NovelToon NovelToon
Ace Disciple

Ace Disciple

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Isekai / Pendamping Sakti
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Seorang pemuda yatim piatu dan miskin yang tidak memiliki teman sama sekali, ingin merubah hidupnya. Buku warisan nenek nya menjawab tekadnya, 7 mentor atau guru yang berasal dari dunia lain yang jiwanya berada di dalam buku mengajari nya macam macam sampai dia menjadi orang yang serba bisa.

Kedatangan seorang gadis bar bar di hidupnya membuat dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarganya dan membuat dirinya menjadi yatim-piatu. Ternyata, semuanya ulah sebuah sekte atau sindikat yang berniat menguasai dunia dari balik layar dan bukan berasal dari dunia nya.

Akhirnya dengan kemampuan baru nya, dia bertekad membalas dendam pada musuh yang menghancurkan keluarganya dan menorehkan luka di keningnya bersama gadis bar bar yang keluarganya juga menjadi korban sindikat itu dan tentu juga bersama ke tujuh gurunya yang mendampingi dirinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, drama, komedi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

Setelah itu, Evan dan Bella duduk berhadapan dengan Purwanto dan Arga dengan pak RT sebagai penengah mereka,

“Kamu buka harga kan 700 juta ya, saya tawar 300 juta gimana ?” tanya Purwanto.

“Um...jauh amat om, ga bisa naik lagi ?” tanya Evan.

“Ya lo turun dong, masa lo mau manteng di 700 juta ?” celetuk Arga.

“Tapi ya susah juga dong, saya kan harus bayar pajak trus hidup di ibukota nanti, hitungan saya kacau kalau turun lagi, belum lagi saya akan minta tolong pak RT buat mengurus surat surat nya nanti,” jawab Evan.

“Gini deh, gue ok 700 juta tapi Bella balik ama gue,” ujar Arga.

“Jangan jadiin gue bahan negosiasi kak,” balas Bella.

“Lo kenapa maen tinggalin gue trus bilang putus pake pesan,” ujar Arga marah.

“Gara gara lo nerkam gue malam malam, ngajak nginep tapi tangan jail dan otak mesum huh,” teriak Bella.

“Udah, diem dulu Bel,” ujar Evan.

“Sori,” balas Bella menunduk.

“Arga, kamu bener berbuat gitu ama dia ?” tanya Purwanto marah.

“Waktu itu dia cewe aku pah,” jawab Arga.

“Walau dia cewe kamu, tetep aja ga boleh, ini kamu yang salah, minta maaf ama dia, cepet, jangan bikin papa marah,” ujar Purwanto.

“Ogah, dah aku keluar pa, terserah aja,” balas Arga berdiri.

“Brak,” Arga berjalan keluar dari rumah dan membanting pintu dengan kencang, wajah Purwanto langsung berubah menjadi merah padam.

“Gini deh Van, saya kasih harga 500 juta, kamu mau ambil apa ga terserah, saya udah ga bisa naik lagi,” ujar Purwanto.

[Gerard : ambil dan bilang dia yang bayar pajak.]

“Tapi saya terima bersih kan om ? pajaknya tolong bayarin bisa kan ?” tanya Evan.

“Wah kalau gitu berat dong, saya kan juga kena pajak, coba keluarin pbb nya saya hitung hitung dulu,” ujar Purwanto.

Evan mengambil map nya, dia membukanya dan mengambil selembar kertas merah bertuliskan pajak bumi dan bangunan kemudian memperlihatkannya pada Purwanto. Ternyata harga yang tertera di sana lebih mahal sedikit dari harga yang di tawarkan Purwanto,

“Dah gini aja, di sini kan 530 juta, saya beli seharga ini jadi pajak kamu bayar sendiri,” ujar Purwanto.

[Gerard : bilang aja ok, suruh kasih dp sekarang kalau ga bubar.]

“Ok om, bisa kasih dp sekarang ?” tanya Evan.

“Ok saya minta nomor rekening dan langsung ke atm sekarang untuk transfer tanda jadi 10 juta dulu, sisanya ntar malam pakai internet banking, saya kasih kamu dp 100 juta, jadi nanti malam saya transfer lagi (menoleh kepada pak RT) bisa buatkan kuitansinya kan ?” tanya Purwanto.

“Bisa, saya buatkan setelah dana sudah masuk,” jawab pak RT.

Evan langsung memberikan nomor rekening nenek nya, kemudian setelah mencatat nya, Purwanto berdiri dan menoleh melihat Bella,

“Nama kamu siapa ? Bella ya ? maaf ya, Arga memang seperti itu, nanti saya marahi dia (menoleh lagi kepada Evan) makasih ya Van, saya kasih kamu bukti trasnfer atm nya sebentar, minta nomor kamu,” ujar Purwanto.

Setelah bertukar nomor, Purwanto keluar dari rumah Evan bersama pak RT yang terus tersenyum karena dia akan mendapat komisi,

“Makasih bos,” ujar Evan.

[Gerard : huh kalau aku jadi kamu, waktu dia tawar 300 juta, aku akan kasih tapi kepala anak nya buat aku.]

“Eh buset bos, pembunuhan itu namanya,” ujar Evan.

[Gerard : apa kamu tidak sadar, awalnya dia menekan kamu karena menganggap kamu masih kecil dan beda pengalaman jauh dengan dirinya di tambah kamu keliatan banget butuh duit karena miskin, untung saja anak nya punya masalah dengan istri mu, dia jadi ga enak hati, manusia itu licik Van, makanya ku bilang hati hati dan jangan naif, payah kamu.]

“I..iya bos, maaf, urusan nya udah beres bos ?” balas Evan yang di marahi Gerard sekaligus bertanya.

[Gerard : belom beres, aku terpaksa mengintervensi karena kamu kaku tadi, besok pagi cek rekening kamu dan habis ini masuk ke dalam kamar.]

“Bwuuung,” sebuah buku hologram muncul di depan wajah Evan, dia langsung membaca tulisan di dalam nya,

********************************************

Quest Log :

-        Jual rumah nenek (1/1) Clear.

Reward Received:

-        Uang 1.000.000.000.

-        Tiket pengurusan perpindahan sekolah gratis x2

*******************************************

Evan berdiri kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya, di dalam dia melihat dua buah map berlambang sekolah dan bergambar seperti brosur berada di atas meja belajarnya. Dia mengambilnya dan membukanya, isinya ternyata copy surat pendaftaran yang sudah di urus dan di isi lengkap, bersama dengan surat pindah dari sekolah lama nya, atas nama dirinya dan Bella.

“Wow....ini bos yang ngurus ?” tanya Evan.

[Gerard : bukan aku, tapi Cassey.]

“Oh terima kasih bu bos,” ujar Evan.

[Cassey : sama sama.]

[Gerard : oh jangan beritahu istri mu dulu, nanti dia malah bingung dan banyak pertanyaan.]

[Cassey : hah tidak apa apa kan, suatu hari nanti dia harus bertemu kamu  dan aku.]

[Gerard : ah pembahasan belum beres.]

“Hah maksudnya apa bu bos ? lagian kenapa sih selalu bilang Bella itu istri ku ? kita belum resmi, masih belum boleh menikah,” tanya Evan.

Namun sebelum sempat Cassey menjawab, “klek,” pintu kamar di buka, Evan menoleh melihat Bella yang nampak sedih dan bingung ketika melihat dirinya,

“Um...Van, kamu marah ya ?” tanya Bella.

“Hah...marah kenapa ?” tanya Evan bingung.

“Gara gara orang itu tadi,” jawab Bella.

“Enggak, kamu kan udah cerita kalau kamu memang mencari preman preman untuk melindungi kamu dari kejaran orang tua mu kan,” ujar Evan.

“Iya, maaf ya, aku ga maksud apa apa, aku tidak menyangka saja dia muncul barusan,” ujar Bella.

“Ya udah, emang ada berapa yang kayak si Arga itu ?” tanya Evan.

Bella mengangkat tangannya, dia membuka telapaknya di hadapan Evan dan melipat ibu jarinya,

“Astaga ada empat, termasuk Arga dan Surya ?” tanya Evan.

Bella mengangguk dengan raut wajah sedih dan tidak berani menatap Evan di depan nya, kemudian dia berbalik menghadap pintu.

“Haaah ya sudah, setelah surat beres, kita langsung ke ibukota, pulang ke rumah mama ku,” ujar Evan.

“I..iya, sekali maaf,” balas Bella.

“Sekali lagi ngomong maaf, dapat payung cantik,” balas Evan.

“I..iya, makasih Van, trus soal temen ku gimana ya ? alasan aku mendekati preman preman kayak gitu juga karena biasanya mereka membuli temen ku itu,” balas Bella.

“Ga usah pikirin dia, kita ke ibukota secepatnya,” balas Evan tegas.

“I..iya,  jangan cemburu, aku sudah memberikan semua sama kamu jadi aku tidak akan berpaling dari kamu, aku janji,” balas Bella ketakutan.

Setelah menaruh dua map itu di dalam laci lemari, Evan mengajak Bella yang masih menghadap pintu duduk di sisi ranjang, dia memegang tangan Bella. Kemudian dia berdiri,

“Tunggu di sini sebentar ya,” ujar Evan.

“I..iya, aku tunggu di sini,” balas Bella menurut.

Evan keluar dari kamar dan menutup kembali pintunya. Bella berbaring di ranjang dan membenamkan wajahnya di bantal. Tak lama kemudian, Evan kembali membawa kantung plastik hitam dan duduk di sebelah Bella yang berbaring,

“Bel,” ujar Evan.

Bella langsung kembali duduk di sebelah Evan namun dia masih tidak berani menatap wajah Evan dan menunduk.

“Orang yang kamu cari, punya luka yang sama seperti ku kan ? coba deh inget inget,” tanya Evan.

Dia menyibakkan rambut yang menutupi keningnya dan memperlihatkan bekas luka nya, Bella langsung menoleh dan dia terkejut karena dia ingat kalau teman masa kecilnya juga memiliki luka yang sama seperti Evan. Dia juga mengerti kenapa dia tertarik kepada Evan dan kenapa dia mengikuti Evan, alasannya karena Evan mirip teman masa kecilnya yaitu memiliki bekas luka yang sama.

“I...iya benar, waktu melihat kamu pertama kali ketika pendaftaran sma, aku sempat berpikir kalau kamu teman masa kecil ku dulu, tapi karena banyak masalah dan mama ku menyuruh orang mencari ku sampai membuat aku mencari preman untuk perlindungan, aku jadi lupa, lalu ketika aku lihat kamu ternyata kuat, aku merasa tidak mungkin, karena teman ku itu super cupu,” ujar Bella.

Evan mengambil sepotong roti dari dalam kantung plastiknya, dia membukanya dan mengeluarkan dari plastik pembungkusnya, kemudian dia mengambil lilin dan menancapkannya di tengah roti itu.

“Masih inget ? kita berdua merayakan hari ulang tahun di tanggal yang sama kan,” ujar Evan.

Melihat roti murah dari warung yang di tancap lilin, wajah Bella langsung berubah, dia menatap Evan dan kembali melihat roti di tangannya, air matanya mulai bercucuran dan tersenyum,

“Hik....hik....hik....hik...jadi kamu ya yang aku cari....hik....hik...iya aku ingat, sangat ingat,” ujar Bella menangis.

Bella langsung melompat merangkul Evan dan menciumnya, kemudian dia mendorong Evan sedikit dan menempelkan keningnya ke kening Evan,

“Selamat ulang tahun Evan,” ujar Bella.

“Selamat ulang tahun Bella dan senang berjumpa lagi dengan mu,” ujar Evan.

“Iya, senang berjumpa lagi dan kali ini kita akan bersama selamanya,” balas Bella.

“Haha iya, selamanya,” ujar Evan.

Bella memeluk Evan dengan air mata bercucuran, Evan bernafas sedikit lega dan melirik ke lemarinya,

“Huff...untung gue baca tanggal ulang tahun gue ama dia surat pendaftaran yang ada di dalam map brosur sekolah barusan, ternyata hari ini gue ulang tahun dan dia juga, ampe lupa gue haha,” ujar Evan yang baru saja berusia 16 tahun di dalam hati nya.

1
Stay Stronger
/Scream//Scream//Scream/
Amara❤️
good job
Mobs Jinsei: makasih kakak
total 1 replies
Anna
udah aku beri kopi
Mobs Jinsei: makasih ya kak
total 1 replies
marrydiana
semangat kak, mampir juga ya di cerit aku❤️
Dian
Lanjut thor semangat❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻💪🏻ayo saling dukung mampir jg ke karya aku “two times one love”❤️
Mobs Jinsei: Sudah mampir ya kak, makasih support nya /Pray/
total 1 replies
Aulia Nur
good job 🔥
darryl gunawan
Luar biasa 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!