun!" pekik pemuda itu melihat jidat Liora benjol.
"Hahahaha....!" Tito terbahak-bahak ngeliat jidat sahabatnya benjol sebesar bola pingpong.
"Ah, kampret, Lo! Liat nih, gue benjol. Kira-kira dong, Kamvret sialan!"
"Sorry. Sorry. Gue nggak sengaja, Li!" ujarnya masih terpingkal-pingkal.
"Bisa berhenti ngetawain gue nggak sih?" sewot gadis itu karena terus ditertawakan.
"Oke. Oke. Gue minta maap!"
"Ih, mending gue naik ojol tadi....!"
"Li jangan ngambek dong!" bujuk Tito merasa bersalah.
"Ah, bodo....! Lo itu benar-benar sahabat kampret."
"Gue terpaksa berhenti ndadak. Gue cuma pengen tau, polisi-polisi itu masih ngejar nggak!"
"Ck, alasan! Liat sekarang, jidat gue benjol. Gue jadi nggak cantik lagi. Semua gara-gara lo!"
"Iya, sorry. Gue kan udah minta maaf," ucap pemuda itu, "Sebagai permintaan maaf, gue traktir deh!"
Denger kata-kata traktir, alis Liora langsung terangkat. Matanya langsung berbinar-binar senang. Hatinya berbunga-bunga mendengar kata gratis.
"Beneran?"
"Idih, denger kata traktir langsung senengnya minta ampun!"
"Iyalah. Liora gitu loh....!" senang Liora sambil menutupi jidatnya yang benjol dengan poninya.
"Hiii, dasar, jiwa traktiran, Lo!"
"Hehehehe, biarin. Bomat. Bodo amat. Ngomong-ngomong mau traktir makan dimana?" tanya Liora antusias.
"Tuh cilung sama es Boba kayaknya enak....!" kekeh Tito.
"Heh....!" leher gadis itu memutar 90° menghadap pemuda itu.
"Gue pikir mau ditraktir di cafe atau makan baksonya Bang Kimung yang besarnya kayak melon. Eh, ternyata cuma di traktir cilung sama es boba. Gue sih bisa beli sendiri! Paling mah nggak sampe 10 rebu!" dumel gadis itu. Tito cuma nyengir sambil garuk-garuk pantatnya yang gatal tadi sempet di gigit semut.
"Gue belum ditransfer nyokap, Li. Lo sebagai bini, harus terima dengan ikhlas pemberian suami!" ucap pemuda itu menjiwai.
Liora nggak kaget Tito bersikap demikian. Karena ia tahu, itu hanya guyonannya saja. Mereka sudah seperti adek dan kakak. Terkadang bisa juga berubah menjadi anjing dan kucing. Besoknya lagi berubah lagi menjadi lem dan perangko. Selalu bersama, selalu kompak di manapun berada. Kecuali kalau sudah berada di lingkungan rumah masing-masing.
"Ah, kismin banget, Lo! Gue yang traktir deh....!"
"Asyik....! Dimana....!"
"Warung seblaknya Teh Naya...!"
Wajah Tito langsung merengut. Pasalnya dia paling nggak doyan makanan itu. Makanan yang terlihat mirip dengan ingusnya kalau lagi pilek, membuatnya langsung mual-mual. Liora sengaja mengajak sahabatnya itu ke warung seblak, dengan begitu Tito nggak pesan seblak, sahabatnya itu lebih memilih memesan minuman dan gorengan. Ah, lebih ngirit, pikir Liora sambil tergelak sendiri.
"Ish, dasar pelit. Dasar medit. Kiwit!" umpat Tito dengan cemberut. Gadis itu sambil nyengir berlalu begitu saja, tanpa beban dan dosa.
Bersambung.....
Nantikan kelanjutannya..... Aku revisi sedikit.
Vote ya say.....😘😘😘