Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
❤️ Happy Reading ❤️
Sore menjelang yang manandakan jam pulang kantor telah tiba, satu per satu para karyawan sudah mulai keluar dari perusahan untuk pulang...begitu pula Ardi.
Sang presdir saat ini sedang duduk di jok bagian penumpang mobil mewahnya yang masih terparkir di tempat khusus kendaraan miliknya.
Dia sedang duduk manis ambil memainkan ponselnya, sedangkan di kursi pengemudi sudah ada sang asisten setia.
Brak
Selin yang baru tiba langsung saja masuk dan mendudukkan tubuhnya di sebelah sang suami.
''Lama...'' celetuk Ardi.
''Maaf.'' ucap Selin.
Tak taukan pria itu bahwa dirinya harus menunggu para karyawan yang lain pulang, dia harus berjalan mengendap-endap dan memastikan dulu bahwa tak ada yang mencurigainya...sudah seperti maling saja hidupnya saat ini...takut ketahuan.
''Suruh siapa ribet sendiri.'' kata Ardi dengan datar.
''Aku akan jauh lebih ribet jika mereka tau siapa sebenarnya aku.'' sahut Selin dengan kesal. ''Apa kamu gak tau bagaimana para wanita di perusahan mengidolakan kamu dan ingin naik ke ranjangmu.'' sambungnya lebih kesal lagi.
''Tinggal resign saja biar gak ribet...gampangkan.'' ucap Ardi dengan entengnya. ''Aku masih sanggup kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupmu tanpa kamu harus bekerja.'' sambungnya lagi.
''Iya aku tau kalau kamu bisa, tapi apa kamu juga tau bagaimana perjuanganku hingga aku bisa kerja di perusahanmu dan aku juga gak mau menyia-nyiakan ilmu yang telah aku dapatkan dengan sudah payah serta penuh pengorbanan.'' sambungnya lagi dada yang sudah terasa sesak sekarang karena mengingat bagaimana perjuangan hidupnya bersama sang kakak sejak orangtua mereka tiada. ''Kamu belum pernah merasakan bagaimana susahnya hidup tanpa orangtua sesaat usia masih belia.'' kata Selin dengan sendu. ''Aku dan kak Satria harus menekan segala ego...berjuang untuk bisa makan dan sekolah dengan bermodalkan toko milik ayah yang kecil, tak seperti sekarang.'' sambungnya lagi. ''Saat yang lain pergi bermain, berlibur, bisa beli ini itu...aku dan kak Satria hanya bisa mengurus toko untuk kelangsungan hidup kami.'' lanjutnya. ''Saat bekerja...kami juga harus belajar agar terus bisa mendapatkan beasiswa agar beban kami tak terlalu berat.'' imbuhnya dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.
Melihat dan mendengarkan perkataan Selin membuat hati Ardi juga menjadi sakit.
Tanpa pikir panjang, Ardi langsung membawa tubuh yang sedang ringkih itu kedalam pelukannya.
''Maaf...aku gak bermaksud.'' lirih Ardi yang terus memeluk Selin sampai wanita itu tenang.
Bahkan Boby yang ada di depan kemudi pun ikut merasa sedih mendengar penuturan istri dari bosnya.
''Jalan Bob.'' perintah Ardi.
Tak banyak bicara...Boby pun langsung menjalan mobilnya.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Selin kenapa Di?'' tanya mama Mega saat mereka sudah sampai di rumah dan Selin sudah naik duluan ke kamarnya.
''Gak apa-apa ma.'' jawab Ardi.
''Kalian berantem? ada masalah?'' cecar mama Mega.
''Gak ada ma.'' sahut Ardi. ''Aku ke atas dulu ya ma...'' pamit Ardi dan di angguki oleh mama Mega.
Cklek
''Mata aku kelihatan sembab ya?'' tanya Selin yang melihat dirinya dari pantulan cermin rias di kamar mereka.
''Banget.'' sahut Ardi. ''Mama sampai mikir kalau kita berantem.'' sambungnya lagi.
''Maaf ya...aku jadi buat kamu di tuduh mama macem-macem.'' ucap Selin.
''Iya gak apa-apa.'' sahut Ardi. ''Kamu mandi duluan gih...apa mau mandi bareng aja.'' kata Ardi yang menggoda Selin agar wanita itu tak larut dalam kesedihannya.
''Aku pilih mandi sendiri dari pada bareng kamu...bisa panjang durasinya.'' sahut Selin langsung melangkah menuju ke arah kamar mandi. ''O iya terimakasih karena tadi sudah mau mengikuti dramaku di medsos.'' ucap Selin sebelum benar-benar masuk kedalam kamar mandi.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Kenapa kamu gak bilang kalau ada karyawan yang mencemoohmu di perusahan?'' tanya Ardi saat mereka berdua sudah duduk berdua seusai mandi.
''Kok kamu...?'' tanya Selin.
''Aku minta Boby untuk melihat cctv di divisi kamu.'' sahut Ardi.
''Kamu memata-matai aku?'' tanya Selin yang tentu saja merasa curiga.
''Aku gak memata-matai kamu.'' bantah Ardi.
''Lalu itu?'' kata Selin lagi.
''Aku hanya ingin memastikan kalau tidak terjadi apa-apa pada istriku...apalagi di perusahaan milikku sendiri.'' sahut Ardi.
Tok
Tok
Tok
Cklek
''Ada apa?'' tanya Ardi yang sudah membuka pintu kamarnya sebab ada yang mengetuk.
''Maaf tuan muda, ditunggu untuk makan malam.'' kata sang art yang mengetuk pintu kamar Ardi.
''Iya.'' jawab Ardi lalu membalikkan tubuhnya menghadap sang istri.
Selin yang memang mendengar pun langsung berdiri dan menghampiri Ardi untuk turun bersama.
Benar saja...saat mereka berdua turun kebawah yang lainnya sudah duduk di ruang makan, tinggal hanya menunggu mereka berdua saja.
''Mau di suapi mami.'' kata Langit dengan manja sambil memeluk tubuh Selin.
''Iya anak tampannya mami.'' kata Selin yang mengecup puncak kepala Langit dan semua menyaksikan adegan tersebut.
Ardi dan kedua orangtuanya dapat melihat kasih sayang yang terpancar dari diri Selin untuk Langit, bukan hanya sandiwara atau kepura-puraan semata.
''Ayo kita mulai makan malamnya...mama sudah lapar.'' kata mama Mega mengalihkan perhatian.
Dengan sangat telaten Selin menyuapi Langit hingga dirinya sendiri belum makan sesuap pun dan itu tak luput dari pandangan mata Ardi yang sesekali mengamati.
''A...'' kata Ardi menyodorkan satu sendok yang sudah penuh dengan makanan tepat di depan mulut Selin. ''Kamu juga harus makan...'' kata Ardi dan memberi kode dengan matanya untuk Selin menerima suapannya itu.
Ardi memang sengaja mempercepat makannya agar dia dapat melakukan ini ke Selin. Sebab kalau dirinya mengambil alih untuk menyuapi Langit...pasti bocah itu akan menolaknya dengan mentah-mentah.
Tatapan mata Selin terus tertuju pada Ardi saat pria itu menyuapinya.
''Mami di suapi juga.'' kata Langit dengan riang sehingga membuat pandangan mata mereka yang tadinya saling terkunci menjadi terputus.
''Ya kan tangan mami di pakek untuk suapi Langit, jadi papi gantian suapi mami.'' kata Ardi. ''Kasihan mami...kalau kelaparan gimana?'' sambungnya untuk menanggapi perkataan sang putra.
''Iya bener.'' sahut Langit. ''Jadi kita main suap-suapan...'' ujar bocah itu lagi sehingga membuat semua yang ada di sana tersenyum mendengarkan celotehannya.
❤️❤️❤️❤️❤️
Di sinilah mereka saat ini, duduk bersantai di ruang keluarga sambil berbincang untuk mengakrabkan diri seusai makan malam.
''Kalian ini luangkan waktu gitu buat makan siang bersama.'' kata mama Mega, yang berharap dengan semakin sering mereka bersama maka kan semakin cepat menumbuhkan rasa cinta di hati keduanya.
''Kami makan siang bersama ma...'' jawab Ardi. ''Selin itu karyawan Ardi, jadi sangat mudah untuk kami bertemu.'' sambungnya lagi.
''Jadi Selin satu kantor sama kamu Di? kerja di perusahan kita?'' tanya mama Mega.
''Iya mama.'' jawab Ardi.
''Mami...ngantuk...mau bobok di temenin mami.'' rengek Langit yang memang sudah beberapa kali menguap.
''Ayo papi gendong.'' kata Ardi.
''Mau sama mami.'' kata Langit.
''Iya sama mami, tapi ke kamarnya papi gendong...kasihan mami...Langitkan sudah besar.'' bujuk Ardi.
Ardi membawa Langit ke kamarnya, karena bocah itu tak mau lepas dengan sang mami...jadilah mereka tidur bertiga malam ini.