"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Puas memanjakan diri, kedua wanita cantik itu memutuskan untuk pulang. Seperti sebelumnya Arabelle mengantar Seren terlebih dahulu.
Karena mengingat stok makanan habis, Arabelle membelokan mobilnya menuju ke arah swalayan.
Wanita itu asyik memilih tanpa sadar jika ada seseorang yang mengikutinya. Saat Arabelle tidak sengaja menjatuhkan makanan yang ia pilih, pria itu datang mengambil dan menyodorkannya pada Arabelle.
"Kau.." tegur Arabelle dengan raut wajah tidak suka.
"Oh, hai Nona. Kita bertemu lagi." balas pria itu dengan wajah yang berseri-seri.
Arabelle memilih untuk mengabaikannya, dia mendorong trolinya ke kasir tanpa mempedulikan suara pria itu yang terus memanggilnya.
"Nona!"
Arabelle tidak menggubrisnya sama sekali.
"Nona, sebelumnya aku minta maaf karena kesan pertama pertemuan kita tidak baik."
"Nona, aku.."
"Tuan, tidak kah anda mengerti kalau saya ini merasa sangat terganggu. Jadi silahkan pergi!" Arabelle tidak habis pikir, pria di hadapannya ini sangat menjengkelkan.
"Aku hanya ingin meminta maaf."
"Fine, saya memaafkan anda." ucap Arabelle ketus, dia langsung meninggalkan pria itu.
Tapi rupanya tak cukup disitu, pria itu malah menunggunya di parkiran. Dan Arabelle lebih memilih untuk pura-pura tidak melihat.
Dan siapa sangka, ternyata sikap Arabelle itu membuat ketertarikan tersendiri. Pria itu malah semakin penasaran padanya.
Dia membiarkan Arabelle pergi, biar saja wanita itu bersikap sesuka hati. Karena lain kali dia tidak akan membiarkan wanita itu mengacuhkannya lagi.
...---...
Sudah lebih dari dua hari tapi Ellard tak kunjung sadar, pria itu masih betah terbaring dengan mata yang terpejam. Sudah seperti orang yang koma saja.
Padahal Arion sudah mengatur ulang pertunangan yang sempat tertunda, tetapi putranya yang tampan itu memilih untuk tetap seperti itu. Ini benar-benar mengherankan, sudah tiga Dokter yang memeriksa dan semua menyatakan Ellard ini baik-baik saja.
Arion sampai meletakan kamera pengintai di kamar Ellard, karena dia kira putranya itu sedang bersandiwara. Tetapi nyatanya meskipun tidak ada orang, Ellard tetap tidak bergerak sama sekali.
"Bagaimana keadaan calon menantuku?" tanya Tuan Lunoxs yang datang berkunjung bersama dengan putri tercintanya.
"Masih tetap sama, Ellard tidak sadarkan diri sampai sekarang."
Tuan Lunoxs terdiam, dia mengikuti langkah kaki Arion yang membawanya masuk ke kamar Ellard. Benar saja, pria yang digadang-gadang akan menjadi calon menantunya itu terbaring lemah di atas ranjang lengkap dengan selang infus yang menempel di punggung tangannya.
Dan ternyata itu berlangsung sampai satu minggu lamanya. Arion dan Tuan Lunoxs membuat janji untuk membicarakan masalah ini.
"Sepertinya kita memang harus menunda semuanya, Ar. Meskipun Ellard sadar, aku ingin dia sehat dulu." putus Tuan Lunoxs.
Dan keesokan harinya, saat Elle datang dan menemani kakaknya yang tidak kunjung sadar itu. Tiba-tiba Ellard menggerakan jari tangannya, Elle bergerak cepat memanggil Arion.
"Kenapa kalian ada di kamarku? Aku masih ngantuk, pergilah!" usir Ellard setelah sadar.
"Ngantuk kau bilang, satu minggu tertidur apa tidak cukup?" kesal Arion karena Elllard seperti tidak menyadari apa yang sudah terjadi.
"Satu minggu? Eh apa ini?" tunjuk Ellard pada selang infus yang masih setia menancap di punggung tangannya.
"Apa kau amnesia?" tanya Elle yang sama-sama bingung.
"Amnesia apa? Aku tidak mengerti!"
Elle dan Arion saling pandang saat melihat reaksi Ellard.
"Sebaiknya kita keluar dulu, Ayah!" ajak Elle.