Prabu Jayabaya yang merasa bahwa tugasnya sebagai pemimpin yang dicintai oleh rakyat sudah usai, melakukan moksa untuk sampai di alam keabadian. Namun takdir berkata lain. Sang Maha Pencipta justru memasukkan roh nya ke dalam tubuh seorang lelaki culun dan miskin bernama Jay yang baru saja meninggal dunia karena sebuah kecelakaan aneh.
Sebagai Jay, Prabu Jayabaya merasa harus menemukan kebenaran atas kecelakaan yang direkayasa ini. Siapa dalang nya juga orang orang yang terlibat di dalamnya.
Di bantu Ratih yang menurut Prabu Jayabaya adalah titisan dari istri nya, Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay, satu persatu kebenaran akhirnya terungkap dengan jelas.
Bagaimana caranya Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay mengungkap misteri kecelakaan maut yang menewaskan Jay yang asli ini terjadi? Simak kisah selengkapnya dalam "New Journey of the Legendary King".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat Macan Penjaga ( bagian 3 )
Hu Tian Hauw alias Babah Hu meletakkan kacamata hitam nya, menunjukkan mata sipitnya kemudian menggulung lengan bajunya hingga hampir mencapai siku. Dia menggerakkan kepalanya ke samping kiri dan kanan hingga memunculkan bunyi gemerutuk.
Setelah itu ia melangkah maju ke arah Jay yang sudah bersiap sejak tadi.
"Owe akui kau cukup berbakat, Anak Muda. Tapi sayangnya bakat mu akan berakhir hari ini. Karena hari ini owe akan hancurkan otot dan tulang mu akan selamanya kau tak bisa berlatih ilmu beladiri lagi..! "
Usai berkata demikian, Hu Tian Hauw segera mengerahkan jurus jurus pamungkas beladiri Perguruan Hwa San yang disebut sebagai Tinju Tujuh Luka. Ilmu ini bukanlah ilmu sembarangan karena menggabungkan tenaga dalam yang disebut Qi dengan kekuatan tulang dan otot.
Konon saking hebat nya, Jurus Tinju Tujuh Luka akan membuat tulang musuh yang terkena akan patah dan hancur ototnya hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Melihat kuda-kuda Hu Tian Hauw yang berbeda dari sebelumnya dan samar-samar Jay merasakan tenaga dalam yang keluar dari tubuh lawannya, Jay sadar bahwa musuhnya kali ini berbeda dari sebelumnya. Dia pun segera mengerahkan tenaga dalam nya dan memusatkan nya pada tangan dan kaki.
Usai kuda-kuda Jurus Tinju Tujuh Luka sempurna, Hu Tian Hauw langsung melesat ke arah Jay sambil menghantamkan kepalan tangannya. Angin bertiup kencang di sekitar pergerakan lelaki paruh baya ini.
Whhhuuuuutttt.....!
Jay langsung melompat mundur. Hu Tian Hauw mengejar dengan serangan tinju cepat bertubi-tubi. Di ujung ruangan luas itu, Jay menjejak lantai dengan keras saat serangan cepat Hu Tian Hauw datang. Dan..
Dhhhaaaaaaaasssshhh brruuuuuaaaaaakkkkkk!!
Dinding marmer rumah Marissa Wijaya hancur karena hantaman Hu Tian Hauw. Sedangkan Jay lolos setelah melompat di atas tubuh lawannya. Melihat lawannya lolos dari sergapan mautnya, Hu Tian Hauw mendesis keras sembari kembali memburu Jay yang baru saja mendarat di belakangnya. Pertarungan mereka menjadi pertunjukan utama usai anak buah Teddy berhasil melumpuhkan perlawanan Henry dan kawan-kawan.
"Nona, apa perlu saya membantu orang itu? ", tanya Teddy yang berdiri di samping Marissa di tepi ruangan.
" Tidak perlu.. Mas Jay belum terlihat membutuhkan bantuan mu. Lihat saja dan bergerak saat benar-benar dibutuhkan.. "
Mendengar jawaban majikannya yang terus menatap pertarungan itu tanpa berkedip, Teddy menganggukkan kepala. Ia kembali ikut menyaksikan pertarungan seru antara Jay dan Hu Tian Hauw.
Whhhuuuuutttt!
Jay menyapukan kakinya ke arah kaki Hu Tian Hauw. Lelaki paruh baya itu melompat tinggi dan berbalik badan sambil menghantamkan kepalan tangannya yang menggunakan Jurus Tinju Tujuh Luka ke arah kepala Jay.
Tak punya lagi ruang untuk berkelit, Jay langsung menggunakan kedua lengan nya yang dilapisi tenaga dalam tingkat dua nya sebagai pertahanan. Dan...
Dhhhaaaaaaaasssshhh!!!!
Tubuh Jay tersurut mundur hampir empat meter jauhnya. Hampir saja ia jatuh tetapi satu dengkul nya menyangga tubuh. Dia langsung muntah darah segar. Marissa Wijaya seketika cemas melihat nya tetapi tetap tidak bertindak sedikitpun.
Hooooeeeeeegggg!
Sedangkan Hu Tian Hauw alias Babah Hu segera bersalto mundur dan mendarat di samping Reynold Waseso.
"Sudah beres Tuan Muda. Bocah itu pasti mati setelah terkena Tinju Tujuh Luka milik ku", Hu Tian Hauw menepuk-nepuk bahu Reynold Waseso tanpa melihat ke belakang.
" Tak sia-sia Geng Macan Hitam membayar mu tinggi, Babah Hu. Kau memang bisa di...
HAAAAHHHHHH??!!! D-dia kenapa bisa bangkit kembali?!! ", Reynold panik sambil menunjuk ke arah Jay yang kembali berdiri seraya mengusap darah di sudut mulut.
Hu Tian Hauw terkejut mendengar omongan Reynold Waseso dan segera berbalik badan. Matanya yang sipit terbeliak lebar kala melihat Jay masih bisa berdiri tegak setelah menerima Ilmu Tinju Tujuh Luka nya.
"Ba-bagaimana mungkin?? Sial, owe sungguh sial!!
Tuan Muda Reynold, tadi owe hanya gunakan separuh tenaga owe. Pasti gara-gara itu ia masih bisa berdiri. Tuan Muda Reynold tenang saja, kali ini owe akan gunakan semua tenaga qi yang owe miliki.. ", ucap Babah Hu sambil menghormat.
" Lekas kau lakukan. Ia benar-benar pembawa sial yang harus dimusnahkan!! ", jawab Reynold Waseso segera.
" Baik Tuan Muda Reynold.. "
Segera setelah itu, Hu Tian Hauw alias Babah Hu mengerahkan seluruh tenaga qi nya sembari menekuk kedua lengan nya dengan dua punggung tangan menyatu dalam keadaan terkepal. Ini adalah gerakan puncak Ilmu Tinju Tujuh Luka.
Angin kencang bersliweran cepat di sekitar tubuh Hu Tian Hauw. Membuat Reynold Waseso harus mundur menjauh darinya agar tidak terkena efek samping dari ilmu pamungkas pimpinan Empat Macan Penjaga itu.
Sementara itu, Jay segera memusatkan seluruh tenaga dalamnya pada telapak tangan. Telapak tangan kanannya berubah warna menjadi putih kebiruan seiring mulutnya komat kamit merapal mantra. Dia ingin menggunakan Ajian Guntur Saketi, sebuah ilmu kanuragan yang pernah ia kuasai dulu sewaktu masih menjadi Prabu Jayabaya.
Meskipun kekuatan nya masih di tingkat dua namun ia yakin bahwa itu sudah cukup untuk mengalahkan Hu Tian Hauw. Tidak mampu membunuh nya tetapi sanggup membuatnya luka dalam parah.
Setelah persiapannya cukup, Hu Tian Hauw melompat ke arah Jay sambil menghantamkan kepalan tangannya yang di lambari Ilmu Tinju Tujuh Luka.
"Mampus kau, bocah keparat..!!!! "
Jay memantapkan kuda-kuda nya dan memapak serangan Hu Tian Hauw dengan telapak tangannya yang bercahaya putih kebiruan. Dan...
Blllllaaaaaaaaaaaaarrrrrrr!!!!!
Ledakan keras terdengar begitu kedua tangan berselimut tenaga dalam beradu. Pakaian Hu Tian Hauw hancur dan tubuhnya terpental ke belakang. Dia langsung muntah darah segar sebelum tak sadarkan diri.
Sementara Jay tersurut mundur hingga sejauh 5 meter jauhnya. Sambil batuk batuk dia berdiri tegak sambil menatap tajam dan berjalan mendekat ke arah Reynold Waseso yang pucat pasi melihat Babah Hu dikalahkan oleh orang Marissa Wijaya.
Di tengah ketakutan nya, Reynold kemudian mengambil pistol yang tersembunyi di pinggangnya. Lalu segera mengacungkan pistol nya ke arah Jay.
"Ja-jangan mendekat! A-aku akan menembak mu! A-aku ti-tidak main-main..! Cepat berhenti...!!! "
"Apa kau pikir bisa menakuti dengan pistol di tangan mu itu hah?! ", Jay tetap bergerak mendekat. Reynold Waseso yang ketakutan langsung menekan pelatuknya.
Doooorrrrrrr!!!
Jay yang memiliki ilmu terawangan sudah tahu kemana arah peluru itu langsung menjatuhkan dirinya ke samping kanan sebelum melesat ke arah Reynold. Dengan cepat ia mencekik leher Reynold sekuat tenaga dan tangan kiri nya mencengkeram lengan kanan Reynold Waseso hingga pistol nya terjatuh. Jay segera menendang pistol itu menjauh ke arah Marissa.
"Mas Jay, jangan membunuh nya..!!! "
Teriakan keras Marissa Wijaya membuat Jay mengendurkan cekikan nya pada Reynold hingga pimpinan Geng Macan Hitam yang hampir mati itu bisa bernafas lagi meski dengan tersengal-sengal.
"Katakan pada ku, siapa orang yang menyuruh mu mencelakai tunangan perempuan itu?!
Jika kau mengatakan nya, aku akan melepaskan mu. Tetapi jika kau berani berdusta, omongan Nona Marissa Wijaya tak akan ku gubris dan bersiaplah untuk mati!! "
"Uhukk uhukk.... Apa kau pikir bisa mengancam ku dengan ini? Kalau aku tidak keluar dari tempat ini hidup-hidup, bisa dipastikan besok akan ada pertumpahan darah di Grup Wijaya hehehehe.. ", Reynold masih juga pongah meskipun dalam keadaan terjepit.
Geram dengan jawaban itu, Jay pun langsung menempeleng wajah Reynold Waseso sekeras-kerasnya.
Plllaaaakkkkkk plllaaaakkkkkk plllaaaakkkkkk!!!
Wajah mulus Reynold Waseso langsung bengkak dan membiru. Salah satu tamparan Jay bahkan membuat bibirnya pecah dan berdarah.
"Aku tak akan berbelas kasih jika kau masih diam! "
Jay bersiap untuk menempeleng wajah Reynold Waseso lagi saat pimpinan Geng Macan Hitam itu mengangkat kedua tangannya.
"A-aku akan bicara.! Aku akan bicara. Jangan pukul lagi, tolong jangan pukul lagi... "
"Sekarang katakan, siapa orang yang menyuruh mu untuk mencelakai tunangan perempuan itu? Jawab..!!! ", bentak Jay keras.
"Itu itu adalah perintah Tuan Besar, pimpinan tertinggi Geng Macan Hitam. Kalau aku tidak melakukannya, ia akan membunuh ku..
Saudara ku, aku sudah mengatakan semuanya, tolong lepaskan aku", ujar Reynold Waseso memelas.
Jay melepaskan cengkeraman tangannya dan tubuh Reynold seperti karung luruh ke lantai rumah Marissa seketika.
"Jika lain kali kalian berani mengganggu perempuan itu lagi, aku tidak akan mengampuni nyawa kalian! Pergi...!! "
Mendengar itu, Reynold Waseso segera berlari terbirit-birit keluar dari tempat itu. Para anak buahnya dengan jalan pincang dan tertatih-tatih termasuk Empat Macan Penjaga segera mengikuti langkah sang majikan. Sebentar kemudian, mereka sudah menghilang dari rumah Marissa Wijaya.
Jay mengepalkan erat tangannya sembari menatap kepergian mereka sambil berkata,
"Tuan Besar, aku pasti akan menemukan mu!! "
semoga dalam naungan perlindungan Tuhan Gusti Allah...
sekarang anaknya raja